Perpisahan.

1.6K 122 4
                                    

Kiena baru saja terbangun dari tidur nya sesaat sebelum dirinya mendengar teriakan Naruto dari sebelahnya.

"Aaa!! Ero-sennin!!"

"Ho! Lama tidak bertemu, Naruto!" Seru Jiraiya.

"Jangan hanya bilang begitu, ero-sennin! Kau berbohong mau mengawasi latihanku, menjadikanku anak didikmu dan yang lainnya! Pergi kemana saja kau selama ini?!" Seru Naruto.

"Ya, bagaimana mengatakan nya. Aku pergi mengumpulkan informasi." Jawab Jiraiya.

Naruto mendengus "Mungkin hanya informasi tentang gadis telanjang, kan?"

"Bodoh!" Seru Jiraiya.

"Tujuan utamaku adalah informasi tentang Akatsuki. Dengan ini, aku bisa memastikan tindakan mereka. Dan sekarang sesuai janji, setelah dua tahun saat mereka mulai bergerak cepat, aku akan melatihmu dengan baik." Lanjut Jiraiya.

Kiena menolehkan kepalanya ke samping. Di balik tirai yang memisahkan Naruto dengan Kiena, terlihat bayangan Jiraiya yang sedang berdiri di dekat jendela rumah sakit dan Naruto yang duduk di ranjang rumah sakit.

"Apa kau sudah siap?" Tanya Jiraiya.

Naruto mendengus "Khe. Aku sudah bosan menunggu-ttebayo!"

'Jadi.. Naruto akan pergi berlatih selama 2 tahun bersama Jiraiya-ojiisan..' batin Kiena.

..

Keesokan harinya, Kiena dan Shikamaru mengantar Temari, Kankurou, Gaara dan Matsuri menuju gerbang Konoha.

"Aku berhutang kepadamu." Ucap Temari.

"Tidak. Aku hanya membalas budi yang sebelumnya. Lain kali, akan kuselesaikan dengan baik." Jawab Shikamaru.

"Baiklah, kali ini kuakui kau tak menangis." Ucap Temari.

Kiena memiringkan kepalanya "Eh? Menangis?"

Temari menatap Kiena "Ya. Saat itu--"

"Tidak, tidak ada apa-apa Kiena. Dasar wanita." Sela Shikamaru.

Gaara yang sejak tadi menatap Kiena pun beralih menatap Shikamaru "Bagaimana dengan nya?"

Shikamaru menggaruk kepalanya "Maksudmu Naruto? Kudengar dia pergi hari ini untuk berlatih dengan Jiraya."

"Jiraiya? Salah satu Tiga Sennin Legendaris?" Tanya Kankurou.

"Ya. Mendokusai. Dia akan kembali dengan bertambah kuat lagi." Jawab Shikamaru.

Kiena menatap Matsuri lalu menumpukan tangan nya di lutut untuk mensejajarkan tinggi Matsuri "Matsuri-chan, tumbuhlah dengan baik, ne?" Ucapnya seraya tersenyum manis.

Matsuri menatap Kiena dengan merona dan mengangguk semangat "Ha'i, Kiena-neechan! Aku juga akan menjadi kuat!"

Kiena tertawa kecil lalu mengelus lembut kepala Matsuri "Gadis yang pintar. Ah, aku memiliki sesuatu untuk Matsuri-chan, ini." Kiena memberikan sebuah gantungan kunci kecil buatan nya yang berbentuk Matsuri mini, dan gelang khusus yang dibuatnya.

"Gelang ini akan selalu menjaga Matsuri-chan." Ucap Kiena.

Matsuri dengan sangat senang dan mata berbinar-binar mengambil gantungan kuci dan gelang lalu berseru "Woah! Kiena-neesan hebat sekali! Arigatou Kiena-neesan!"

Kiena tertawa kecil "Matsuri-chan imut sekali."

Temari dan Kankurou menatap Kiena dengan tersenyum. Sedangkan Shikamaru mengalihkan pandangan nya dengan wajah merona. Gaara hanya menatap Kiena namun jika diperhatikan secara cermat, terlihat rona merah tipis diwajahnya.

"Baiklah kalau begitu, kita akan pergi." Ucap Kankurou dan mereka pun berbalik pergi.

"Sampai jumpa." Ucap Gaara.

"Sampai jumpa." Temari mengikuti.

Kiena melambai kan tangan nya dan berseru "Sampai jumpa!"

"Ayo ke Kantor Hokage, Kiena." Ajak Shikamaru.

Kiena mengangguk semangat "Mm!"

Shikamaru tersenyum.

Dan mereka pun menuju Kantor Hokage.

..

"Aku sudah membaca laporan Desa Takumi tempo hari." Ucap Tsunade.

Jeda sejenak sebelum Tsunade melanjutkan seraya tersenyum "Meski tak berjalan sempurna, kuanggap lulus."

"Tidak! Aku masih kurang pengalaman--"

"Tentu saja! Kau akan menangani beberapa misi, dan menambah pengalaman mu, jadi pastikan berusaha keras!" Sela Tsunade.

Shikamaru berseru "Apa?! Berarti aku akan bekerja lembur?!"

Tsunade tersenyum, sedangkan Kiena tertawa lalu berucap "Semangatlah Shikamaru."

"Ekhem! Kau juga, Kiena." Tsunade mengingatkan yang membuat tawa Kiena seketika berhenti lalu berseru "Eh?!"

Giliran Shikamaru yang tertawa "Dasar bodoh."

...

Kiena sedang berjalan menuju gerbang untuk mengantar Naruto pergi ketika dilihatnya Hinata yang bersembunyi di balik tiang seraya menatap ke depan.

"Eh? Hinata-chan? Mengapa disini?" Tanya Kiena.

Hinata menoleh dengan wajah yang merona dan memainkan jarinya "E-eh..A-ano.. Aku.."

Kiena tersenyum dan menggandeng tangan Hinata "Ayo ikut saja Hinata-chan! Tidak perlu malu ne?"

Hinata mengangguk senang.

"Aaa!! Hinata-chan imut sekali sih!" Seru Kiena gemas seraya menahan diri untuk tidak menggigit pipi Hinata.

Hinata tersenyum malu-malu.

Saat sampai di gerbang, Naruto berseru "Aku akan menjadi lebih kuat! Lihat saja Kiena-chan, Sakura-chan, Hinata!"

Sakura mendengus "Jangan merepotkan Jiraiya-sama Naruto!"

Kiena tertawa kecil "Baiklah. Baiklah. Cepatlah tumbuh besar Naruto."

Sedangkan Hinata bersembunyi di belakang tubuh Kiena dan menatap Naruto malu-malu.

Naruto dan Jiraiya pun pergi.

Sakura menghela nafas "Aaahh~ Kiena-chan pasti juga berpikir betapa sunyi nya Desa ini jika Naruto tidak ada."

Kiena tertawa kecil "Aku juga memikirkan itu Sakura-chan. Kuharap latihan nya berjalan lancar."

Hinata mengangguk "S-semoga N-Naruto-kun kembali s-secepatnya.."

Kiena mengangguk "Itu pasti Hinata-chan. Baiklah, kita juga akan berlatih dengan keras dan menjadi kuat!"

Sakura berseru "Yosh! Shanaarooo!!"



END



(Lanjut ke Part 2)

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang