16. Guru Kamu

176 20 0
                                    

"Makasih ya pak! Besok saya bakalan buatin bapak makanan enak deh! Bapak suka apa?" Tanya Diana berjalan bersebelahan dengan Arjuna.

"Hmm... Saya suka makanan apa aja. Memangnya kamu bisa masak?" Tanya Arjuna.

"Bisa! Kan ada mama sama Budhe Siti. Jadi aku bisa lah masak, hehehe... Pokoknya besok saya bakalan masak makanan spesial untuk bapak."

"Saya nggak akan nolak sih! Jadi saya tunggu besok! PR kamu sudah selesai?"

Diana menunjukkan deretan giginya dan menggelengkan kepalanya. Dia lupa membaca buku dan menggambar. Semalam dia tidur cepat untuk lari pagi. Jadi dia lupa semuanya. Arjuna menahan tawa dan mengusap kepala Diana.

"Malam ini kerjakan, saya tunggu besok siang."

"Siap!"

Abisaka menatap dua orang didepannya dengan sangat kesal. Baru juga ditraktir satu kali tapi Diana sudah begitu berterima kasih. Kenapa dengannya berbeda?

"Kenyang!" Resvan mengusap perutnya. Dia sudah kenyang makan dan minum, setelah ini dia akan tidur dan menikmati waktu liburnya.

"Rumah saya disini! Kamu jalan atau bawa mobil? Mau saya antar?"

"Kami bisa pulang sendiri! Ayo!" Abisaka menarik tangan Diana pergi.

"Kakak! Terima kasih ya pak! Lain kali saya mampir!" Teriak Diana mengikuti langkah lebar Abisaka.

"Makasih ya pak! Untung ada Pak Juna tadi kalau nggak adik saya pasti marah-marah. Kalau begitu permisi!" Resvan tersenyum ramah dan mengikuti dua orang yang sudah pergi kesana.

Arjuna menatap mereka tajam. Dia akan membongkar semuanya, segalanya!

"Kamu tenang saja! Saya akan keluarin kamu dari sana!"

💗💗💗

Diana terdiam melihat berbagai gambarannya dari persawahan, masjid, buku, gunung, sungai, dan yang terakhir seorang laki-laki memakai sarung. Diana menatap hasil karyanya dalam-dalam. Kenapa rasanya dia begitu dekat dengan gambar-gambar ini? Siapa laki-laki ini? Siapa dia?

'Abi! Abi! Lihat rapot aku!'

'Abi! Umi!'

Diana mundur dan memegangi kepalanya. Apa tadi itu? Suara apa tadi? Diana menatap kamarnya dan menunduk dalam. Kenapa kepalanya sangat sakit?

Kenapa?

"Arghttt..."

'Mbak, mbak mau kemana?'

'Mbak pergi dulu ya! Mbak harus kerja di Jogja, kamu bantu Umi sama Abi ya! Juga jangan nakal sama turutin permintaan mereka. Jangan lupa belajar yang rajin supaya besok kamu bisa kuliah!'

'Iya, Annisa bakal rajin belajar! Mbak hati-hati ya disana!'

Diana menepuk dadanya berulang kali, dia tidak bisa bernafas. Diana pergi menuju pintu dan mencoba membukanya. Apa tadi itu? Suara siapa itu? Siapa mereka? Diana membuka pintu pelan. Dia harus bertemu mamanya.

"Ma...ma..."

"Ma...ma..."

'Umi... Umi! Lihat aku dapat apa? Lele! Tadi aku mancing sama Abi terus dapat ini deh! Annisa cuma dapat ikan kecil!'

'Apa sih mbak? Aku juga dapat ikan lho!'

Diana memukul kepalanya dan merangkak pergi. Kenapa suara-suara itu terus terinang-inang dikepalanya? Kenapa?

"Mama..."

"Diana?" Abisaka berlari begitu cepat.

"Kak... Kepala aku sakit! Hiskk... Sakit!"

ALIBI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang