"Terima kasih!"
"Al!"
"Iya?" Aliya menoleh pada Fariz.
"Itu siapa? Kamu kenal? Sejak pagi dia disini lihatin kamu!" Tunjuk Fariz pada dua orang yang sudah memesan banyak makanan di meja.
Aliya menghela nafasnya melihat dua orang itu yang tidak kunjung pergi. Apakah mereka sedang melakukan rapat di cafe ini? Bahkan sampai sore hari pun mereka masih disana tanpa mau pergi. Aliya melepaskan apronnya, dia mengusir mereka pergi.
"Dia kakak aku! Mungkin dia takut aku kenapa-kenapa. Aku pulang dulu ya, Fariz! Assalamualaikum!"
"Wallaikumsalam!"
Aliya mendekati Abisaka dengan wajah menahan kesal. Dia juga ingin menyalahkan Ryan yang tidak menyeret atasannya pergi dari tempat ini.
"Kak!"
"Kamu sudah selesai? Ayo pulang!"
"Kakak ini kenapa sih?! Aku disini kerja, sejak tadi kakak disini. Kakak nggak kerja? Kamu juga Kak Ryan, masa biarin kakak disini?" Tanya Aliya pada Ryan.
"Sama mah bisa apa Mbak Al? Saya cuma ikut atasan aja!" Bela Ryan.
"Tapi ini udah sejak pagi sampai sore!" Keluh Aliya.
"Ayo pulang!" Abisaka menghiraukan semua perkataan Aliya dan menarik gadis itu keluar.
Dia hanya ingin melihat Aliya bekerja dan mengantarkannya pulang. Itu saja.
"Kak!"
"Al? Udah mau pulang?" Tanya Arjuna melihat mereka bertiga berjalan keluar.
"Iya! Mas Juna, maaf banget ya mas! Saya nggak bisa bareng Mas Juna. Kak Abi jemput saya!" Aliya tersenyum kecil pada Arjuna.
"Lain kali aja Al! Kamu pasti capek hari ini, istirahat di rumah. Sampai jumpa besok!"
"Iya, saya pulang dulu ya mas! Assalamualaikum!"
"Wallaikumsalam!"
Abisaka menarik tangan Aliya begitu keras, apa tadi dia tidak salah dengar? Untuk apa Aliya memanggil Arjuna dengan sebutan mas? Apakah mereka dekat? Abisaka menggeram marah dan melihat Ryan yang mengikuti mereka.
"Kamu pulang sendiri!"
"Saya? Pulang sendiri?"
"Iya, ayo masuk!" Abisaka membuka pintu dan mendorong Aliya kasar.
Amarahnya sudah mencapai ubun-ubun, dia teramat marah hari ini. Abisaka masuk ke dalam mobil cepat.
"Gini nih punya bos nggak punya hati! Udah capek-capek nunggu berjam-jam eh malah ditinggal! Hah!" Ryan menatap mobil yang berjalan pergi meninggalkannya sendirian. Harusnya dia tidak mengikuti Abisaka pergi kalau seperti ini jadinya.
Aliya memegangi tangannya dan menatap Abisaka sengit. Kakaknya benar-benar tidak berubah untuk jadi lebih baik. Siapa yang akan tahan dengan sikapnya ini? Aliya berdecak kesal, harusnya dia pulang saja dengan Arjuna bukannya Abisaka yang seenaknya.
"Kenapa kamu kerja disana?" Tanya Abisaka.
"Disana ada lowongan pekerjaan jadi saya kerja disana."
"Kenapa harus tempatnya mantan guru kamu itu?"
"Soalnya disana yang mau terima saya kerja!" Jawab Aliya menahan emosi untuk tidak menjambak Abisaka.
"Kamu dekat sama dia?"
"Dia guru saya dulu sekarang dia bos saya!"
"Kenapa panggil dia mas? Dia atasan kamu!" Abisaka melirik Aliya.
"Mas Juna yang mau dipanggil mas."
Abisaka mencengkram setir mobilnya kuat. Kenapa dia sangat kesal mendengar Aliya memanggil orang lain seperti itu? Abisaka menahan marahnya, dia tidak bisa marah pada Aliya. Aliya tidak salah. Arjuna yang salah.
"Kalau gitu kenapa kamu nggak panggil saya seperti itu?"
"Hah? Apa kak?"
"Panggil saya mas juga! Saya juga bukan kakak kamu!"
Aliya mengerjapkan matanya berulang kali, apakah telinganya bermasalah? Untuk apa dia memanggil Abisaka dengan sebutan mas? Memang apa bedanya mas dan kak? Bukankah itu sama saja? Aliya membuang wajahnya, dia heran dengan sifat aneh Abisaka. Kenapa bisa banyak orang yang menyukai orang disampingnya ini?
"Iya-iya!"
"Coba panggil saya!" Pinta Abisaka.
"Mas Abi!"
"Bagus! Seterusnya panggil saya seperti itu!"
💗💗💗
"Pfttt..."
"Aneh kan kak? Kayaknya Kak Abi lagi kena demam deh! Bicaranya nglantur!" Bisik Aliya pada Resvan.
"Hahaha... Serius dia bicara kayak gitu? Bwahahahaha..." Resvan tertawa begitu puas. Dia tidak tahu jika Abisaka bisa berbuat hal memalukan seperti itu.
Resvan memegangi perutnya yang terus tertawa. Aneh, kakaknya memang aneh! Resvan bangkit dan melihat Aliya yang sibuk di meja belajarnya. Dia punya rencana lain!
"Sttt... Gini aja! Besok panggil aku mas coba!"
"Buat apa? Kakak mau ikut-ikutan Kak Abi?" Tanya Aliya mencatat pekerjaannya hari ini.
"Nggak! Coba aja besok pagi! Oke!" Pinta Resvan.
"Hah... Sekali aja ya! Aku lebih suka panggil kakak bukan mas!" Jawab Aliya terus terang.
"Iya-iya! Oh iya, besok kamu disuruh mama pergi ke pestanya Tante Monica!"
Aliya menghentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Resvan. Siapa Tante Monica? Dia tidak kenal dengan nama itu! Apakah dia saudara dari pihak papa Diana? Mungkin iya.
"Kok aku! Kakak aja!"
"Aku juga sibuk! Mungkin kamu perginya sama Abi!"
"Hah... Aku nggak mau!"
"Mau nggak mau kamu pasti disuruh pergi. Soalnya beberapa hari lagi ada ulang tahun Diana. Mama minta pesta tapi aku bilang sama mama kamu nggak suka acara pesta. Coba pergi besok dan bilang sama mama kamu nggak suka pesta ulang tahun!"
Aliya menganggukkan kepalanya sedikit, dia juga tidak mau membuat pesta ulang tahun. Dia bukan Diana dan ulang tahunnya juga bukan bulan ini. Biarkan saja! Toh dia akan pergi sebentar dengan Abisaka.
💗💗💗
"Sialan! Abi, ngapain tadi bilang kayak gitu sama Aliya? Arghttt... Bego!" Abisaka menjambak rambutnya.
Memalukan!
Tindakannya memalukannya.
Kenapa dia harus meminta Aliya memanggilnya mas? Kenapa? Abisaka menutup wajahnya menahan malu. Dia benar-benar sudah tidak memiliki harga diri lagi di depan Aliya! Abisaka menggeram marah pada dirinya sendiri.
"Hah... Dia nggak ilfil kan? Arghttt..."
💗💗💗
Salam ThunderCalp!🤗
Jangan lupa like, komen, dan share!
See you...

KAMU SEDANG MEMBACA
ALIBI ( END )
RomanceDiana harus mengerti bahwa dirinya berada dalam keadaan yang berbeda, dia bukanlah anak kandung dari keluarganya. Jadi siapa dia sebenarnya? Siapa dia? Siapa keluarga sebenarnya? 💗💗💗