HIRA.14

10.2K 708 9
                                    

Setau Hira, apa-apa yang ada dirumah termasuk bahan makanan masih bisa di katakan lengkap. Hira belum pernah menggunakannya lagi dan Harsa hanya memasak sesekali. Itu tandanya, bahkan untuk bulan depan bahan dapur dan segala kebutuhan rumah tangga masih tersedia.

Hira bahkan sempat pulang kerumah untuk mengecek sabun mandi dan sabun cuci apakah sudah perlu di ganti atau belum, dan tentu saja belum.

Hira sungguhan bingung mau beli apa, padahal biasanya saat uang di tangannya hanya lima atau empat juta, Hira seperti orang kesurupan saat belanja, tapi kenapa saat pegang uang banyak pikirannya jadi buntu?

Hira juga masih ingat dengan jelas kalau kata Harsa, dua puluh juta uang itu adalah miliknya. Dan tandanya ia bisa membeli apapun kan?

Maka di sinilah Hira, berbelanja sendiri adalah hal yang menyenangkan baginya. Untuk Hira, berbelanja sendiri tidak akan membuatnya terburu-buru, tidak akan ada yang melarang dan tentu tidak akan ada juga yang mengingatkannya untuk berhenti.

Di tangannya sudah ada paper bag berisi sepatu dan tas dengan merk terkenal yang bisa di bilang tidak terlalu mahal. Sekarang, Hira sedang berada di toko memandang bingung pada lingerie berbagai model dan warna di depannya.

Tolong di catat dan di garis bawahi, Hira tidak akan memakai ini di depan Harsa. Harus! Hira berjanji dan akan ia tepati. Ini semua adalah ulah Sera yang asal ceplos saja.

Ayolah, Hira masihlah punya waras untuk tidak melakukan itu di depan Harsa saat ia sendiri saja tau kalau pria itu tidak menyukainya apalagi mencintainya. Jadi, Hira pun tidak akan repot-repot membuang malu dan harga dirinya demi mendapat perhatian seorang Harsa.

Dan sebagai perempuan, Hira sangat amat malu bahkan hanya sekedar membayangkannya saja.

___________________

Untuk ucapan terimakasih atas Harsa yang telah memberi "nafkah" maka dengan ikhlas dan modal nyontek dari internet, Hira memutuskan untuk membuatkan Harsa makan malam. Hira tidak begitu pandai memasak, apalagi Hera dan Bunga sama-sama punya kegemaran memasak, menjadikan Hira jadi lebih sering mencicipi dari pada membuat.

Hira meletakkan segala bahan masakannya diatas meja, malam ini ia ingin sedikit lebih repot dengan membuat sup daging lagi. Hira sangat suka daging tapi kurang suka kalau di buat berkuah. Kalau seperti rendang, dendeng apalagi steak, Hira sangat suka tapi sekarang sudah bukan soal dirinya, ada juga Harsa yang harus ia perhatikan meskipun pria itu sepertinya tidak butuh.

Sup daging yang Hira yakin rasanya sudah enak itu matang setelah satu lebih jam kemudian, merasa tubuhnya sudah penuh keringat dan bau bumbu dapur, Hira memutuskan untuk segera mandi. Jam dinding sudah menunjuk pukul enam sore, Hira tidak tau pastinya Harsa pulang jam berapa, tapi seingatnya jam normal Harsa pulang kerumah adalah pukul tujuh malam.

Karena tau Harsa belum dirumah, dengan santai dan tanpa rasa khawatir, Hira memilih berganti baju di walk in closet. Biasanya Hira selalu mengganti bajunya di dalam kamar mandi. Lain dengan Harsa yang selalu keluar hanya dengan handuk untuk kemudian memilih dan memakai bajunya di walk in closet.

Saat hendak mengancingkan piyama, Hira teringat dengan lingerie hitam yang ia beli tadi sore. Hira mengambilnya kemudian menatapnya sebentar. Hira sengaja beli dua, di kepalanya sudah terbayang wajah kesal Sera karena hadiah darinya ini. Siapa suruh dia menyarankannya aneh-aneh.

"Coba dulu deh" kata Hira berbicara sendiri, ia membuka kembali piyamanya, memakai lingerie yang bagi Hira luar biasa seksi itu, warnanya yang hitam dan menerawang di bagian perut dan sekitar pinggangnya membuat kesan seksi, untungnya tubuh Hira tidak jelek-jelek amat walaupun olahraganya hanya sekedar berlari diatas treadmill

FEEL BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang