Apa yang lebih menyebalkan dari tidak sempat masuk di kelas yang Harsa ajar?
Semalam, Harsa sudah menegur Hira untuk berhenti menonton drama korea yang sedang tranding dan di bahas sana-sini, tapi istrinya itu malah tetap nonton sampai jam satu pagi, alhasil Hira bangun kesiangan. Harsa terpaksa berangkat lebih dulu karena harus ke kantor sebelum ke kampus untuk mengajar. Tapi hingga lima menit kelasnya di mulai Hira belum juga menampakkan diri.
Harsa sudah menjelaskan sebagian besar materinya hari ini, sudah mengeluarkan tiga pertanyaan dadakan yang membuat hati mahasiswa nya ketar-ketir namun Hira belum juga muncul. Harsa menjadi khawatir, di sela-sela mengajarnya ia mengirimi pesan pada Hira namun belum di respon.
"Ok semuanya, sampai ketemu minggu depan" kelas Harsa berakhir dan Hira bolos kelasnya.
Harsa mendial kembali nomor Hira, ada rasa khawatir karna pagi tadi Hira bilang akan naik ojek biar cepat. Dia tidak kenapa-kenapa kan? Tidak kecelakaan di jalan kan?
"Dimana?" Ucap Harsa tanpa basa-basi
Maaf pak, saya gak sempat ikut kelas bapak
Harsa menghela nafasnya berat, Hira memang profesional dengan tidak memanggilnya mas dan mengungkit hubungan mereka jika di kampus. Sedang mengajar atau tidaknya Harsa, pokoknya bagi Hira, Harsa adalah dosennya jika diluar rumah.
"Kamu dimana Hira?" Dan Harsa tidak akan membedakan semua mahasiswa nya sekalipun Hira adalah istrinya.
Saya perpustakaan pak, mau belajar, soalnya saya ada kuis hari ini tapi saya lupa.
Hira di tempatnya meringis, ia terlalu asik dengan dunia drama korea semalam sampai lupa kalau besoknya ia ada ujian.
"Ke ruangan saya sekarang" kemudian Harsa menutup panggilan itu sepihak. Jadwal lengkap kuliah Hira ada padanya. Jam satu siang nanti Hira ada kelas. Ia punya waktu dua jam sebelum itu
Pintu terketuk, Harsa sudah berdiri bersiap menyambut Hira tapi ternyata yang masuk ruangannya sekarang adalah Prilly. Mahasiswa tingkat akhir yang mungkin ingin bimbingan karena beberapa hari lalu Harsa di tunjuk sebagai dosen pembimbing skripsi perempuan berambut sebahu itu.
"Permisi pak, bapak sibuk gak?" Harsa baru akan kembali mengajar jam empat sore, sekarang ia hanya memeriksa lembaran soal mahasiswa sambil menunggu Hira datang.
"Gak, silahkan duduk" mereka duduk berhadapan, Prilly yang luar biasa senang mendapati si dosen idamannya menjadi pembimbing nya tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Ia akan berubah menjadi lebih rajin agar bisa bertemu Harsa tiap hari. Dosen yang sudah ia kagumi sejak pertama kali pria itu ada di kampus ini.
Well, sebenarnya Prilly tau kalau Harsa adalah pria beristri. Tapi siapa tau kan? Ia punya banyak sekali kesempatan disini.
"Saya udah_____
Ucapan Prilly terpotong karena Hira tanpa mengetuk membuka pintu begitu saja. Hira meringis di tempatnya. Ia pikir Harsa sendirian
Tapi yang membuatnya agak kesal kenapa harus Prilly?
"Maaf pak, saya gak tau bapak lagi sibuk" ucap Hira merasa tidak enak
"Lo gak sopan banget sih! Kan bisa ketuk pintu dulu" Prilly menyahut dengan sinis menatap Hira dengan sebal. Menganggu saja dia
Hira yang memang tidak begitu suka dengan Prilly karena kecentilan gadis itu ke siapa saja membuat Hira ilfil. apalagi Sera pernah nangis-nangis dan bertengkar dengan Prilly di kantin karena pacar Sera ternyata selingkuh dengan Prilly.
"Kok lo marah? Mas Harsa aja biasa aja tuh" Hira mengangkat dagunya sombong, menutup pintu di belakangnya sembari terus mengamati ekspresi Prilly yang makin jengkel
KAMU SEDANG MEMBACA
FEEL BLUE
ChickLitDia itu seperti air, aku tidak bisa tanpanya, tapi juga bisa mati karenanya.