14. menang

98 19 0
                                    


Karena hari ini adalah hari senin, Liant harus berangkat lebih awal. Setiap senin, sebelum kegiatan belajar, selalu diadakan upacara kenaikan bendera yang dilakukan lebih awal dari jam masuk sekolah biasanya.

Takut terlambat, Liant berangkat lebih pagi, bahkan saat ia datang, sekolah masih terbilang sepi. Remaja itu langsung hampiri kelasnya di lantai tiga. Menghabiskan waktu sebelum upacara untuk bermain ponsel. Meski sebenarnya Liant bukan tipe manusia pecandu benda persegi panjang itu. Bahkan hidup Liant masih bisa berjalan seperti biasanya tanpa itu. Liant bosan jika memainkan ponselnya terlalu lama. Bukan maniac game, karena ia hanya main sesekali, itupun playstation bersama Abi.

Sampai ketua kelas menyerukan mereka untuk segera turun, barulah Liant menyimpan ponselnya di dalam tas. Mengikuti temannya meninggalkan kelas, untuk berbaris di lapangan.

"Pagi, Liant."

Remaja tinggi itu menoleh. Setelah menemukan orang yang menyapanya, Liant tersenyum. Hanya satu orang yang suka menyapa Liant dengan memanggil namanya, ya, dia hanyalah Lili. Gadis yang tergabung dalam OSIS itu sering menyapanya, meski awalnya Liant tidak melihat, tapi Lili selalu menyapa saat melihat Liant.

"Topi lo mana?"

Liant baru menyadari jika ia tidak menggunakan topi. Seketika jantungnya berdegup cepat. Liant tidak mau baris di tempat para pelanggar aturan, tidak mau mendapat poin karena kesalahannya juga.

"Masih boleh ke atas gak? Mau cari di loker."

Semua gerbang di tangga sudah ditutup, karena tidak ada yang boleh naik ke atas lagi dan membolos upacara bendera. Ada anggota OSIS yang menjaga. Tapi seharusnya Lili bisa membantu Liant, karena tujuan Liant ke atas itu jelas untuk mengambil topinya.

"Pasti ada di loker?"

"Enggak tau, tapi mau liat dulu."

"Ayo ikut gue."

Liant mengikuti gadis itu. Berjalan ke arah petugas upacara yang tengah menyiapkan diri sebelum upacara dimulai. Liant diam saja dan terus mengikuti.

"Ada yang bisa pinjem topi, Kak?" Lili bertanya pada orang-orang disana. Penggunaan 'Kak' itu biasa digunakan anggota OSIS untuk bicara pada siswa lain, tidak peduli itu adik kelas atau seangkatan, karena itu menunjukkan sikap sopan.

"Gue ada, sebentar, ambil di tas," seorang mengatakan itu pada Lili.

"Pinjem sebentar ya, Kak."

"Pake aja."

Lili berbalik, menyerahkan topi itu pada Liant. "Jaga ya, nanti gue ambil lagi."

"Makasih."

"Yaudah, lo bisa balik ke barisan, udah mau mulai upacara."

Liant segera kembali ke barisannya tadi. Untung saja Lili membantunya, untung juga Lili yang menyadarinya. Jika diketahui anggota OSIS lainnya, ada kemungkinan Liant diminta meninggalkan barisan kelasnya sekarang.

Liant itu orangnya pelupa. Dia sama sekali tidak memiliki memori dimana ia simpan topinya. Itu bisa jadi ada di loker, atau terbawa pulang olehnya, atau ada di tas sekolahnya. Ia tidak tau dimana atribut penting upacara itu.

Saat upacara memang diwajibkan menggunakan atribut lengkap, kelengkapannya akan diperiksa oleh petugas OSIS. Wajib memakan almamater sekolah, topi, dasi, ikat pinggang, semua harus lengkap tanpa terkecuali.

Ucapacara dimulai begitu petugas protokol upaca membacakan urutan pertama saat upacara. Penaikan bendera merah putih, amanat pemimpin upacara, dan beberapa rangkaian upacara seperti yang tertera pada susunan upacara.

BRILLIANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang