Misi Pertama - 7 (Negara Tempat Pahlawan Pernah Tinggal)

876 104 0
                                    

Keesokan harinya, Sakura dan Kiena diperintahkan Kakashi untuk bertugas mengawal Tazuma yang sedang bekerja membangun jembatan.

Terlihat Kiena sedang berjalan kesana-kemari dengan membawa besi ditangan nya.

"Hoaamm!" Sakura menguap, merenggangkan tubuhnya.

"Sepertinya kau terlihat bosan." Tazuma berjalan melewati Sakura yang sedang terduduk sembari membawa besi. "Apa yang terjadi dengan anak pirang dan anak sombong itu?" Tanyanya penasaran.

"Mereka sedang berlatih memanjat pohon." Sakura menjawab.

"Kau tak ikut?" Tanya Tazuma.

"Aku sudah hebat! Jadi Kakashi-sensei memintaku untuk mengawalmu." Bangganya.

Tazuma menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Sakura "Hm? Benarkah? Kalau anak itu yang berbicara aku masih percaya" ucapnya seraya menunjuk ke arah Kiena yang berjalan ke arah mereka.

"Ah, Tazuma-san, apa ada yang bisa dibantu?" Tanya Kiena tepat saat dirinya sampai.

'Sungguh gadis baik.' batin Tazuma yang kemudian menggeleng "Tidak. Terimakasih."

Kemudian Tazuma menoleh ke arah Sakura "Tapi kalau kau.." Kemudian berlalu pergi meninggalkan Sakura yang sekarang terdapat perempatan siku-siku terlihat di wajah nya dan Kiena yang bingung.

Tak lama seorang pekerja datang ke Tazuma. Suara Tazuma yang sedikit berteriak membuat Sakura dan Kiena yang sedang mengobrol menoleh ke arah Tazuma.

Ternyata pekerja itu ingin mengundurkan diri dari pekerjaan nya dan menyuruh Tazuma untuk berhenti membangun jembatan. Namun Tazuma menolak untuk berhenti juga menyuruh pekerja itu untuk tidak usah datang bekerja besok dan pergi meninggalkan pekerja itu.

Sakura dan Kiena yang melihat itu hanya diam dan saling bertukar pandang.

.

Kiena berjalan seraya melirik kanan dan kiri nya. Terlihat nya banyak orang dewasa dan anak kecil duduk dengan wajah putus asa, berjalan tanpa harapan, kelaparan, dan bahkan anak kecil yang mencuri ada dimana-mana.

Hatinya menangis melihat keadaan disana 'Apa yang terjadi?' batin nya pilu.

"Tazuma-san, kita akan kemana?" Suara Sakura memecah keheningan.

"Kita akan membeli bahan untuk makan malam." Jawab Tazuma.

Tazuma berhenti disalah satu tempat dan berucap "Kita sudah sampai."

Bahkan ditempat itu hanya ada 3 buah wortel, 1 kentang 1 kol dan beberapa sayuran lain nya yang bahkan dapat dihitung jari.

"Sakura-chan.." Kiena berucap lirih.

Sakura mengangguk kecil seakan mengerti isi hati Kiena 'Nyaris tidak ada apa-apa disini' batin nya.

Tiba-tiba Sakura berteriak "GYAA! MESUM!" Seraya menendang seorang lelaki.

Kiena berjengit kaget.

.

"Astaga, aku sangat terkejut tadi." Ucap Tazuma.

Sakura misuh-misuh "Ada apa dengan kota ini?"

Tak lama kemudian giliran Kiena yang merasakan bokongnya dipegang.

Kiena berjengit kaget dan berbalik bersiap untuk memarahi namun ketika dilihatnya seorang anak kecil, rasa marahnya pun hilang.

Anak itu melihat kearah Kiena lalu tak lama tangan nya terjulur "Minta." Dengan wajah tersenyum nya.

Kiena yang melihat itu berkaca-kaca "Baiklah, ini." Ujarnya seraya memberi 2 roti dan 3 permen. Mata anak kecil itu berbinar sangat bahagia dan mengucapkan terima kasih dengan senang.

Kiena meneteskan air matanya "Tumbuhlah dengan baik, ne?" Ucapnya lembut dan mengelus rambut anak kecil itu. Anak kecil itu mengangguk semangat kemudian pergi.

Sakura menghampiri Kiena "Daijobu ka, Kiena-chan?" Seraya mengelus bahu Kiena.

Kiena hanya mengangguk dan tersenyum.

Tazuma ikut menghampiri "Seperti itulah sejak Gato datang. Di sini, semua orang dewasa berubah menjadi pengecut. Karena itulah, jembatan itu sangat penting sekarang. Itu simbol keberanian, demi memulihkan mereka agar tak melarikan diri terus. Demi penduduk negara ini yang telah memilih untuk diam."

Tazuma menajamkan pandangan dan mengepalkan tangan "Jika kita bisa menyelesaikan jembatan itu, kota ini akan kembali seperti dulu, dan semua orang akan kembali!"

Kiena mengepalkan tangan nya 'Aku akan melindungi jembatan itu!' janji nya dalam hati.

Sakura menengadah menatap langit 'Sasuke-kun, Naruto.'

.

"Astaga ini sangat menyenangkan! Sudah lama kami tak makan dengan banyak orang!" Seru Tazuma.

Terlihat Sasuke dan Naruto yang makan dengan sangat lahap.

"Tambah lagi!" Serunya bersamaan kemudian melihat satu sama lain sampai seperti ada percikan api diantara keduanya.

Namun sedetik kemudian keduanya muntah. Sakura yang jengah pun berseru "Jangan makan jika hanya dimuntahkan!"

"Tidak. Aku akan makan!" Ucap Sasuke.

"Aku akan makan meski harus muntah! Aku harus segera menjadi kuat!" Naruto menimpali.

Kakashi mengangguk "Memang benar. Namun jika sudah muntah itu berbeda."

"Kemarikan tangan kalian, Naruto, Sasuke." Perintah Kiena.

Sasuke dan Naruto menurut kemudian menggenggam tangan Kiena.

Kiena menutup mata.

Naruto dan Sasuke terkejut saat merasakan sesuatu seperti masuk ke dalam tubuh mereka dan membuat tubuh keduanya menjadi hangat dan nyaman.

Tak lama kemudian Kiena membuka matanya "Seharusnya sudah tidak apa-apa, sekarang minumlah teh itu."

Dan keduanya hanya diam dan menurut lagi.

Kakashi yang melihat itu menggeleng kan kepalanya seraya tersenyum, seperti melihat induk dan dua anak ayam berbeda warna 'Usia mereka tak jauh berbeda namun entah mengapa Kiena terlihat jauh lebih dewasa.'

"Ano, kenapa ada foto sobek digantung di sini? Inari memandangi ini sepanjang malam. Bagian yang sobek ini tempaknya sengaja di sobek" Tanya Sakura setelah melihat sebuah foto.

Suasana berubah canggung.

"Itu suamiku." Sang ibu menjawab.

"Dia pria yang pernah disebut sebagai pahlawan di kota ini." Lanjut Tazuma.

Inari menggeser kursinya dam turun dari kursinya tanpa sepatah katapun.

"Inari, mau kemana?" Sang ibu bertanya namun Inari menghiraukan dan berjalan keluar.

Sang ibu mengejar Inari seraya berkata "Ayah! Sudah kukatakan jangan berbicara orang itu didepan Inari!" Kemudian pintu tertutup.

"Inari punya ayah yang tak memiliki hubungan darah dengan nya. Mereka seperti ayah dan anak kandung yang sangat akrab. Dahulu Inari sangat murah senyum. Namun--"

Tazuma mengepalkan tangan, air mata mengalir "Inari berubah sejak peristiwa yang terjadi kepada ayahnya."

Dan Tazuma pun menceritakan awal mula Inari bertemu dengan Kaiza yang adalah seorang nelayan yang tak lama kemudian menjadi bagian dari keluarga itu. Kaiza sangat dibutuhkan semua orang di kota itu dan Kaiza pun disebut sebagai Pahlawan. Namun terjadi suatu peristiwa sejak Gato datang ke kota itu namun tidak ada yang menolong Kaiza dan sejak saat itu Inari berubah. Juga peristiwa tsunami dan penduduk kota.

Naruto tiba-tiba bangkit berdiri akan pergi keluar, namun tubuhnya yang sudah sangat lelah itu tidak bisa berjalan dan akhirnya terjatuh.

Kiena yang melihat itu pun bergegas membantu Naruto berdiri dengan mengalungkan sebelah tangan Naruto padanya.

"Akan kubuktikan! Akan kubuktikan jika disini ada pahlawan!" Serunya bersemangat.

Kiena tersenyum.

Sedangkan Sasuke mendengus 'Dasar tukang pencari perhatian.'



Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang