9. Guru Baru

294 26 0
                                    

"Selamat pagi!" Diana menatap semua  sudah berkumpul di meja makan.

"Pagi sayang! Kayaknya kamu semangat belajar hari ini!" Roselia melihat putrinya yang sudah rapi.

"Iya!" Diana mencium pipi Roselia.

Tentu saja dia sangat bersemangat untuk belajar cara menulis huruf dan angka. Walau dia bisa membaca buku tapi dia tidak bisa menulis namanya sendiri atau menghitung uang. Jadi Diana sangat bersemangat belajar dengan gurunya.

"Kakak!" Resvan menunjuk pipinya.

"Pagi kakakku yang baik!" Diana mencium pipi Resvan dan duduk di kursinya.

Abisaka mengepalkan tangannya dan menatap tajam Resvan. Resvan hanya tersenyum pada Abisaka. Bukankah dia adiknya?

"Pagi juga adikku tercinta! Nanti jangan buat masalah sama guru baru kamu! Ingat pesan kakak kemarin!" Resvan mencubit pipi Diana lagi. Entahlah dia merasa gemas sendiri pada wajah adiknya.

"Aku sudah paham kok! Tenang aja, aku bakal jadi anak yang baik dan benar!" Diana tersenyum lebar dan mengambil nasi gorengnya.

"Harus dong! Nanti mama bakal awasin kamu!" Roselia menatap anaknya yang sibuk mengambil nasi goreng.

"Jangan banyak-banyak! Kamu hanya sarapan bukan makan siang!" Abisaka memakan rotinya dan menatap Diana yang sudah mengambil banyak nasi goreng.

"Mana kenyang sih kak kalau cuma roti? Kak Resvan juga makan nasi tuh!" Tunjuk Diana pada Resvan.

"Makan aja! Kamu butuh tenaga buat belajar!" Resvan menepuk kepala Diana pelan.

"Biarin adik kamu! Lihat dia makan banyak!" Roselia tidak paham kenapa Abisaka harus mempermasalahkannya?

Dia justru senang melihat Diana banyak makan tidak seperti dulu yang jarang makan di rumah. Boro-boro sarapan di rumah, Diana akan langsung pergi meninggalkan mereka semua entah kemana. Roselia senang akhirnya anaknya bisa sarapan bersama mereka dengan begitu lahap. Dia hanya saat ingatan anaknya kembali, dia tidak seperti dulu lagi.

"Hmm... Masakan Budhe Siti emang enak." Puji Diana.

"Beneran non?" Budhe Siti muncul membawa minuman untuk mereka.

"Iya dong! Selalu enak, tapi budhe bisa bikin nggak cemilan kayak di video-video? Kayak... Hmm... Yang bulat-bulat terus kenyal itu ada saosnya... Hmm... Apa ya kak?" Tanya Diana pada Resvan.

"Somay?"

"Hmm... Nggak tahu."

"Atau bakso?"

"Nggak tahu! Pokoknya itu, aku mau makan itu tapi pasti nggak boleh kalau jajan di luar."

Roselia mengamati anaknya, apakah dia harus menonton cara membuat somay sehat? Dia melirik Budhe Siti dan menganggukkan kepalanya. Mereka harus membuatnya nanti agar Diana tidak jajan sembarangan.

"Aku juga mau itu... Hmm... Yang kayak awan itu apa ya kak?" Tanya Diana pada Resvan lagi.

"Awan? Permen kapas? Nggak usah, nanti gigi kamu sakit!"

"Kenapa?"

"Banyak gulanya, nanti gigi kamu bolong. Mau?" Tanya Resvan.

"Bolong? Nggak mau!" Diana menutup mulutnya.

Padahal di video terlihat enak dimakan ternyata bisa membuat giginya berlubang. Diana menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak akan memakan makanan itu.

"Makanya nggak usah makan permen.  Coba lihat gigi kamu?"

"Ihhh..." Diana menunjukkan deretan gigi putihnya.

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang