"Tidak ada perjuangan yang lebih besar dari seorang ibu dalam melahirkan sosok malaikat kecil di kehidupannya."
-Takdir Sang Ilahi-
°°°
Tidak butuh waktu lama, di perjalanan yang memang tidak terlalu padat. Kini ambulans sudah sampai di rumah sakit besar yang terkenal baik fasilitasnya. Dua petugas ambulans itu membuka pintu dan mengeluarkan pasien yang sedang membutuhkan pertolongan. Azzam berlari mengikuti brankar dengan memanggil dokter.
"Dokter.. " teriak Azzam di koridor rumah sakit.
"Dokter.. tolong istri saya."
Dokter perempuan yang bertugas malam itu menghampiri pasien hamil yang seperti mau melahirkan.
"Dokter, tolong selamatkan istri dan anak saya," ucap Azzam dengan wajah yang amat khawatir.
"Kami akan melakukan yang terbaik, tuan. Silakan tunggu di luar."
Dua perawat perempuan ikut membantu dokter tadi dan membawa Alifah ke dalam ruangan IGD. Pintu tertutup, Azzam menyenderkan tubuhnya di tembok sambil memukul-mukul kepalanya. Luka lebam di bagian tangan dan wajah istrinya, membuat Azzam begitu sangat merasakan sakit yang luar biasa.
Sebuah getaran ponsel, mengalihkan perhatian Azzam. Melihat sebuah nama pada layar ponselnya, Azzam lantas mengangkat panggilan itu.
"Halo, assalamualaikum, nak. Ini umi."
suara hangat dari seorang wanita paruh baya di seberang sana, menjadi hal yang pertama yang Azzam dengar.
"Waalaikumussalam, umi." Azzam menjawab dengan suara yang sedikit serak.
"Kamu sekarang ada di mana, nak? Alifah udah ketemu?" Terdengar nada khawatir di seberang sana yang merupakan umi Fatimah.
Mulut Azzam terasa tercekat hanya sekedar mengucapkan sepatah kata pada umi nya yang ada di sana. Mendengar suara isakan dari Azzam, umi Fatimah tampak khawatir.
"Kamu kenapa, Azzam? Kamu nangis? Jangan bikin umi khawatir, nak. Kamu ada di mana sekarang?" umi Fatimah terus menanyakan dengan nada yang lembut tetapi juga khawatir.
Azzam menarik napas dalam-dalam, saat merasakan sesak ketika mengingat istrinya.
"Azzam ada di rumah sakit, umi. Alifah masuk rumah sakit"
"Innalilahi, sekarang bagaimana kondisi Alifah dan bayinya, nak? Kamu ada di rumah sakit mana?"
"Alifah lagi di tangani sama dokter, umi. Azzam kirim alamat rumah sakitnya ke umi."
"Iya, nak. Kamu yang kuat ya, umi sama yang lain akan datang ke sana secepatnya."
"Iya, umi. Azzam tutup dulu ya. Assalamualaikum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Sang Ilahi [END]
Spiritual(Follow sebelum membaca) "lantas, ketenangan seperti apa yang kau cari di dunia? jika orang yang sudah tiada saja masih ingin di do'akan agar bisa tenang." kata itulah yang menjadi hal yang selalu di ingat dalam hidup seorang gadis bernama Alifah Ka...