Chapter 14 : Pusaka Iblis

10 2 0
                                    

"Kau jangan sembarang bicara!" Bai Suzhen bangkit dari tempatnya duduk lalu berdiri sedikit menjauhi Xianlong. Pria itu ikut berdiri dan menatapnya tenang. Para peri melayang di sekitar pundaknya.

Bai Suzhen menyentuh dan meraba-raba sekitar jantungnya. Berusaha menjangkau detak suara Pusaka Iblis yang biasanya memompa keberanian dan kekuatannya. Ia terdiam dan berusaha mendengarkan, namun aura energi Pusaka Iblis jauh terdengar. Seolah sudah ditutupi sesuatu.

"Kau melakukan sesuatu padaku! Buah itu—itu bukan buah untuk memulihkan tenagaku, kan? Itu buah untuk menghancurkan Pusaka Iblisku—"

Dengan tenang, Xianlong mengangkat tangan, menyuruh Bai Suzhen berhenti sejenak. "Bukankah kubilang padamu? Buah Mata Peri adalah buah untuk memulihkan tenaga energi cahaya. Kau sendiri yang menyetujui untuk mencobanya. Efek dari buah itu sendiri yang membuat energi cahaya dari tubuhmu yang pulih."

Kerut cemas memenuhi wajah Bai Suzhen. Tidak mungkin. Kalaupun energi cahayanya pulih, memang Pusaka Iblisnya bisa selemah ini? Apakah karena energi cahaya yang selama ini memenuhi darahnya memang lebih kuat dibanding Pusaka Iblis? Tapi kalau benar begitu, kenapa Mo Lushe tidak membunuhnya langsung? Ia adalah sebuah ancaman bagi Tanah Iblis.

"Lalu efek itu juga yang membuat Pusaka Iblisku melemah?" Bai Suzhen menatap tajam dan menunjuk hidung Xianlong. "Sejak awal kau memang mau menyerahkanku kepada Dewa Taiyang! Dasar dewa licik—"

Xianlong mengayunkan sebelah tangan lalu seberkas sinar melayang di udara. Bertepatan dengan itu, Pusaka Iblis di jantung berdetak. Bai Suzhen tersungkur jatuh karena sentakan tiba-tiba itu. Rasanya sedikit ngilu. Xianlong ikut berjongkok, memapah Bai Suzhen.

"Apa... apa yang kau lakukan?" lirih Bai Suzhen.

Sebelum menjawab, Xianlong menghela napas pelan. Para peri di sekitarnya sibuk berseru-seru.

"Master itu menyelamatkanmu tahu! Energi cahaya yang ada dalam darahmu sendiri yang tadinya mau memusnahkan Pusaka Iblis di jantungmu!"

"Benar! Kalau bukan Master yang membuat segel pertahanan dan keseimbangan di dalam jantung dan darahmu, mungkin kau sudah mati sekarang!"

"Siluman setengah dewa, terimalah takdirmu yang memang seperti itu, untuk apa menolak. Cih."

Mendengar ocehan para peri, Bai Suzhen jadi kian geram. Ia mengentak, hendak menyerang dengan satu tangan, tapi jantungnya seketika berdetak lagi. Seolah meyakinkan kalau apa yang dikatakan para peri tadi benar.

Bai Suzhen melirik tajam ke arah Xianlong dan mendorongnya menjauh. Xianlong sedikit terlempar ke belakang, tapi ia tidak marah.

"Apapun yang kau lakukan, itu bukan sesuatu yang benar." Bai Suzhen bangkit susah payah, menahan jantungnya yang terasa nyeri. Efek dari Segel Keseimbangan yang dibuat Xianlong sedikit membuatnya tidak terbiasa.

"Lalu apa yang menurutmu benar?" tanya Xianlong sambil bangkit berdiri dan mengeringkan bajunya yang terkena tanah berair di sekitar pohon. Seberkas sinar biru keunguan dari Pohon Mata Peri masih menerangi sebagian dinding gua. Bai Suzhen menatap Xianlong kebingungan.

"Pusaka Iblis tidak perlu kau segel! Buat apa kau menekan kekuatannya hanya untuk energi cahaya dalam darahku pulih? Aku tidak butuh energi cahaya! Kau seharusnya bisa memisahkan dan mengeluarkan energi cahay—"

"Kalau aku bisa melakukannya, aku akan melakukannya. Tapi kenyataannya, darahmu seluruhnya dialiri oleh energi cahaya. Tidak ada inti energi cahaya yang bisa kukendalikan. Jika kau mengangkat semua energi cahaya dalam darahmu, kau bisa mati. Kau benar-benar seperti sesosok dewa yang lahir dan diberkahi energi tersebut. Sementara Pusaka Iblis? Ia hanyalah energi ekstensi yang menempel bersama darah energi cahaya. Dalam kata lain, Pusaka Iblis-lah yang sebenarnya menumpang pada darah energi cahaya."

Romance Between the White Snake and the PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang