34. liburan

75 13 0
                                    



Sudah dari beberapa waktu lalu Ratih merencanakan liburan keluarga. Ratih juga yang menyiapkan semuanya. Ingin liburan musim dingin di Eropa dengan keluarga barunya yang sangat ia tunggu.

Tidak ada yang menolak keinginan Ratih. Keinginan wanita tua itu seperti sebuah keharusan, mereka akan merasa tidak enak hati jika sampai menolaknya. Ratih bilang, salah satu hadiah yang ia berikan untuk keluarga barunya. Hadiah pernikahan yang kemarin Ratih berikan untuk Halim dan Renata, tidak bisa mereka tempati.

Ratih jelas ada rasa kecewa. Ia memilih sendiri dan menyiapkan semuanya khusus untuk anak dan menantunya. Tapi Halim mengatakan mereka tidak bisa pindah ke rumah itu karena Renata yang menolak. Memang benar Renata menolak, tapi ia menolak karena mengikuti keinginan Liant. Halim tau Liant yang menjadi sumber penolakan Renata. Tapi Halim tidak mengatakannya terus terang pada sang ibu. Membiarkan ibunya tidak tau Liant adalah alasan dibalik mereka tidak bisa pindah.

"Liant enggak ikut?" Renata bertanya. Mereka sudah akan berangkat. Tapi Liant tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.

"Enggak."

"Kenapa?"

"Dia udah ada rencana liburan lain."

"Tapi kita gak bisa pergi tanpa dia."

"Ren, jangan buat ibuku kecewa lagi. Kemarin kamu udah tolak pindak ke rumah yang ibu kasih. Sekarang kamu mau batalin liburannya?"

"Tapi Liant?"

"Dia udah ada rencana liburan juga. Kita gak bisa paksa dia. Beneran, dia gapapa."

Meski sebenarnya Halim tidak tau yang dikatakan itu benar atau tidak. Liant kan sudah ia usir dari rumah. Ia tidak ingin melihat anak itu lagi di rumahnya, sudah terlalu muak. Dan ketidak pulangannya beberapa hari bahkan beberapa minggu ini, tidak membuat Halim mencarinya. Halim tidak akan seperti sebelumnya, yang akan menarik paksa anak itu untuk pulang karena Renata terus mencarinya, Halim tidak akan melakukannya lagi. Justru bagus jika Liant sama sekali tidak pernah pulang.

Urusan alasan pada Renata, nanti ia pikirkan lagi. Yang penting sekarang, Halim tidak ingin berurusan dengan anak tidak tau diri itu. Anak yang hanya menyusahkannya dalam setiap hal yang ingin ia lakukan.

Setelahnya mereka berangkat. Halim, Renata, dan kedua putra Renata. Mereka membuat janji temu di bandara dengan Ratih.

***

Sementara itu, liburan akhir tahun kali ini, Hamid memberikan keluarganya hadiah liburan ke Jepang. Sebenarnya itu permintaan Liant. Saat ditanya, kemana mereka ingin liburan akhir tahun, Liant mengatakan ingin pergi ke Raja Ampat. Tapi Abi yang bosan pergi kesana menyanggah. Liburan keluarga memang sering ke Raja Ampat, katanya Liant suka sekali kesana. Tapi Abi bosan. Maksudnya, ada banyak tempat yang bisa mereka kunjungi, tapi Liant selalu memberi ide itu.

Abi memaksa untuk tidak mengikuti keinginan Liant. Tapi Abi sendiri juga tidak memiliki ide harus pergi kemana. Akhirnya Liant menyarankan Jepang. Katanya Liant ingin melihat salju. Meski Abi sempat menolaknya juga. Karena Abi pikir, pasti ayahnya harus mengeluarkan banyak anggaran untuk mereka liburan. Bisa-bisanya Liant tidak memikirkan itu, Abi yang justru memikirkannya.

Abi sampai memarahi Liant yang kalo bicara tidak pernah berpikir. Tapi Hamid dengan cepat mengatakan tidak apa-apa. Lagian mereka tidak sering pergi berlibur. Dalam setahun, mungkin hanya dua kali bisa berlibur. Itupun jika Hamid pulang. Yang terjadi, Hamid jarang pernah pulang di musim liburan. Justru saat musim liburan, Hamid menjadi lebih sibuk. Hamid harus berpergian ke berbagai negara untuk mengantar orang-orang.

BRILLIANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang