Babak Penyisihan! - 4

866 105 0
                                    

Saat aku kembali, terlihat Hinata-chan yang sudah mengaktifkan Byakugan nya dan sedang bertarung melawan Neji.

"Kiena-chan!" Seru Sakura-chan seraya memegang kedua tanganku "Daijobu ka Kiena-chan?" Tanyanya khawatir.

Aku tersenyum menenangkan "Daijobu Sakura-chan. Gomenne, tadi perutku sangat sakit jadi aku langsung berlari."

Gomenne Sakura-chan karena berbohong padamu. Aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya.

Perhatian kami teralihkan saat Guy-sensei menjelaskan sesuatu "Gaya Hyuuga adalah Taijutsu khusus yang diwariskan turun-temurun. Tak seperti Taijutsu yang aku dan Lee kuasai, cara kami bertarung, umumnya memberi luka luar pada musuh kami seperti patah tulang dan luka permukaan. Sebaliknya, Taijutsu Hyuuga merupakan tinjuan halus, memberikan luka pada jalur chakra tempat chakra mengalir ke seluruh tubuh dan merusak dari dalam, dengan kata lain merusak organ dalam."

"Ano sa ano sa, apa itu jalur chakra?" Tanya Naruto.

"Mulai lagi, pertanyaan dari orang bodoh." Jengah Sakura-chan.

Aku tersenyum dan ingin menjelaskan "Jadi jalur chakra adalah--"

"Biar aku saja yang menjelaskan menggantikan Kiena-chan." Lee menyela ku.

Aku mengangguk seraya tersenyum "Baiklah."

Lee terlihat merona sebelum akhirnya menjelaskan "Jalur chakra adalah jaringan yang berisi saluran yang mengalirkan chakra ke seluruh tubuh. Sama seperti aliran darah lewat nadi keseluruh tubuh. Terlebih lagi, jalur chakra amat berkaitan dengan organ dalam yang menyelubungi chakra di dalam tubuh. Karena itulah saat jalur chakra diserang, organ dalam juga mengalami kerusakan."

"Whoa, kau tau banyak juga ya." Ucap Naruto.

"Horra! Bukan begitu caranya berbicara pada senior mu dasar Naruto no baka!" Seru Sakura-chan seraya memukul kepala Naruto.

Lalu kembali ke arena pertandingan, terlihat Hinata-chan memukul Neji yang ternyata juga memukulnya. Dan mereka berdiri diam beberapa saat. Entah siapa yang terkena pukulan.

Tak lama kemudian, Hinata-chan memuntahkan darah.

"Hinata-chan.." lirihku seraya memegangi besi pembatas.

"Kenapa begitu-ttebayo?! Padahal serangan Hinata mengenainya telak!" Seru Naruto.

Hinata-chan tak mau menyerah dan ingin menyerang Neji, namun Neji membuka lengan baju Hinata-chan dan nampaklah bintik merah di seluruh lengan Hinata-chan. Atau bisa dibilang itu adalah titik chakra yang Neji serang. Namun Hinata-chan masih belum menyerah dan ingin melawan lagi, yang kemudian terlempar oleh serangan Neji.

"Hinata-sama, takdir tidak bisa diubah. Pecundang akan selamanya menjadi pecundang. Begitupun seperti kamu di keluarga utama dan aku di keluarga cabang." Ucap Neji.

"Terlihat jelas perbedaan kekuatan kita, Hinata-sama. Perbedaan kita tak bisa diubah. Kekuatan antara keluarga elite yang gagal. Kau ditakdirkan untuk menyesal, pada saat berkata tak mau lari lagi. Kau sudah menyiakan dirimu." Lanjut Neji.

Kulihat Hinata-chan masih tetap berusaha berdiri walaupun mulutnya mengeluarkan darah dan berkata "Aku.. Aku serius.. setiap kata yang kuucapkan.. aku tidak akan.. menarik kata-kata ku..karena itulah jalan ninjaku juga.."

Hinata-chan berhasil berdiri tapi tak lama kemudian Hinata-chan memuntahkan lebih banyak darah.

"HINATA-CHAN!" Seruku seraya memegang kuat besi pembatas hingga buku jariku memutih. Air mataku mengalir lagi.

Aku tak sanggup melihatnya. Penderitaan Hinata-chan selama ini.
Kenapa? Kenapa harus orang sebaik dan selembut Hinata-chan?!

"Kiena-chan.." lirih Sakura-chan disamping ku.

"Aku tak sanggup Sakura-chan.." lirihku masih dengan menangis.

Lalu pandangan ku tak sengaja bertatapan dengan Kakashi-sensei. Perlahan aku mulai bisa mengendalikan diri dan menjadi tenang.

Ya, saat kejadian di toilet itu, aku menceritakan semuanya pada Kakashi-sensei.

Tentang aku yang bisa melihat masa lalu, hingga aku yang seperti menanggung semua rasa itu sendirian karena tak ada yang tau sampai sebelum ini. Tak lupa tentang insiden di hutan. Dan lukaku yang menghilang dengan sangat cepat. Bahkan luka dari pertarungan Zabuza saat itu juga sudah menghilang sepenuhnya sejak lama.

Juga aku yang bisa melihat masuk jauh kedalam hati seseorang, dan bisa melihat Kyuubi di dalam tubuh Naruto juga monster dalam diri Gaara.

Kakashi-sensei memberitahuku jika aku memiliki chakra dan kekuatan yang sangat besar seperti Naruto. Bahkan mungkin melebihinya. Namun apabila aku kehilangan kendali, chakra dan kekuatan yang sangat besar didalam tubuhku malah dapat membahayakan orang disekitar ku.

Karena itulah, aku harus bisa mengendalikan ini sendiri.

.

Tanpa Kiena sadari, Naruto melihat nya menangis. Naruto mengepalkan tangan nya kuat 'Dia bahkan membuat Kiena-chan menangis!'

.

Aku menyeka air mataku dan menatap kembali ke arena pertandingan.

"HINATA! BERJUANGLAH!" Terdengar teriakan Naruto disamping ku.

Dan Hinata-chan bertarung kembali dengan Neji. Satu serangan Neji mengenai Hinata-chan. Membuat Hinata-chan terjatuh.

"Hinata-chan!" Seruku.

Namun terlihat Hinata-chan yang masih bisa berdiri membuat Neji sangat kesal melihat itu dan akan membunuh Hinata-chan sebelum akhirnya para Jounin masuk ke arena dan menghentikan Neji.

Aku, Sakura-chan, Naruto dan Lee bergegas menuju Hinata-chan. Tak lama Hinata-chan pingsan tak sadarkan diri dan segera dibawa oleh tim medis.

"Cepat! Setidaknya dia masih memiliki waktu 10 menit lagi sebelum terlambat! Segera bawa ke unit darurat!" Seru salah satu dari tim medis itu.

Aku menatap kosong Hinata-chan yang dibawa pergi. "Hinata-chan... Tidak apa-apa kan?"

Namun mereka hanya diam.

"Hinata-chan.. Baik-baik saja.. bukan?" Gumamku kembali. Namun tidak ada yang menyahut.

Aku mengepalkan tangan sangat kuat, dan menggeram marah. Aku berjalan cepat ke arah Neji yang berada di dekat Guy-sensei sebelum Lee datang dan menghadang ku.

"Minggir. Lee." Ucapku dingin dan menusuk tanpa memandang matanya karena aku hanya fokus memandang Neji.

.

Semua yang berada disitu merasakan 'sesuatu' yang sangat mengerikan dan mereka semua menoleh ke arah Kiena yang sekarang sedang berjalan cepat menuju Neji dengan pandangan yang sangat menusuk. Namun Lee menghadang nya. Dan perlahan 'sesuatu' itu menghilang dan kembali normal.

'Apa itu tadi?!' batin para Jounin yang masih memandang Kiena.

.

"Maafkan aku Kiena-chan. Tapi aku tidak akan membiarkanmu lewat. Jangan melakukan perlawanan yang sia-sia. Aku tak ingin melihatmu terluka." Ucap Lee.

Kurasakan genggaman tangan nya padaku. Dan perlahan aku melunak namun aku masih tetap memandang tajam Neji.

"Hei. Kau. Hyuuga." Panggilku pada Neji.

Neji menoleh dan menatap ku.

"Persetan dengan takdir itu. Aku. Akan. Mengubahnya." Ucapku dingin.

Dan aku melihat Naruto yang mengambil darah Hinata-chan, lalu mengepalkan tangan nya ke arah Neji "Aku pasti menang!" Seru Naruto.



Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang