10. Belajar

268 24 0
                                    

"G...a...j...a...h... Gajah! Benar kan pak?" Tanya Diana pada Arjuna.

"Ini bukan h tapi b. H seperti ini!" Arjuna mencontohkan lagi bagaimana cara menulis huruf h.

Diana menganggukkan kepalanya paham, jadi itu h? Pantas saja dia merasa aneh menulis gajah tadi. Diana mengulanginya lagi sampai dia menulis dengan benar.

"Inikan, gajah!" Diana tersenyum memamerkan tulisan pertamanya.

"Bagus, coba yang lain."

"Lumba-lumba, L...u...m...b...a...l...u...m...b...a! Kalau ini?" Tanya Diana.

"Ini d bukan b!"

"Salah lagi?" Diana tersenyum kecut, kenapa dia selalu salah dan salah?

"Untuk hari pertama, kamu sudah sudah baik Diana. Kamu hanya perlu mencoba lagi. Saya yakin kamu bisa." Arjuna tersenyum ramah.

Diana mengangguk dengan tersenyum, dia akan belajar dengan serius sampai dia bisa kembali seperti dulu lagi. Tulisannya juga tidak buruk. Berbeda saat dia mengetik di handphone, entah kenapa dia bisa melakukannya dengan benar. Atau karena dia melakukannya dengan tangan langsung sampai otaknya tidak tahu harus bagaimana? Diana menggaruk dagunya. Coba nama dia sendiri.

"D..."

'Aliya'

"A...l...i...y...a! Aliya!" Diana tersenyum melihat nama di kertasnya.

"Aliya? Siapa Aliya?" Arjuna melirik Diana.

"Aliya? Itu... Siapa? Hah, kan aku mau tulis namaku kenapa nama orang lain.  D...i...a...n...a, Diana!" Ini baru betul.

"Apa itu nama teman kamu?" Tanya Arjuna melihat nama Aliya.

"Nggak tahu! Mungkin iya. Pak, ini benar kan? Diana? Diana Ramaya?" Tanya Diana.

"Benar, kerja bagus!" Arjuna menepuk kepala Diana pelan.

Diana menulis lagi nama satu persatu keluarganya. Dia harus bisa melakukannya dengan baik. Tentu saja karena itu nama keluarganya sendiri. Mana mungkin dia lupa. Roselia, Abisaka, Resvan, dan...

'Annisa, Halimah, Nurkholis...'

Diana mengerjapkan matanya, dia melihat sekitar dan menatap kertas didepannya. Kenapa dia menulis nama orang lain lagi? Siapa mereka? Kenapa dia tidak menulis nama keluarganya justru nama orang lain?

"Ada apa?" Tanya Arjuna.

"Nggak pak!" Diana meremas kertasnya dan mencari kertas baru.

Kenapa dengannya?

💗💗💗

"Tugas kemarin sudah aku kirim!"

"Tumben! Biasanya kamu molor!" Seorang laki-laki tertawa melihat Resvan yang menjadi begitu bersemangat untuk menyelesaikan tugasnya.

"Iya, lagi kenapa? Dapat cewek baru?" Tanya salah satu temannya.

Resvan menggelengkan kepalanya dan melihat layar handphonenya. Apa adiknya baik-baik saja di rumah bersama guru barunya? Dia khawatir jika Diana melakukan kesalahan dan membuat gurunya marah besar. Dia harus cepat pulang tapi keadaannya begitu sibuk sekarang.

"Kayaknya dapat cewek baru! Siapa?" Tanya temannya ingin tahu.

"Siapa yang dapat cewek baru?" Tanya seseorang menghampiri mereka.

Semua orang diam melihat orang itu duduk di samping Resvan. Mereka tidak ada yang berani bicara.

"Kamu dapat cewek baru?" Tanya orang itu lagi tapi kepada Resvan didekatnya.

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang