22. menemui seseorang

95 19 0
                                    


2kali up, biar besok chapter 23 wkwkwk.


***

"Adek kemana ya, Kak? Kenapa dia gak pernah dateng."

"Aku juga gak tau, Bu."

Setelah kejadian malam itu, Liant tidak pernah terlihat sama sekali. Rumahnya juga selalu terlihat sepi seperti biasa, seperti tidak ada yang menempati. Tapi terpatahkan karena ada mobil yang terparkir disana setiap malamnya.

Dewi tidak bisa untuk tidak memikirkannya. Banyak hal yang Dewi pikirkan tentang kemungkinan yang terjadi pada anak itu. "Liant gak pindah kan ya?"

"Kayaknya enggak, Bu."

"Ibu liat ada dua mobil di rumahnya, dua mobil itu asing."

"Ibu tau sendiri gimana orang itu."

Dewi mengangguk setuju. Ayah Liant itu memang suka sekali mengganti mobilnya, jadi tidak heran jika mobil yang ada di depan rumahnya sering berganti. Tapi kali ini, kenapa ada dua mobil? Siapa pemilik satunya? Sementara disana hanya tinggal Liant dan Halim, Liant tidak mungkin menggunakan mobil sendiri.

"Nanti pulang jam berapa, Kak?"

"Belum tau, kenapa, Bu?"

"Temenin ibu ke sekolah adek."

"Mau apa?"

"Ada urusan. Ibu udah janji sama orang."

"Oke, nanti aku kabarin ibu. Aku berangkat sekarang ya, Bu."

"Hati-hati."

Setelah sarapan Abi langsung pamit, karena ada kelas pagi. Di rumah hanya ada mereka berdua. Hamid sudah kembali bekerja, jadi rumah kembali sepi. Apalagi Liant yang tidak pernah terlihat. Hanya Abi dan Dewi yang menghuni rumah besar itu.

Dewi juga bersiap, harus pergi bekerja pagi ini, seperti biasanya.

***

Sore seperti yang dijanjikan, Abi temani ibunya yang ingin pergi ke sekolah Liant. Karena ia membawa motornya sendiri, jadi mereka berangkat masing-masing.

Abi menunggu ibunya yang masih memarkirkan mobilnya. Setelahnya berjalan berdampingan dengan Dewi memasuki area sekolah. Membiarkan sang ibu menghubungi seseorang begitu mereka sampai di resepsionis sekolah.

Dewi menoleh saat mendengar suara yang berbicara padanya terdengar dekat. Ternyata, seorang yang ingin ia temui sudah ada di resepsionis juga. Karena belum pernah bertemu sebelumnya, mereka tidak tau satu sama lain.

"Maaf, Tante Dewi ya?"

Dewi tersenyum, mengangguk mengiyakan.

"Silakan duduk, Tante," ia mempersilakan Dewi duduk.

Di resepsionis ada beberasa sofa yang memang ditujukan untuk tamu. Saat mengajaknya bertemu, ia menyarankan agar mereka bertemu di resepsionis saja.

Dewi yang menghubunginya duluan. Mendapatkan kontaknya dari ponsel Liant yang tertinggal di rumah. Ada satu kontak yang sering memberi pesan pada Liant. Tapi tidak pernah terbalas, karena si pemilik ponsel yang meninggalkan ponselnya. Dewi mengambil kontak itu untuk menemuinya.

"Kenalin, ini Abi, kakaknya Liant," Dewi mengenalkan Abi. Sebelumnya Dewi sudah mengenalkan diri, sebelum mereka bertemu. Mengenalkan diri sebagai ibu Liant.

"Saya Lili, Kak," Lili canggung bicara padanya. Ia menyadari sejak tadi Abi terus memandanginya, sedikit membuat risih.

"Lo temennya Liant?"

BRILLIANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang