Liant sudah berada di sekolah. Hari ini sudah tidak ada kegiatan belajar, karena hari ini ada pembagian hasil belajar selama satu semester yang sudah mereka lewati.
"Liant."
Remaja tinggi itu menoleh, lantas tersenyum sebagai jawaban, as always.
"Lo ngapain disini?"
"Gapapa, gabut aja. Lo sendiri?"
"Sama sih."
"OSIS gak lagi sibuk ya?"
"Enggak, udah beres semua kegiatan semester ini."
Lili yang tidak ada kegiatan apapun memilih untuk pergi ke ruang lukis. Ternyata ia menemukan Liant yang sudah ada di sana lebih dulu darinya.
"Nanti liburan, kita main lagi yuk," tiba-tiba Liant mengajak.
"Boleh, mau kemana?"
"Gatau sih, ada ide gak?"
Lili berpikir, tempat mana yang menyenangkan untuk mereka kunjungi saat liburan? Sebenarnya Lili pergi kemana saja tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah Liant, memang bisa pergi kemana saja? Naik bus saja dia kapok. Lalu harus pergi dengan apa mereka? Lili sudah terbiasa dengan kendaraan umum.
"Nanti aja pikirinnya, kalo udah ketemu ide, kabarin gue ya. Gue gak ada ide sama sekali soalnya, tapi pengen main."
"Lo suka ke tempat yang kayak gimana?"
"Suka tempat apa aja, gue suka jalan-jalan, kemanapun. Oh, kalo gak ada ide, paling kita nonton gak sih? Waktu itu kita pengen nonton, belum jadi."
"Boleh."
"Sekarang temenin gue yuk."
"Kemana?"
"Jajan, laper."
Lili terkekeh, ia setuju untuk menemani Liant yang katakan ingin jajan.
Untungnya sistem pembayaran di sekolah mereka menggunakan Kartu Siswa yang juga menjadi kartu debet. Mereka bisa jajan selama ada saldo didalam kartu tersebut. Liant yang tidak punya uang cash pun tidak perlu khawatir, ia masih tetap bisa jajan, karena saldonya masih banyak.
Liant membeli minuman kopi di kafe sekolahnya. Setelahnya mereka pergi ke taman sekolah. Memilih untuk berada di ruang terbuka daripada di dalam.
"Ibu bilang, nanti mau ketemu lo, setelah ambil rapor."
"Tante Dewi?"
"Iya."
"Kenapa?"
"Gapapa, emang gak boleh?"
"Boleh aja sih," meski bingung kenapa Dewi ingin bertemu dengannya, tapi Lili tidak keberatan. Toh Dewi baik dan ramah.
"Lo yang ambil rapor ibu lo juga?"
"Enggak, gue gak ambil rapor sekarang. Kayaknya nanti deh pas udah masuk semester dua, baru bisa diambil rapornya."
"Kenapa?"
"Gak ada yang bisa ambil sekarang."
Liant mengangguk. Jika tidak bisa diambil sekarang, rapor bisa diambil saat semester dua sudah berlangsung, ini hanya berlaku untuk semester satu, karena saat kenaikan kelas, rapor harus segera diambil. Dan rapor diwajibkan untuk diambil oleh wali murid, siswa tidak akan diberikan rapor jika wali murid mereka tidak datang.
"Li, abis SMA, lo mau ambil apa?" tanya Liant.
"Belum yakin. Tapi ada satu yang gue pengen."
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT
Fanfiction"Uang terus otak lo, gak bisa pikirin hal lain?" "Kalo bukan uang, apa lagi yang gue dapet? Gue gak kayak lo, punya semuanya. Gue gak punya apa-apa selain uang sama semua fasilitas dari dia.. Kalo bukan uang, terus apa?!" "Terus gue apa? Ibu? Ayah?"...