31. Pulang Ke Rumah

167 22 0
                                    

Sepanjang perjalanan Aliya hanya diam melihat jalanan menuju rumahnya. Dia hanya ingin pulang ke rumah. Hanya itu. Aliya bangkit dan melihat sebuah rumah sederhana milik keluarganya. Dia sangat merindukan rumahnya. Begitu rindu. Berapa lama dia pergi meninggalkan mereka?

"Mas Abi! Terima kasih untuk semuanya, saya tetap akan bayar hutang saya sama keluarga Mas Abi. Walaupun lama, tapi saya tetap akan bayar! Mas tenang aja ya!"

"Hmm!"

"Mas mau mampir ke dalam?"

"Nggak usah! Saya mau pulang!"

"Saya pamit mas, assalamualaikum!" Aliya membuka pintu pelan.

"Wallaikumsalam!" Abisaka menutup matanya rapat-rapat saat pintu tertutup.

Aliya pergi! Gadis itu pergi!

Aliya tersenyum dan berjalan begitu cepat menuju rumahnya. Dia pulang! Dia pulang kembali ke rumahnya!

"Assalamualaikum! Umi! Abi! Annisa!" Teriak Aliya keras.

"Wallaikumsalam! Hah... Mbak Aliya? Ya Allah! Abi! Umi! Mbak Aliya pulang! Umi! Abi!" Teriak Annisa histeris.

"Dek?" Aliya berlari dan memeluk adiknya begitu erat.

Dia sangat merindukan adiknya ini, sangat. Sepasang suami istri keluar dari rumah dengan begitu terburu-buru. Mereka berlari cepat dan memeluk Aliya yang telah kembali pulang setelah berminggu-minggu pergi.

"Nduk! Kamu pulang! Hiskkk..." Halimah memeluk anaknya begitu erat seakan tidak mau pergi meninggalkannya.

"Hiskkk..." Nurkholis hanya bisa menangisi anaknya yang pulang ke rumah mereka lagi.

"Hiskkk... Maafin Aliya! Aliya buat kalian semua khawatir! Maaf!" Aliya tidak akan lagi membuat keluarganya khawatir.

Tidak akan lagi!

Abisaka melihat mereka dari mobilnya. Apakah keputusannya tepat meninggalkan Aliya di rumahnya sendiri? Abisaka menunduk dalam, ini salahnya. Semua ini karena keegoisannya. Harusnya sejak awal dia tidak seperti itu kepada Aliya. Harusnya dia menolongnya saja tanpa harus membuatnya tinggal di rumahnya. Karena Abisaka justru membuat hatinya jatuh cinta kepada gadis itu.

"Maafin saya Al! Saya salah sama kamu! Maafin saya!"

💗💗💗

"Mbak nggak akan pergi lagi kan?" Tanya Annisa kepada Aliya.

"Nggak! Tapi mbak harus kerja, mbak masih punya hutang sama Keluarga Ramaya. Mbak harus bayar semuanya dek!" Aliya mengusap kepala adiknya.

"Berapa itu nduk?" Tanya Halimah ingin tahu.

"500 juta! Tapi biar Aliya yang bayar semua itu. Abi sama Umi nggak perlu khawatir sama Aliya. Fokus aja sama Annisa. Annisa kan masih harus sekolah sama kuliah nanti! Aliya yakin bisa bayar semuanya. Pasti Allah kasih jalan!"

Aliya tidak ingin keluarganya menanggung beban lebih berat lagi. Uang itu akan Aliya cari bagaimanapun caranya. Aliya melihat tangannya sendiri, dia harus mencari pekerjaan yang lebih menghasilkan banyak uang. Dia harus segera mencarinya. Tapi dia harus memberitahu Arjuna lebih dulu dan berterima kasih kepadanya. Aliya ingin menjauhi mereka semua demi dirinya juga mereka agar tidak terkena masalah seperti hari ini.

"500 juta? Apa kamu yakin?" Tanya Nurkholis kepada anaknya.

"Yakin Bi! Doain Aliya aja! Pasti Aliya bisa bayar semuanya!" Aliya tersenyum dan mengeratkan tangannya.

Dia akan melakukan apapun itu!

💗💗💗

"Hiskkk... Aliya mana? Aliya mana?" Tanya Roselia melihat Abisaka yang datang sendirian.

"Dia pulang ma!"

"Bawa dia kesini! Mama nggak bisa kehilangan anak mama lagi! Bawa dia kesini lagi!" Pinta Roselia.

"Ma!" Resvan memeluk mamanya.

Dia sudah tahu apa yang terjadi dari Budhe Siti. Dia tidak menyangka Aliya akan pergi dari rumah ini. Bahkan Abisaka yang mengantarkannya pulang. Resvan juga sedih tahu adik kecilnya pergi. Dia juga tidak mau tapi semuanya telah terjadi.

"Apa? Jadi dia pulang?" Tanya Enzo.

"Iya! Dia pulang!" Abisaka berjalan gontai menuju kamarnya.

Semuanya sudah diputuskan, dia harus merelakan Aliya pergi. Hanya itu yang bisa dia lakukan walau semua orang pasti akan merasa kehilangan gadis itu.

Enzo menatap semua orang, dia memang ingin Aliya segera pergi dari keluarga ini. Sejak awal dia hanya ingin Aliya mengambil hati Abisaka dan meninggalkannya seperti ini. Tentu saja dia akan sangat senang melihat Abisaka yang terpuruk kehilangan seseorang yang dia cintai. Enzo tersenyum puas, bukankah ini akan jadi rada sakit yang sama ketika dia kehilangan Diana? Maka Enzo akan senang hati melihat kesedihan Abisaka.

Abisaka membuka pintu kamarnya dan menunduk dalam.

"Hiskk... Maafin saya Al! Maafin saya! Hiskk... Saya nggak bisa kehilangan kamu Al! Saya nggak bisa! Saya harus apa Al? Saya suka sama kamu! Tapi saya punya banyak salah! Maaf! Maaf!"

💗💗💗

Aliya menatap ke luar jendela dan menimang-nimang handphonenya. Bahkan handphone ini Abisaka yang membelikannya. Aliya begitu berhutang kepada keluarga itu terutama Abisaka. Apakah keputusannya tepat untuk kembali? Kenapa dadanya begitu sakit seperti ini?

"Hah!"

Mas Juna
Kamu dimana?
Katanya kamu sudah pulang ke rumah, apa itu benar?

Aliya
Iya, mas.
Maaf nggak kabari Mas Juna, saya pulangnya juga mendadak.
Gimana soal Mbak Clara?

Mas Juna
Nggak apa-apa Al, saya malah senang tahu kami udah pulang ke rumah kamu sendiri.
Soal Clara, kami semua memilih jalur damai. Yang saya dengar, orantuanya kirim dia ke luar negeri.

Aliya
Syukur deh mas kalau gitu, saya khawatir kalau Mbak Clara berurusan sama polisi.
Oh iya mas, sebenarnya saya mau pamit juga sama Mas Juna.
Saya nggak bisa kerja lagi di tempatnya Mas Juna.

Mas Juna
Kenapa Al?

Aliya
Saya mau kerja di tempat saudara saya aja mas.
Saya mau ucapin terima kasih sama Mas Juna yang udah bantu saya banyak banget sampai saya nggak tahu harus balas apa ke Mas Juna.
Tapi kalau Mas Butuh apa-apa, insyaallah saya bantu!

Mas Juna
Tapi kita masih bisa ketemu kan Al?
Saya kirim gaji kamu juga ya!

Aliya
Soal gaji nggak usah mas, toh saya cuma beberapa hari kerja. Saya titip salam untuk Fariz.
Kalau Mas Juna mau ketemu saya, ya boleh-boleh aja mas.
Saya masih di Yogyakarta!

Mas Juna
Saya senang masih bisa ketemu kamu lagi!
Jaga diri kamu ya Al!
Kapan-kapan saya akan kesana.

Aliya
Mas Juna juga!

Aliya tersenyum dan memegangi handphonenya begitu erat. Dia akan memulai hidupnya lagi dari awal. Dia akan memulainya menjalani hidupnya lagi sebagai Aliya Cahaya Dewi bukan Diana Ramaya. Meski begitu, dia tidak akan lupa tentang matanya ini. Mata milik Diana. Aliya akan menjaganya baik-baik.

"Terimakasih Diana! Terima kasih banyak!"

💗💗💗

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang