Menepuk pelan pundak Qilla, "Cil, kalau nggak lolos gue keluarin dari KK!" Ancam Kendra dengan ejekan mata.
"Kalahin si benalu, yakali bocahnya Xetras lemah! Jangan malu-maluin keluarga Lo cil," nasehat Brichia ikut serta.
Arvan hanya terdiam, memandang Lamat lapangan volly yang luas kemudian membandingkan dengan tubuh mungil Qilla.
Tidak sebanding.
Qilla mendengus kesal, malas mendengar ocehan para sahabat nya yang sedang terobsesi dengan sebuah Villa. Ditambah dengan tatapan Arvan yang meremehkan sedari tadi.
Untung kesabaran Qilla seluas lautan.
"YOOO WhatsApp Qilla!" Teriak Regan dari kejauhan.
Terlihat dari pintu masuk, gerombolan Ateez menghampiri dengan pembawaan wibawa nya masing-masing.
Terlihat berkarisma, ditambah Edward dengan sifat pendiam nya membuat ketampanan nya berkali-kali lipat.
Serta Leo si hitam manis, senyuman nya membuat meleleh.
Regan bertepuk tangan, melihat penampilan bocah polos seperti Qilla yang menggunakan pakaian baju pemain volly putri. "Lolos yaaa Qilla, biar bisa menuju Nasional!" Ujar Regan memberikan semangat.
Leo mengangguk semangat, "Nah iyee, nanti gue traktir es cream kalau menang!"
Mendengar kata es cream, "Berapa dulu?" tanya Qilla dengan wajah penuh binar.
"Berapa Lo mau, gue sanggup. Syarat nya menang, kalau nggak ya hangus," ucap Leo dengan simpel, dia merasa kurang yakin Qilla dapat mengalahkan ratu volly putri yang menggiring juara untuk sekolah.
Brichia mendengus malas, tidak suka dengan tatapan remeh yang dilayangkan Leo. Walaupun Arvan juga memberikan ejekan.
Namun satu hal pasti, bahwa Qilla hanya boleh dibully oleh kawanan Xetras. Selain itu, dilarang memasuki area.
Cia menepuk kuat pundak Kendra, membuat si empu meringis ngilu. Padahal sedari tadi, dia diam tidak bersuara untuk mencari keributan dengan macan betina satu itu.
Ateez juga tersentak, menatap heran kenapa Brichia melayangkan pukulan kuat untuk Kendra.
Sedangkan Qilla hanya tertawa dalam hati, dia paham betul bahwa Xetras sedang cemburu. Terutama Brichia, yang terlihat jelas melakukan penganiayaan terhadap Kendra.
Mengibaskan baju seragam yang digunakan Cia, "Sorry, Soalnya gue kesel aja liat manusia sekitar yang sok asik. Najis, menjijikkan iuhhh," sembari memberikan tatapan sinis.
Setiap kalimat yang terlontar dari cucu jendral tersebut terdengar jelas oleh Ateez, terutama Regan dan Leo.
Namun, berbanding terbalik dengan Edward. Dia menatap intens perempuan badas dihadapan nya, tindakan barusan membuat nya tampil lebih cantik.
Terlalu,
Manis.
Brichia mendorong pelan pundak mungil Qilla, mengisyaratkan agar segera pergi. "Qilla, duduk di barisan pemain sonoh! Gue tunggu finalnya,"
Kemudian menarik kasar lengan Kendra, "A****g tatapan Edward obses banget Gilak!" Berbisik pelan.
Sedangkan Arvan mengikuti seperti anak ayam, mencari tempat duduk yang pas untuk menonton cucu nya Lexham.
Kendra tersenyum lebar, kemudian melayangkan pukulan pada pundak Cia. "Sakit setan, dari tadi Lo aniaya gue."
"Nggak ada lembut-lembutnya jadi cewek, pantes jomblo karatan Lo, monyet!" Dengus kesal Kendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulative Behavior [ END ]
SonstigesPerjalanan Azqilla, manusia manipulatif yang dapat mengelabui lawan bicara. Berhati-hatilah pada mereka yang memiliki tutur kata lembut, karena terkadang manipulator sering kali memakai topeng lemah. • "Qi-qilla?" Suara Diana bergetar ketika melihat...