Vote dulu, baru baca!
...
Sudah jauh dari malam dimana mereka datang dan membahas masalah Liant dan Halim di rumah Hamid. Ujian akhir sudah selesai, semua kegiatan sekolah semester ini juga sudah berakhir. Hari ini sudah pembagian hasil belajar, setelah itu waktu liburan. Barulah Liant menjadi siswa kelas tiga.
Hari-hari Liant jauh lebih baik. Ia sama sekali tidak pernah ke rumah Halim. Ia tinggal di rumah Hamid. Seperti yang dikatakan Hamid, Liant bebas jika ingin tinggal di rumahnya. Bahkan sejak lama keluarga Hamid yang berulang kali mengatakan agar Liant tidak pulang ke rumahnya, rumah Halim, jika hanya luka yang anak itu dapatkan setelahnya.
Anak itu hidup dengan baik bersama keluarga lengkap.
Pagi hari Liant diantar Abi ke sekolah. Pengambilan hasil belajar diadakan siang nanti. Tapi orang wali murid diminta datang pukul sepuluh.
Setiap kenaikan kelas, sekolah membuat acara pentas seni, untuk menunjukkan bakat dan minat murid-murid mereka di depan orang tua mereka langsung. Karena itu wali murid diminta datang pukul sepuluh nanti.
Paginya ada apel yang harus dihadiri murid, jadi mereka tetap datang ke sekolah pagi seperti biasanya, dengan seragam sekolah yang rapi. Setelahnya mereka prepare untuk persiapan pentas seni. Di sini juga akan diumumkan juara tiga besar per-angkatannya. Sebagai apresiasi untuk anak berprestasi. Itu akan membuat orang tua mereka bangga. Barulah pembagian hasil belajar diberikan setelah pentas seni selesai.
Hari ini yang datang sebagai wali murid Liant adalah Hamid. Dewi tidak bisa datang, karena ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Dan Liant tidak masalah karena Dewi tidak datang. Untung saja Hamid pulang dan bersedia menjadi walinya.
Setelah pergi terakhir kali, Hamid baru pulang dua hari yang lalu. Untungnya Hamid memiliki jadwal yang padat itu kemarin. Sekarang, disaat Liant memasuki waktu liburan, Hamid tidak bekerja, karena mendapat libur. Pas sekali bukan? Ah, sebenarnya Hamid yang sengaja mengambil banyak penerbangan dua bulan belakangan ini. Agar ia mendapat waktu libur disaat Liant juga libur.
Setelah Hamid dan Abi datang, barulah Liant mengajak keduanya ke auditorium. Ya, Abi ikut juga. Selain ingin datang sebagai perwalian Liant, Abi datang atas undangan pihak OSIS. Sebagai alumni sekolah itu, ia diminta memberi sedikit kata untuk motivasi, terutama untuk murid yang sebentar lagi akan naik kelas tiga.
Abi selain aktif di kampus, ia sudah aktif sejak sekolah. Menjadi pengurus OSIS dan aktif di banyak kegiatan sekolah. Sebagai salah satu alumni yang mendapat kampus terbaik, Abi diminta memberikan sedikit kata motivasi dan saran untuk adik-adiknya yang bersekolah di sini. Sebenarnya tahun kemarin Abi diminta hal yang sama, tapi saat itu ia tidak bisa karena tengah melakukan pendakian. Dan tahun ini ia kembali diminta, Abi menyanggupinya karena ia memang bisa.
Ini kali pertama Hamid yang datang ke sekolah Liant. Sayang sekali, meski rasanya masih kurang, karena Liant ingin Dewi juga. Tapi ia tidak akan memaksa, Liant masih tau diri untuk tidak meminta dan menuntut banyak hal. Sudah ada yang datang saja sudah syukur. Apalagi Hamid tidak pernah melakukan ini sebelumnya.
Acara sudah dimulai, auditorium sudah mulai ramai, meski masih ada beberapa yang masuk. Pembukaan oleh kepala sekolah juga wakil, dan ketua OSIS juga turut memberi sambutan. Karena acara ini masuk kedalam program kerja OSIS.
Satu persatu acara berlangsung. Beberapa penampilan dari ekskul tari tradisional, tari modern, ekskul musik, paduan suara, band sekolah, sebagai penghibur wali murid yang datang. Di tengah-tengah itu juga diumumkan juara satu di setiap kelasnya, dimulai dari angkatan kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga.
Giliran angkatan kelas dua, semua yang meraih peringkat pertama diminta maju dan diberikan piala dan sertifikat khusus. Setelahnya baru diumunkan peringkat tiga besar di angkatan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT
Fanfiction"Uang terus otak lo, gak bisa pikirin hal lain?" "Kalo bukan uang, apa lagi yang gue dapet? Gue gak kayak lo, punya semuanya. Gue gak punya apa-apa selain uang sama semua fasilitas dari dia.. Kalo bukan uang, terus apa?!" "Terus gue apa? Ibu? Ayah?"...