Part 33. Hari Kelulusan

5.8K 332 40
                                    

"Sebuah kebahagiaan bukan hanya dari segi materi saja, tetapi kebahagiaan yang datang saat kita merasakan kenyamanan dalam hati."

-Azzam Ali Akhtar Mirza-

°°°



Hari hari terus berjalan seperti layaknya roda yang terus berputar. Masa-masa saat masih menjadi seorang maba, kini berakhir dengan sebuah gelar yang selalu di nanti oleh para mahasiswa yang selama ini sudah berjuang keras.

Setiap detik dan menit seolah menjadi hal berharga saat ini. Di sebuah gedung besar dengan semua mahasiswa dan mahasiswi yang sudah berada di tahan akhir. Para dosen, dekan, rektor dan orang-orang tertinggi menghadiri sebuah acara kelulusan pada hari ini. Sorak kebahagian terpancar di wajah mereka semua.

***

Seorang laki-laki dengan sebuah gelar sarjana serta mahasiswa lulusan terbaik tahun ini dan pakaian toga yang melekat pada tubuhnya itu, mengedarkan pandangannya pada seluruh area kampus yang begitu banyak orang. Saat akan menggerakkan kakinya untuk berjalan, seketika tertahan ketika mendengar suara yang memanggil namanya. Menoleh ke belakang, tampak seorang perempuan dengan senyuman lebar itu mengarah pada Azzam dan mendekatinya.

Sementara Azzam sedikit terkejut dengan kedatangan perempuan itu. Senyum masih terpatri di bibir perempuan berhijab segiempat itu.

"Happy graduation ya, Zam. And congrats juga. Gue senang liat lo tadi dan juga lo jadi lulusan terbaik tahun ini." kata Keyla memberi selamat pada Azzam.

Azzam mengangguk sembari tersenyum tipis. "Terima kasih, Key. Lo kapan yang ada di sini?" tanya Azzam basa-basi karena Keyla termasuk mahasiswi yang pindah ke luar negeri.

"Baru dua hari di sini. Gue dapat kabar kalau lo bakal wisuda juga."

Azzam hanya manggut-manggut saja. Keyla menarik ujung bibirnya sedikit membentuk senyuman. Ia mengalihkan pandangannya pada sebuah buket bunga yang ada di tangannya. Keyla sedikit menatap ragu ke arah Azzam untuk memberikan buket ini padanya.

Dengan menarik napas pelan dan menyakinkan diri, Keyla perlahan mengulurkan tangan untuk memberikan buket bunga pada Azzam. Namun belum sampai sedetik, suara lembut dari seseorang yang memanggil nama Azzam membuat keduanya menoleh secara bersamaan.

Takdir Sang Ilahi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang