Vote dulu , baru baca!
....
Jakarta
Sep10, 23 (21.24)
Halim anak tunggal di keluarganya. Dari orang tua yang berada. Hidupnya begitu bebas, bahkan terkesan tidak ada aturan. Orang tuanya juga tidak terlalu memerhatikannya. Bagaimana lagi, orang tuanya sibuk. Dan itu membuat hidup Halim sangat bahagia dan bebas.
Halim bisa melakukan apapun yang ia ingin lakukan. Pergaulannya sangat bebas dan bertemu dengan berbagai orang tidak beres. Halim mana tau cara membatasi diri. Yang Halim muda lakukan hanyalah mencari kebahagiaan dari kebebasan.
Tidak ada aturan sama sekali dalam hidupnya. Tidak ada batasan apapun. Halim bebas bermain-main selama ia mau.
Dan ya, kejadian itu, kejadian yang tidak seharusnya terjadi. Riani, kekasih Halim saat itu mengandung. Dan jelas itu anak Halim. Karena Riani melakukan itu hanya dengan Halim. Bahkan saat itu mereka masih seorang murid di sekolah SMA. Benar-benar keterlaluan apa yang mereka lakukan.
Keluarga Riani tau, bahkan lebih dulu tau daripada Halim sendiri. Riani diketahui tengah mengandung saat ia dirawat di rumah sakit karena sempat sakit. Gadis itu mengatakan pada keluarganya ia melakukan kesalahan dengan Halim.
Keduanya dinikahkan setelah kejadian tersebut. Tidak peduli usia mereka yang baru saja menginjak legal. Halim bisa melanjutkan sekolahnya sampai lulus, tidak dengan Riani.
Tidak mau mengambil resiko jika menggugurkannya, karena Riani masih sangat muda. Karena itu mereka sepakat untuk dinikahkan. Keluarga Riani juga yang menolak untuk menghilangkan anak tersebut.
Apa yang diharapkan dari anak remaja yang masih beranjak dewasa? Mereka belum memahami apapun. Bahkan disaat anak seusia mereka masih mencari jati diri, mereka sudah berhadapan dengan hal yang begitu berat untuk anak seusia mereka.
Kehidupan berumah tangga tidak semudah itu. Bahkan orang dewasa pun harus memiliki kesanggupan jika ingin ke tahap pernikahan. Tidak mudah, banyak hal yang akan menjadi lebih sulit. Saat terbiasa dengan kehidupan sendiri, maka setelah pernikahan, mereka harus menyatukan dua kepala yang tidak akan mudah, apalagi menyatukan banyak kepala antara keluarga mereka.
Sebelum anak mereka terlahir, keduanya sudah tidak tinggal bersama. Memilih kembali ke keluarga masing-masing karena tidak bisa menjalani kehidupan tersebut. Dasarnya mereka memang belum cukup usia, mental mereka belum bisa menerima apapun keadaan yang terjadi, dan pemikiran mereka juga masih terlalu labil.
Riani hanya ditemani keluarganya saat melahirkan anaknya. Setelah terlahir, barulah keluarga Halim diberi tau. Karena tidak bisa memaksakan lagi, keduanya tidak melanjutkan pernikahan itu.
Dua anak yang lahir itu, mereka akan merawatnya satu-satu. Riani membawa anaknya yang lahir lebih awal dan satu anaknya yang lain bersama Halim. Hubungan mereka hanya sampai disana. Setelahnya, mereka menjalani hidup masing-masing.
Tidak pernah sekalipun mereka berhubungan lagi. Hilang kontak sama sekali. Seakan keduanya ingin saling melupakan. Halim tidak pernah sekalipun bertemu dengan Riani, takdir yang seolah tidak mempertemukan, juga karena masing-masing dari mereka tidak ingin lagi bertemu. Begitu juga Riani yang tidak pernah menemui atau berniat bertemu Halim atau satu anaknya yang bersama Halim.
Keduanya berpisah, dan tidak ada lagi hal yang membuat mereka terkait. Riani membiarkan satu anaknya dengan Halim, atas kesepakatan dua keluarga itu. Riani bahkan tidak mau tau apa yang terjadi pada anaknya yang lain. Bahkan dengan anak yang ada bersamanya pun ia tidak memikirkannya. Memang belum ada sedikitpun sikap dewasa, sekalipun statusnya sebagai ibu, meski di usia yang sangat belia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT
Fanfic"Uang terus otak lo, gak bisa pikirin hal lain?" "Kalo bukan uang, apa lagi yang gue dapet? Gue gak kayak lo, punya semuanya. Gue gak punya apa-apa selain uang sama semua fasilitas dari dia.. Kalo bukan uang, terus apa?!" "Terus gue apa? Ibu? Ayah?"...