19. Ingatan Muncul

265 27 0
                                    

"Saya lihat kamu sudah lancar untuk menulis dan menghitung. Sepertinya kamu sudah tidak butuh saya lagi!" Arjuna melihat hasil kerja Diana.

Diana hanya diam menatap kumpulan buku di meja. Pikirannya berkenalan entah kenapa. Arjuna menatap Diana dan menepuk pundak gadis didepannya.

"Diana?"

"Diana?"

"Eh... Iya pak?"

"Kamu kenapa?" Tanya Arjuna.

"Nggak!" Diana tersenyum simpul.

Dia menghembuskan nafas panjang dan melirik Arjuna. Sebenarnya dia sedang memikirkan banyak hal dikepalanya. Seminggu ini dia selalu dihantui mimpi-mimpi aneh tapi saat dia bercerita dengan Resvan atau Abisaka. Mereka menyuruhnya untuk mengabaikan mimpi itu. Hanya saja Diana tidak bisa melakukannya. Perasaannya menjadi aneh sangat mengingat mimpi-mimpi itu.

"Ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Arjuna lagi.

"Itu... Akhir-akhir ini saya sering mimpi aneh, mimpinya sih beda-beda tapi orang-orangnya sama. Ada anak SMA namanya Annisa, ada laki-laki yang sering dipanggil Abi juga perempuan yang sering dipanggil Umi. Juga ada seorang perempuan yang mirip banget sama saya namanya Aliya. Saya nggak tahu harus apa. Mimpinya rasanya nyata banget sampai saya takut setiap malam. Artinya itu apa ya pak?" Tanya Diana pada Arjuna.

"Kamu tahu tentang ingatan dan kenangan?" Tanya Arjuna menatap Diana.

"Ingatan dan kenangan?"

"Terkadang mimpi bukan hanya bunga tidur tapi sebuah ingatan yang kamu kenang dan menjadi mimpi yang kamu impikan. Bisa saja mimpi-mimpi itu datang untuk kamu ingat."

"Mimpi untuk di ingat?" Diana terdiam dan memegangi kepalanya yang berdenyut lagi.

'Hahaha... Kejar aku dek!'

'Mbak Aliya nggak usah lari-lari nanti jatuh! Tungguin aku!'

'Hahaha...'

Diana memegangi kepalanya dan mencengkramnya kuat-kuat. Siapa Aliya itu? Siapa mereka yang ingin dia ingat? Siapa mereka semua yang selalu datang tiba-tiba?

"Diana?"

"Kepala saya sakit!"

"Jangan terlalu dipaksakan! Biarkan mimpi-mimpi itu datang perlahan. Suatu saat nanti kamu juga akan tahu siapa mereka!"

💗💗💗

"Ma!"

"Iya sayang?" Roselia sibuk menanam bunga-bunga di taman.

Diana memainkan tangannya dan melihat mamanya disana. Apakah dia bisa jujur pada mamanya? Diana menggigit bibirnya takut, takut jika dia dianggap gila atau semacamnya. Tapi dia sangat ingin tahu. Apakah orang-orang itu saudaranya?

"Aku mau tanya!"

"Tanya? Tanya apa?"

"Apa aku punya saudara namanya Aliya yang mirip sama aku?" Tanya Diana.

"Aliya?"

"Iya! Mungkin saudara dari papa. Atau mama kenal sama orang namanya Aliya? Annisa? Mungkin."

"Mama nggak kenal! Papa kamu juga nggak punya saudara yang namanya Aliya atau Annisa. Kenapa?" Tanya Roselia melihat anaknya.

"Gitu ya!" Diana menganggukkan kepalanya.

Siapa mereka jika bukan saudaranya? Apakah mereka seseorang yang dia kenal? Diana harus menunggu lagi sama seperti kata Arjuna. Biarkan mimpi-mimpi itu datang perlahan karena mungkin saja dia akan mengingat mereka suatu saat nanti. Diana tersenyum dan bangkit membantu mamanya menanam bunga. Dia akan mencari tahu jika mimpi-mimpi itu muncul lagi.

💗💗💗

"Apa?"

"Kamu nggak bisa batalin pertunangan kita Abi!" Clara mengikuti Abisaka dari belakang.

"Apa kamu lupa apa yang sudah kami lakukan kepada adik saya? Hah? Karena keluarga kamu! Karena kamu yang tiba-tiba menjodohkan adik saya, Diana harus pergi meninggalkan kita semua. Apa kamu lupa?" Teriak Abisaka sampai semua orang melihat mereka.

Ryan menunduk tidak berani untuk melihat atasannya yang sangat marah apalagi menyangkut tentang adiknya. Clara mengepalkan tangannya kuat-kuat, ini bukan salahnya membuat Diana pergi. Dia hanya memberitahu saja jika akan lebih baik Diana menikah dengan orang kaya. Itu saja.

"Itu bukan aku!"

"Bukan salah kamu? Kenapa saat itu kamu bilang sama dia? Hah? Kamu kakaknya? Bukan! Kamu bukan siapa-siapa di keluarga saya! Setelah apa yang kamu lakukan, kamu kira saya bisa memanfaatkan keluarga kamu? Kamu yang telah merenggut nyawa adik saya! Kamu yang buat dia meninggal dunia! Karena kamu..." Abisaka menatap Clara penuh kemarahan.

"Tapi itu bukan salah aku! Aku cuma kasih saran, dia sendiri yang salah paham! Jadi bukan salah aku kalau dia..."

"Pergi! Pergi dari hadapan saya!" Teriak Abisaka.

"Ck... Itu bukan salah aku Abi! Kamu masih tunangan aku!" Clara mencoba meraih tangan Abisaka tapi Abisaka mundur dan menghindari sentuhan apapun dari Clara.

Dia jijik pada seseorang yang telah membuat adiknya pergi untuk selama-lamanya. Abisaka mengepalkan tangannya untuk tidak memukul Clara.

"Kalau kamu masih menginjakkan kaki di tempat ini! Jangan salahkan saya buat seret kamu pergi! Satpam! Bawa dia pergi, mulai saat ini dia tidak bisa datang ke tempat ini lagi! Jika saya tahu dia datang, kalian akan saya pecat!" Abisaka melangkah pergi diikuti Ryan.

Dia tidak akan pernah memaafkan siapapun! Bahkan keluarga Clara sekalipun.

"Abi! Abisaka!"

💗💗💗

"Buat siapa? Pacar kamu?" Tanya teman Resvan melihat Resvan membawa boneka besar berbentuk lumba-lumba.

"Iya! Bagus kan?"

"Kampret! Kamu beneran punya pacar? Terus si Lydia?" Tanya temannya yang lain.

"Dia udah selingkuh! Mana mau Resvan ambil belasan!" Temannya menggelengkan kepalanya melihat Resvan yang telah menjadi budak cinta seseorang.

Tapi siapa perempuan yang bisa meluluhkan hati seorang Resvan? Apa dia anak di kampusnya atau seseorang yang ada di kampus lain? Teman-temannya melihat Resvan yang asik bermain boneka lumba-lumba. Jika sudah begini, beberapa hari lagi pasti Resvan akan sibuk dengan pacar barunya.

"Siapa sih? Kasih tahu kita-kita dong!" Pinta temannya.

"Dia bukan pacar!" Resvan tersenyum melihat lumba-lumba didepannya.

"Bukan? Kalau bukan pacar jadi apa? Oh jangan-jangan dia yang bawain bekal buat kamu lagi! Iyakan?"

Resvan hanya bisa tersenyum dan membawa bonekanya pergi. Dia jauh dari kata pacar. Bagi Resvan, dia adalah sebuah keluarga yang telah lama meninggalkannya. Resvan menemukan sosok adik kecil lagi pada diri orang itu. Walaupun kebohongan ini sebuah kesalahan, tapi dia sangat menyukainya. Dia bisa bermain lagi seperti dulu. Entah berapa lama kebohongan ini terus berlanjut tapi Resvan harap dia tidak akan marah kepadanya.

"Saat itu, tolong jangan marah sama kakak!"

💗💗💗

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang