Chapter 11 : Darah Dewa

15 3 1
                                    

Bai Suzhen menggigit buah mata peri, lalu seberkas rasa manis hinggap dalam mulutnya. Setelah memakannya sampai habis, ia langsung merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Xianlong sampai harus membantunya berdiri karena luapan dari energi cahaya buah mata peri mendorong sesuatu yang besar dalam darah Bai Suzhen.

"Kau baik-baik saja?"

Jelas-jelas Bai Suzhen bisa merasakan pertarungan energi yang berlawanan dalam darahnya. Kepalanya terasa pusing. Jantungnya memompa cepat sementara dari dalam perut, Bai Suzhen bisa merasakan energi hitam dari Pusaka Iblis seolah berusahah keluar dari dirinya sendiri.

Seketika Bai Suzhen pingsan dan gejolak dua energi di dalam tubuhnya ribut seperti badai.

Ketika Bai Suzhen pingsan, Xianlong membaringkan gadis itu di bawah batu panjang yang ada di samping pohon mata peri. Para peri di sampingnya berbisik.

"Master, apa yang terjadi padanya? Kenapa dia kelihatan semakin pucat?"

"Apakah dia akan mati? Apakah dia bisa mati?"

Xianlong sedikit tidak fokus. Dia adalah dewa suci yang diturunkan Dewa Shanqi secara langsung untuk menjaga Gunung Kunlun. Di sini ada begitu banyak pohon dan tanaman ajaib. Xianlong juga sudah biasa bicara dengan banyak binatang roh yang bijaksana. Ia mengenali setiap inci energi yang terbang melayang di udara di sekitar gunung. Hanya saja, ketika ia mengangkat tangan dan berusaha membaca kedua energi di dalam tubuh Bai Suzhen, dirinya seketika merasa ragu.

Apakah benar kalau siluman ini adalah keturunan yang pernah dibicarakan para dewa suci sepuluh ribu tahun yang lalu?

Tapi bagaimana bisa?

Tubuh Bai Suzhen seketika bergetar. Sisik-sisik putihnya mulai bermunculan. Xianlong tahu kalau di dalam tubuhnya, gadis itu sedang bertarung. Xianlong mengangkat tangan, mengeluarkan energi dan berdiri di sampingnya untuk mengalirkan energi ke dalam tubuh Bai Suzhen.

"Master, apa yang terjadi?"

"Lihat sisik-sisik itu!"

Ketika mengalirkan kekuatan, Xianlong bisa merasakan energi cahayanya meresap ke dalam kulit Bai Suzhen, mengalir jatuh ke dalam darahnya. Ia merasakan banyak sekali energi cahaya yang bangkit dari tidur. Jantung Bai Suzhen bergemuruh seperti badai. Ketika mencari pusat gemuruh, Xianlong menemukan Pusaka Iblis—sebuah energi hitam menancap di tengah jantungnya. Xianlong memejamkan mata, berusaha menjangkau inti energi itu dan menyentuhnya.

Pusaka itu ternyata sebuah energi ekstensi yang ditanamkan di jantung Bai Suzhen oleh Mo Lushe. Xianlong bisa merasakan energi murni hitam, menyatu dan dengan dominan menguasai darah Bai Suzhen. Di dalam darah banyak sekali inti-inti energi cahaya yang tidur. Xianlong berusaha menggapai lebih banyak energi supaya ia pelan-pelan bisa mencari tahu sendiri.

Pusaka Iblis itu bentuknya seperti mutiara segiempat yang tertanam apik dalam jantungnya. Bentuknya sudah hampir menyatu dengan jantung Bai Suzhen dan ia tidak bisa dilepaskan. Sementara darah energi cahaya yang tertimbun oleh pasokan energi hitam dari Pusaka Iblis sudah lebih mendominasi. Namun, sekarang, ketika Bai Suzhen memakan buah mata peri, energi cahaya itu saling menerjang, memaksa untuk menempati jantung. Berebut tempat dengan Pusaka Iblis yang sudah menjadi inti kekuatan Bai Suzhen sekarang.

Seolah-olah, kedua energi itu saling tarik menarik.

"Gawat," gumam Xianlong ketika ia melepaskan energi. Para peri berkumpul mendekat. Tubuh Bai Suzhen masih bergetar. Sisik-sisiknya tumbuh. Perlawanan semakin keras.

"Apa yang terjadi, Master?"

"Dia bisa mati kalau kedua energi di dalam tubuhnya terus saling berebut kekuasaan," jawab Xianlong.

Romance Between the White Snake and the PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang