Awal

1.7K 145 8
                                    

'8'

'7'

'6'

Nioko berjalan mendekati sang target.

'5'

Sang target melihat Nioko menghampiri dan segera berdiri karena menurutnya Nioko akan memberi selamat.

'4'

'3'

Nioko tersenyum manis.

'2'

'1'

"Ah, selamat atas--"

'0'

Klik!

Lampu diruangan itu tiba-tiba padam dan suasana menjadi riuh.

Tidak melewatkan kesempatan itu, Nioko menusukkan jarum yang sudah dilumuri oleh racun tepat ke pembuluh darah si target.

Yap, inilah kehebatan nya yang lain, dalam ruangan gelap pun, Nioko dapat mengetahui titik vital sang target.

"Selamat atas kematianmu." Bisik Nioko seraya tersenyum sadis.

Bagaikan angin, Nioko melewati para tamu dan keluar dari ruangan itu.

Nioko juga berhasil melewati dua penjaga didepan pintu. Salah seorang penjaga pintu yang sudah mendengar desas-desus akan julukan Nioko pun berteriak,

"Tokyo no Shiroi senkō!"

Namun tepat pada saat lampu menyala, tidak ada seorangpun dihadapan kedua penjaga itu. Sedetik kemudian, terdengar teriakan dari dalam ruangan.

Dan ruangan menjadi sangat riuh.

.

.

.

"Misi selesai ayah." Ucap Nioko yang sedang melapor pada sang ayah dengan telepon.

'Kerja bagus Nioko, ayah bangga padamu. Segera kembali lah nak.'

"Baiklah ayah, aku akan membeli tiket pesawat penerbangan malam ini."

Lalu sambungan pun terputus.

Nioko tersenyum senang.

Hari ini merupakan hari tercepatnya. 10 detik. Rekor yang didapat selama ia bekerja.

Mungkin karena situasi yang berbeda, dimana tidak harus menumbangkan satu persatu penjaga seperti misi-misi sebelumnya saat di mansion. Juga pada misi menembak jarak jauh karena harus menganalisis terlebih dahulu.

Pada misi ini hanya mengganti satu lampu biasa menjadi lampu sensor, namun berbeda dengan lampu sensor pada umumnya, dimana lampu akan menyala apabila terdapat orang dibawahnya atau pada area sensor.

Lampu sensor yang Nioko gunakan ini berbeda, dan tidak diperjual-belikan, hanya ada satu dan khusus untuk pekerjaan nya saja.

Dimana lampu sensor yang digunakan nanti diciptakan oleh sang kakak tertua, Ichiro yang kelewat jenius.

Yap, pada malam itu, setelah mereka bermain, mereka mendiskusikan misi ini. Dan terlintaslah ide lampu ini.

Dimana Nioko pergi sambil membawa lampu-lampu tersebut menggunakan kereta -karena tentu kereta tidak memerlukan pemeriksaan walaupun memakan waktu lebih banyak daripada pesawat-, lalu jangan lupakan dengan kemampuan 1000 wajah nya.

Nioko akan menyamar sebagai salah satu staff weeding organizier dan menggunakan lampu tersebut. Nioko juga menyamar sebagai staff gedung yang memeriksa lampu setiap akan ada acara pernikahan.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang