15. Selamat Pagi

183 19 0
                                    

"Kakak! Bangun! Bangun!!" Teriak Diana melompat-lompat di atas kasur Resvan.

Resvan menghela nafas, harusnya dia tidak mengiyakan ajakan adiknya pergi joging. Dia bangkit pelan dan melihat Diana yang telah siap dengan pakaian untuk lari di pagi yang cerah ini.

"Cepat bangun! Cuci muka! Aku siap nih! Ayo! Ayo!"

"Hah... Tunggu 15 menit!"

"Nggak! Nanti kakak tidur lagi! Ayo-ayo! Bangun!" Teriak Diana keras.

Resvan tersenyum miris, padahal dia ingin tidur di hari liburnya ini. Kenapa dia juga harus memberi saran untuk Diana berolahraga? Resvan berjalan pelan menuju kamar mandi. Nanti juga adiknya lelah sendiri.

"Kak Abi juga nggak ya? Bangunin deh!" Diana melompat dan berlari menuju kamar Abisaka.

Tapi sebelum dia membuka pintu, Abisaka muncul dengan wajah bantalnya.

"Kenapa teriak pagi-pagi?" Tanya Abisaka pada Diana.

"Ohh... Kakak udah bangun? Aku mau joging sama Kak Resvan, mau ikut nggak?"

"Joging?"

"Iya! Mumpung libur kan? Kakak harus sehat juga sama kayak aku! Aku udah siap nih, kalau kakak mau ikut aku tunggu lima menit! Okey!" Diana tersenyum dan berlari lagi menuju kamar Resvan.

"Joging?" Abisaka tersenyum dan menutup pintu kamarnya.

Tidak buruk juga untuk berolahraga di hari libur ini. Dia juga butuh hiburan menyenangkan!

"Pfttt..."

💗💗💗

"Hah... Hah..."

"Ayo lari!" Resvan masih begitu bersemangat untuk lari pagi.

Dia mengincar makanan di depan sana tapi sepertinya Diana sudah lelah mental dan fisik. Diana berhenti dan mengusap wajahnya yang berkeringat. Dia lelah! Sangat lelah! Abisaka menutup mulutnya melihat Diana yang seperti ikan kekurangan air.

"Capek?" Tanya Abisaka pada Diana.

"Iya! Istirahat dulu ya?" Pinta Diana bergerak ke tepi jalan.

"Masa gitu aja capek? Ini baru sebentar, tahu gitu nggak usah joging!" Resvan merentangkan tangannya dan melakukan pemanasan.

"Hah... Aku mana tahu kalau joging kayak gini. Kalian juga larinya kecepatan tahu! Aku nggak bisa! Hah... Haus! Kak, minum!" Pinta Diana melihat kedua kakaknya yang masih terlihat biasa saja.

Berbeda dengannya yang seperti ikan butuh air. Apa dia kembali saja ke rumah?

"Kita beli aja di depan. Disana banyak makanan, mau saya gendong?" Tawar Abisaka.

"Udah gedong aja! Nanti malah pingsan, aku tunggu di depan sana!" Resvan berlari lagi tanpa lelah.

"Sini!" Abisaka menunduk di depan Diana.

"Tapi aku berat! Mau masih gendong? Kata kakak aku gendut, nanti kakak ngeluh lagi!"

"Ayo naik! Nanti saya diam!" Abisaka menutup mulutnya rapat-rapat.

"Bener ya!" Diana naik pelan ke punggung Abisaka.

Dia harap Abisaka tidak berkomentar banyak tentang berat badannya lagi. Abisaka tersenyum dan menggendong Diana di belakangnya. Bohong jika Diana itu gendut, dia hanya ingin menjahili gadis di belakangnya saja. Entahlah dia sangat suka melihat wajah marah Diana.

"Aduhh, kamu berat!" Keluh Abisaka.

"Tuh kan! Turunin aku aja! Kakak ini nyebelin banget, tahu gitu nggak usah gendong aku!"

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang