[16. Basic manner? ] 👺

7.2K 345 9
                                    

Apapun jabatan dan tingkatan sosial, jika tidak mempunyai basic manner semua hal itu akan sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apapun jabatan dan tingkatan sosial, jika tidak mempunyai basic manner semua hal itu akan sia-sia. Orang kaya akan kalah dengan orang yang berkualitas.
-Gillbert
-
Hallo bestieh-bestieh kesayangan acuuuu 😋🫶 telimakaciiiiii atas kunjungan nya 😻
-
HAPPY READING 💗
-
-
-o0o-

Mendorong kasar tubuh mungil Qilla. "Curang ya Lo anjing! Nggak usah belagu jadi junior Lo s***n." Dia Dewi, salah satu tim yang memarahi Selly tadi.

Leya dengan reflek menahan tubuh Qilla, menatap terkejut pada kakak tingkat nya tersebut. Tidak heran lagi, Dewi mempunyai kepribadian yang temperamental. Bahkan, sering sekali melabrak langsung adik tingkat yang tidak disenangi nya.

Nayara dengan sigap pasang badan sebagai bentuk perlindungan terhadap Qilla. Dari kejauhan, Xetras melihat kejadian tersebut. Sebenarnya, mereka lebih dahulu kasihan terhadap Dewi.

Dengan cuek Xetras berjalan perlahan menuju lapangan, namun ternyata Regan dan Leo lebih dahulu berlari menghampiri Qilla.

Mereka berdecak sebal, ada apasih dengan dua curut itu? Penjilat sekali, terlebih sikap sok akrab nya dengan Qilla.

Tiara maju perlahan, ikut mendorong tubuh Dewi dengan kasar. "Santai dong, Lo nggak buta untuk ngeliat ada lima wasit yang mengawasi pertandingan kita sedari tadi!" Tekan Tiara mulai tersulut emosi.

"Cil Lo nggak diapa-apain si bangsat ini kan?" Teriak Regan, heboh sendiri.

Leo menepuk pelan pundak Dewi, "Jangan bodoh, banyak yang ngeliatin kasian temen Lo jadi malu!"

Setelah dipikir-pikir, benar adanya bahwa semua teman Dewi menepi. Memberikan jarak, karena seluruh perhatian penonton mengarah padanya terutama sang pemilik sekolah.

Tuan Gavian Archer, kakek dari Gillbert Archer.

"Minggir," ketus Brichia menatap malas kerumunan di hadapannya.

Dengan enggan mereka memberikan akses untuk Cia menghampiri Qilla, tidak ingin mencari sensasi dengan cucu jendral tersebut.

"Qilla, ayo! Pulang, kakek Lo nyariin." Kendra berjalan menjauh, diikuti oleh Xetras.

Lengan Qilla ditahan terlebih dahulu oleh Leya. "Tapi, pengumuman nya belum Lo denger. Bentar dulu," titah Leya menatap dalam.

Brichia berbalik, menatap tajam satu persatu manusia yang menghalangi mereka. "Lo wakil-in, nggak usah ribet!"

Dengan tidak sabaran, Cia menarik tangan Qilla agar mengikuti langkah mereka.

Qilla hanya diam, memasang wajah murung sedari tadi karena tiba-tiba di labrak oleh Dewi. Hati mungilnya tidak sanggup untuk dibentak-bentak, Tuhan tabahkan lah Qilla.

Dia juga tidak protes akan dibawa kemana oleh Xetras. Mana tahu, dibelikan es cream seember.

Namun ternyata, mereka malah memasuki ruangan pribadi pemilik sekolah. Terlihat, tuan Archer dan Lexham sedang mengobrol ringan di sana.

Manipulative Behavior [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang