17. Kenangan

181 17 0
                                    

"Ma, hari ini aku mau masak buat Pak Juna. Kemarin aku ditraktir makanan, jadi aku mau masak makanan spesial buat dia. Tapi apa ya?"

"Makanan? Gimana kalau gudeg?" Usul Budhe Siti.

"Gudeg? Nggak, gimana kalau semur ayam?" Usul Roselia.

Diana terdiam memikirkan makanan apa yang cocok untuk Arjuna. Katanya Arjuna suka makan apa saja tapi Diana ingin menunjukan rasa terima kasihnya. Dia akan membuat semuanya! Gudeg dan semur ayam! Dia akan membuat dua hal itu!

"Aku buat dua itu ma! Gudeg sama semur ayam! Budhe bantu aku! Mama duduk aja, pasti mama capek nanti kalau bantu aku!"

"Kamu remehin mama! Tua-tua gini mama masih bisa bantuin kamu!" Bela Roselia.

"Iya sih. Tapi aku juga mau buat makanan ini buat mama sama semua orang. Jadi mama istirahat aja tunggu aku selesai masak! Oke!"

"Ya udah, mama lihat aja! Budhe tolong jagain Diana, takutnya kenapa-kenapa nanti!" Pinta Roselia begitu khawatir kepada putrinya.

"Iya, Bu! Saya jagain Non Diana! Ayo, non! Bibi beli dulu bahannya, Non Diana siapin bumbunya dulu!"

"Oke!" Diana menganggukkan kepalanya.

Roselia tersenyum dan meninggalkan putrinya yang sibuk memasak. Dia akan menunggu nanti bagaimana putrinya akhirnya mau belajar memasak. Diana menatap bumbu dan bergerak cepat membuat bumbu. Tangannya begitu ahli menyiapkan semuanya. Dari bumbu gudeg maupun bumbu semur. Dia tersenyum melihat bumbu-bumbu yang sudah siap dimeja.

"Masak yang lain juga deh!"

💗💗💗

"Non?"

"Iya budhe?" Diana menoleh pada Budhe Siti yang baru datang membawa ayam dan nangka.

"Non Diana masak apa? Kok udah jadi?"

Diana menganggukkan kepalanya, dia baru saja memasak oseng krecek cukup banyak. Sejak dia melihat kerupuk kulit itu, Diana seperti sudah tahu harus melakukan apa. Dia sudah terbiasa memasak makanan Jawa seperti ini.

"Iya, cobain deh. Aku potong-potong dulu ayam sama nangkanya!" Diana mengambil kantung kresek.

"Tapi non..."

"Budhe tolong rasain osengnya! Aku nggak tahu rasanya gimana, tapi menurut aku rasanya enak!" Diana dengan telaten memotong ayam sampai Budhe Siti membuka mulutnya lebar-lebar.

Budhe Siti bergerak dan mencoba masakan pertama Diana. Dia merasakan rasa begitu kaya dengan bumbu seperti masakan yang ada di kampung halamannya dulu. Budhe Siti menutup mulutnya yang ingin terus makan tanpa henti. Bahkan sepertinya makanannya tidak seenak ini. Bagaimana bisa Diana memasaknya sendiri?

"Gimana Budhe?" Tanya Diana membership nangka dan ayam bergantian.

"Enak! Enak non! Ini lebih enak daripada masakan saya! Aduhhh... Ini non masak sendiri?" Tanya Budhe Siti masih tidak percaya.

"Iya! Budhe tolong buat nasi ya! Biar aku yang masak gudeg sama semur ayamnya."

"Iya non! Saya cuma buat nasi aja?" Tanya Budhe Siti.

"Hmm... Sama tolong rebus telur juga! Nanti saya masukin sama semur ayamnya. Tolong ya budhe."

Diana tersenyum lebar melihat makanan yang dia akan masak hari ini. Dia harus menghubungi Resvan dan Abisaka nanti! Mereka pasti juga lapar kalau lihat makanan ini. Diana tidak sabar untuk menyelesaikan semuanya. Tapi pasti dua kakaknya sangat sibuk. Dia akan melakukan cara lain nanti. Semoga saja mereka menyukai makanan buatannya.

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang