4. Rumah Ini

410 28 0
                                    

"Ini taman, biasanya setiap bulan ada acara di tempat ini. Misal arisan mama, rapat kerja Abisaka, atau teman-teman kakak yang datang buat barbeque. Pokoknya tempat ini paling sibuk." Resvan duduk di kursi dan melihat luasnya taman di rumah mereka.

"Wahhh... Semua orang sibuk ya kak? Kalau aku? Apa aku juga undang teman aku datang kesini?" Tanya Diana penasaran seperti apa dia dulu dengan teman-temannya.

"Kalau kamu biasanya cuma di kamar, kamu jarang buat acara di rumah."

Diana menatap Resvan dan melihat berbagai bunga di taman ini. Apa dulu dia begitu tertutup? Diana duduk di samping Resvan, mungkin itu sebabnya dia tidak memiliki teman dekat. Diana menganggukkan kepalanya, pasti begitu.

"Kak, dulu aku kayak gimana?" Tanya Diana ingin tahu.

"Kamu... Kamu dulu anak baik, rajin bantu mama, pintar, apalagi ya..."

"Bukan, maksudku apa aku dulu emang nggak punya teman ya kak?" Diana memainkan jarinya.

"Hmm... Iya." Resvan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Pantas aja nggak ada yang datang jenguk aku. Jadi aku nggak penasaran lagi, aku cuma mau tahu itu kok kak! Makasih ya udah jujur. Sekarang aku mau punya banyak teman tapi kan aku nggak ingat apa-apa. Jadi teman pertama aku, Kak Resvan. Kak Resvan mau kan jadi teman pertama aku?" Diana tersenyum pada kakak keduanya.

Resvan tersenyum kecil dan mengusap kepala Diana. Mana mungkin dia bisa menolaknya?

"Kita teman sekarang! Kalau kamu butuh apapun beritahu kakak."

"Oke! Kalau kakak juga butuh sesuatu beritahu aku juga ya! Walau aku nggak bisa apa-apa tapi mungkin aja aku bisa bantu kakak."

"Diana!"

"Hmm?"

"Makasih ya udah mau jadi teman kakak!" Resvan menarik bahu Diana untuk dipeluknya.

"Harusnya kan aku yang bilang! Kenapa kakak? Tapi sama-sama." Diana memeluk Resvan.

Sekarang dia tidak akan sungkan untuk meminta sesuatu pada Resvan. Resvan adalah kakaknya juga temannya. Dibandingkan dengan Abisaka, dia masih merasa sangat sungkan para kakak pertamanya itu. Mungkin karena umur mereka yang jauh juga sikap Abisaka. Diana tahu Abisaka tidak benar-benar bersikap seperti seorang kakak atau keluarga yang harmonis. Bahkan sering kali Diana merasa Abisaka terlalu menjaga jarak dengannya.

"Besok kakak ada acara?" Tanya Diana ingin tahu.

"Besok? Kakak ada kelas, kenapa?"

"Yahh... Aku mau jalan-jalan keluar. Jadi kakak bisanya kapan ajak aku jalan-jalan keluar?"

"Besok sore gimana?"

"Oke! Besok sore ya! Awas kalau kakak kayak Kak Abi! Aku nggak suka dibohongin!" Diana melepaskan pelukannya.

Abisaka sudah menipunya jadi akan sulit untuk percaya pada laki-laki itu.

"Kakak itu beda sama Abisaka! Kamu bisa percaya sama kakak, besok antar kamu jalan-jalan ke daerah ini."

"Siap, sayang Kak Resvan!" Diana tersenyum senang.

Akhirnya dia bisa tahu daerah ini juga. Dia sangat penasaran terutama taman yang indah waktu masuk ke daerah perumahannya. Dia sangat ingin pergi ke tempat itu.

"Ayo masuk! Malam ini ada acara penting buat kamu!"

💗💗💗

"Ayolah, Abi! Kamu nggak mau makan siang sama aku?" Seorang wanita duduk di meja kerja Abisaka.

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang