Chapter 9 : Lima Penjaga Segel Alam Perbatasan

11 1 0
                                    

"Gawat, kita hanya berpura-pura mengatakan kalau Bai Suzhen tidak ada di sini. Siapa yang bisa menjamin? Ayo, cepat cari iblis itu. Kemungkinan dia ada di sekitar sini, kita tidak boleh lengah."

Setelah Hei Suzhen pergi, Dewa Shutian menyuruh keempat penjaga lainnya terbang kembali ke istana. Aula Kristal Giok adalah aula utama yang lebar dengan lantai kaca bening terbuat dari awan. Pilar-pilar putih menyanggah langit biru berlapis kristal. Di atas aula, sinar matahari tidak langsung menyorot ke dalam aula. Ditahan gumpalan kabut awan, cahaya matahari yang cerah jatuh lembut di sekitar ruang Aula Kristal Giok. Dinding-dinding putihnya terpoles bagai giok yang halus.

Mereka berjalan cepat ke dalam istana yang penuh penjagaan lalu berlutut di depan Jenderal Langit—Denglai. Denglai duduk di kursi kosong besar yang pinggirannya terbuat dari keemasan. Ia lantas berdiri ketika melihat kelima dewa penjaga berjalan memasuki Aula Kristal Giok dengan terburu-buru.

Jubah dan ujung pakaian mereka menyentuh lantai seiring memberi hormat.

"Jenderal Langit, segel perbatasan disobek oleh Hei Suzhen. Salah satu siluman ular pelindung Mo Lushe. Ia bilang kalau saudaranya, Bai Suzhen, jatuh ke Istana Giok dan ia hendak mencarinya karena Bai Suzhen membawa sebuah pusaka penting. Kami rasa mereka ada konflik internal di Tanah Iblis." Dewa Wangtian melapor. Ia merapatkan pedangnya ke pinggang selagi bersujud.

Seorang pria dalam balutan sutra biru dan mengenakan jubah panjang berwarna putih duduk di sebelah kursi Kaisar. Rambutnya putih dan ia mengenakan tali rambut berwarna hijau dengan bentuk meliuk. Tatapannya kaku tanpa senyum menyambut kelima dewa penjaga.

Sebelum Denglai bangkit, ia mengernyitkan alisnya menatap kelima dewa lurus. "Lalu dia mundur begitu saja setelah memberitahu ini?"

"Benar." Dewa Langtian yang memegang timbangan menjawab tegas.

"Kita sama-sama tahu, sejak dua puluh lima tahun yang lalu, Mo Lushe memberi kabar ke Tanah Cahaya dan Kaisar Langit bahwa ia memiliki murid sekaligus pelindung utamanya yang adalah siluman ular. Mereka memang tidak pernah turun dari Tanah Iblis, tapi jatuh ke Istana Giok? Bagaimana mereka beranggapan kalau segel perbatasan kita tidak mampu menahan iblis seperti Bai Suzhen?"

Selama Kaisar Langit—Yu Huang, berkultivasi tertutup dan jarang menampakkan wajahnya di aula, Jenderal Denglai adalah penggantinya. Beberapa kali dalam seminggu Kaisar Yu Huang yang menjaga. Jenderal Denglai sudah seperti orang kepercayaan Kaisar melebihi putranya sendiri.

"Jenderal, segel memang kuat. Dan seharusnya Bai Suzhen tidak ada di istana. Tapi... tidak ada yang tidak mungkin. Jika kita bisa mengantisipasi kehadiran Bai Suzhen dan mencari tanda keberadaan iblis itu di sekitar istana, harusnya itu menenangkan kami," sahut Dewa Youtian. Tali emas mengelilingi lengannya. Ia berujar sambil menunduk memberi hormat.

Jenderal Denglai merasa sarannya benar. Tapi sedari tadi berjaga di sekitar aula, ia tidak merasakan aura iblis atau aura mencekam apapun dari luar. Bahkan tidak ada guncangan heboh dari suatu energi yang menabrak dinding segel perbatasan. Jika pun ada, Denglai pasti sudah merasakannya. Ia sudah lebih dari dua ribu tahun menjadi penjaga Istana Giok. Tidak mungkin ia melewatkan yang satu ini.

"Baiklah. Mari kita cari coba kerahkan pasukan untuk waspada dan menyelidiki ini," jawab Denglai setengah ragu.

"Terima kasih, Jenderal. Lalu, apa kau akan memberitahu Kaisar Langit soal ini nanti?" tanya Dewa Shutian yang memegang selalu memegang buku.

"Tentu. Seharusnya sebentar lagi dia selesai berkultivasi. Aku akan mengundangnya keluar selagi kalian mengerahkan pasukan istana untuk menyelidikinya."

"Baik, Jenderal." Setelah melaporkan itu, Wuxian—kelima dewa tadi keluar dari aula.

Di aula, Denglai memanggil salah satu komandan yang berjaga di sampingnya. "Selidiki masalah internal yang terjadi di Tanah Iblis. Sudah hampir dua puluh lima tahun kita tidak mendapat kabar apapun dari sana. Tidak mungkin siluman Hei Suzhen masuk kemari hanya karena alasan konyol itu."

Romance Between the White Snake and the PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang