[10. Opa Marteo ] 👻

7.9K 379 2
                                    

-
-

---o0o-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-o0o-

"Lagi Qilla, kau ingin ku jemur haa?" Desis kesal Marteo menatap malas cucunya.

Sedari tadi, servis Qilla selalu melayang melewati garis lapangan bola volly.

Marteo menjadi jengkel, ini sudah berapa lama cucunya tidak latihan sampai-sampai servis semudah itu meleset selalu.

Qilla meringis, "Maaf Opa, aku tidak sengaja!" Tutur Qilla menatap polos dengan linangan air mata.

Rafael hanya menjadi penonton di ujung sana. Tidak berniat bergabung.

"Yasudah, istirahat. Tapi jangan lupa besok kau harus latihan lagi Qilla, ingat itu!" Akhirnya Marteo mengalah tidak tega melihat wajah lelah sang cucu.

Qilla mengusap pelan pipinya yang sudah basah dengan air mata, kemudian berlari pelan memeluk tubuh sang Opa, ayah dari papa nya.

Marteo mengusap pelan punggung mungil tersebut, seperti nya dia terlalu keras mengajarkan cucu kecilnya itu. Tidak sengaja membentak beberapa kali, mungkin karena hal itu Qilla menangis.

"Maafkan Opa yang tidak sengaja membentak mu, tenang oke?" pinta Marteo membantu mengusap pipi Qilla yang masih banjir dengan air matanya.

Qilla menatap sendu dengan napas yang masih sesenggukan sehabis menangis, "Jangan kasar, Qilla nggak suka Opa," ucapnya memilin jari-jemari pelan.

Seperti anak kecil yang baru di marahi orang tuanya.

Marteo mengangguk, mengecup singkat kening cucunya, "Maaf, Opa terbiasa melatih yang lain seperti itu jadi terbawa sama kamu. Sekarang pulang, lalu istirahat jangan begadang. Kakek mu mengatakan, kau sering begadang menonton film Disney!"

Mengangguk pelan, kemudian Qilla melambaikan tangan nya tanda perpisahan. "Iya Opa, Qilla pulang dulu."

Mengekori sang uncle, Rafael yang berjalan pelan menuju mobil mereka. Qilla masih tampak tertunduk lesu dari kejauhan tempat Marteo berada, dia jadi merasa bersalah telah memarahi anak itu.

Qilla memang terkenal dengan bocah cengeng dan manja di keluarga Adhitama dan Cxristy.

Marteo hanya kelepasan saja, karena Qilla dulu termasuk anak yang pandai bermain volly. Sudah hampir lima tahun tidak bertemu, terakhir pertemuan mereka ketika putranya yaitu Jordan meninggal dunia.

Setelah peristiwa itu, Marteo tidak pernah lagi melihat sang cucu berkeliaran. Informasi yang ia dapatkan terakhir adalah Qilla melanjutkan pendidikan nya di luar negeri.

"Marteo b*****t, tua Bangka sialan berani-beraninya membentak diriku. Cih dia pikir dia siapa," umpat Qilla sembari meremukkan botol kemasan plastik yang telah habis diminum.

Manipulative Behavior [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang