33. Detektif

150 18 0
                                    

"Ma!"

"Abi? Aliya mana? Kamu bawa Aliya hari ini kan? Iyakan?" Tanya Roselia menatap putranya yang baru datang.

"Aku bawa makanan buatan Aliya! Mama mau makan?" Tanya Abisaka memperlihatkan makanan yang dibawanya.

Sebelum dia pulang, dia ingin meminta makanan buatan Aliya. Pertama kalinya mereka saling berbicara setelah 5 bulan lamanya tapi itupun hanya sebentar. Aliya begitu sibuk memasak makanan untuk tamu-tamu lainnya sampai tidak memiliki waktu lagi berbicara kepadanya. Roselia tersenyum dan mengambil makanan dari tangan Abisaka.

"Budhe! Tolong siapin piring! Abi bawa masakan Aliya! Budhe!" Teriak Roselia keras.

Roselia begitu bersemangat membuka makanan buatan Aliya. Aroma ikan langsung membuat Roselia kelaparan tanpa sebab.

"Enak! Baunya aja enak! Abi, panggil adik kamu di atas. Biar dia juga makan makanan dari Aliya! Cepat!" Pinta Roselia.

"Iya ma!"

Abisaka tersenyum melihat mamanya yang makan kembali dengan begitu lahap. Semuanya karena Aliya. Abisaka menatap jalanan didepannya dengan mata tajamnya, dia akan melakukan apa saja untuk merebut Aliya kembali pulang! Dia harus melakukannya!

💗💗💗

"Bagaimana?" Tanya Abisaka.

"Dari yang saya tahu, ternyata selama ini mereka saling berhubungan. Mas Arjuna sering antar jemput Mbak Aliya di tempat kerja juga dari orang-orang yang kerja disana. Katanya mereka akan segera menikah!"

Abisaka membuka mulutnya lebar-lebar, menikah? Menikah? Apa dia tidak salah dengar? Abisaka mengepalkan tangannya, jadi Aliya akan menikahi Arjuna? Apakah benar?

"Kamu yakin?" Tanya Abisaka masih tidak percaya.

"Yakin pak!"

"Kosongkan jadwal saya hari ini!" Abisaka bangkit dari tempat duduknya.

"Pak! Jangan pak! Hari ini ada pertemuan penting jadi..."

"Kosongkan jadwal saya hari ini! Saya harus rebut kembali calon istri saya!" Teriak Abisaka.

"Calon istri?" Ryan membuka mulutnya lebar-lebar.

Apa maksudnya dengan calon istri? Apakah Abisaka akan merebut Aliya dari tangan Arjuna? Begitu? Ryan memegangi jantungnya yang berdetak cepat, sepertinya dia akan mengalami serangan jantung dadakan jika terus menjadi sekretaris Abisaka. Kenapa tidak ada hari normal baginya?

"Mau kemana?" Tanya Resvan melihat kakaknya yang akan pergi dengan Ryan.

Dia baru saja datang untuk memberitahu sesuatu tapi kenapa dengan mereka berdua yang terlihat terburu-buru ini?

"Aku mau pergi sebentar! Kamu jaga tempat ini!" Abisaka menepuk pundak Resvan.

Dia harus segera membuat Aliya kembali padanya lagi.

"Pergi kemana? Ryan, kenapa?" Tanya Resvan pada Ryan.

"Pak Abi mau rebut calonnya Mas Arjuna!"

"Hah? Apa?"

"Ck, itu mas! Mbak Aliya!"

"Hah? Aliya?"

"Iya! Pokoknya gitu, saya harus susul Pak Abi! Tolong jaga kantor sebentar!" Teriak Ryan menyusul Abisaka.

"Tapi..." Resvan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kenapa kakaknya harus merebut Aliya dari Arjuna? Kenapa?

💗💗💗

"Bapak yakin mau tunggu disini sampai sore?" Tanya Ryan menatap resort didepannya.

"Yakin!"

"Terus gunanya kita disini apa? Kenapa kita nggak masuk aja pak? Sekalian makan!" Usul Ryan.

"Kamu benar juga! Ayo keluar! Saya juga lapar sekarang!" Abisaka merapikan jasnya dan keluar dari dalam mobil.

"Beri hamba kekuatan untuk menghadapi bos hamba Ya Allah!" Ryan keluar dan mengikuti Abisaka.

Abisaka melihat kesana-kemari dan tersenyum menemukan sosok perempuan yang sedang sibuk disana.  Abisaka melangkahkan kakinya memasuki resort, apa yang harus dia pesan hari ini? Dia suka makanan Aliya kemarin tapi dia lebih suka makanan yang Aliya buat dulu.

"Pelayan!" Abisaka mengangkat tangannya.

"Iya pak!"

"Saya mau pesan! Gudeg lengkap, udang bakar madu, kepala muda, nasi, cap kangkung. Buat dua orang! Tolong cepat!" Pinta Abisaka.

"Maaf pak, tapi disini tidak ada gudeg!"

"Nggak ada? Kenapa nggak ada? Ini Jogyakarta, makanan khas itu gudeg! Pokoknya saya mau gudeg! Bilang ke chefmu, untuk buatin saya itu! Saya bakal tunggu makanan itu!"

"Hmm... Baik pak!" Pelayan itu menunduk dan segera pergi.

Ryan hanya bisa menahan malu kepada semua orang yang melihat mereka. Padahal ini resort di tepi pantai, bisa-bisanya Abisaka meminta sesuatu yang mustahil seperti itu? Ryan memilih menutupi wajahnya dengan buku menu. Semoga saja wajahnya tidak disadari orang-orang.

"Permisi! Apa bapak yang pesan gudeg?"

"Iya!" Abisaka mendongak dan melihat Aliya.

"Mas Abi? Mas kesini lagi? Maaf mas, disini nggak ada gudeg! Mungkin Mas Abi mau makan yang lain?"

"Nggak saya mau gudeg!"

"Tapi mas...."

"Saya akan tunggu! Berapa lama kamu buat gudeg? Saya akan tunggu itu, pertama-tama beri pesanan saya yang lain."

"Mas!"

"Saya mau gudeg buatan kamu Al!"

Aliya menghela nafasnya, bagaimana dia menjelaskannya kepada Abisaka yang mana laki-laki itu tetap pada pendiriannya.

"Saya bayar berapapun itu! Tapi saya mau gudeg buatan kamu!"

"Baik! Jadi terserah saya kan mau berapa harganya? Saya bisa buat tapi perlu waktu lama! Apa nggak masalah?" Tanya Aliya.

"Nggak masalah!" Jawab Abisaka begitu yakin.

"Mohon ditunggu!" Aliya tersenyum paksa.

Dia akan mematok harga tinggi untuk Abisaka nanti! Abisaka tersenyum puas bisa memakan gudeg buatan Aliya lagi nantinya. Rasanya menyenangkan bisa bertemu lagi dengan gadis pujaan hatinya. Dia hanya perlu menyingkirkan Arjuna yang mengganggu jalannya nanti. Itu mudah. Dia akan memikirkan banyak cara!

💗💗💗

Aliya mengepalkan tangannya membuat gudeg dadakan. Semua orang melihatnya tanpa mau menyela saat chef mereka terlihat sangat marah hari ini.

"Gimana nih? Kayaknya Mbak Aliya lagi marah?"

"Iyalah! Tiba-tiba aja ada yang minta gudeg! Disini mana ada gudeg! Aneh-aneh aja yang datang!"

"Kasian Mbak Aliya! Siapa sih yang minta?"

"Orang yang datang kemarin! Kalau nggak salah dia pemilik Perusahaan Ramaya! Siapa namanya? Pak Abisaka!"

"Oalah! Pantas kok!"

Mereka berdua berbisik-bisik melihat Aliya yang memotong ayam begitu menggebu-gebu. Apakah Abisaka tidak memiliki pekerjaan lain? Kenapa dia datang tiba-tiba ke resort ini lagi? Aliya menggelengkan kepalanya tidak paham akan jalan pikiran Abisaka. Sebenarnya dimana letak otak manusia itu berada? Apakah bukan di kepala? Atau jangan-jangan di dengkul?

"Hah! Mas Ryan juga malah ikutan bukannya larang bosnya! Hah!"

💗💗💗

Salam ThunderCalp!🤗

Sabar ya Al!

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang