[27. Berharga?] 🤡

5.1K 264 9
                                    

"Ternyata benar, jika cinta laki-laki lebih besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ternyata benar, jika cinta laki-laki lebih besar. Jangankan keberadaan kita, napas kita saja mungkin sudah membuat dia sangat bersyukur karena mendapatkan orang yang dia cintai." -Azqilla

HOW ARE YOU?
NOT FINE FINE? JUST KIDDING🤡

HAPPY READING 💗

_

"

Kak, udah berapa lama kerja sama abang?" Qilla penasaran.

Revanya menoleh, lalu tersenyum lembut. "Hampir 7 tahunan."

Gadis itu berdecak kagum mendengar hal tersebut, ternyata ada orang yang betah dibawah kepemimpinan abang nya. "Lama juga, kakak kok betah sih?"

"Mau gimana lagi, saya tidak punya keluarga untuk bernaung."

Loh, loh?

Kok suasana nya sedih.

Qilla menggaruk pipinya yang tidak gatal, sebenarnya dia tidak bermaksud. Sumpah, mana tau dia. "Eum maaf, kalau boleh tau keluarga kakak kemana?" Yasudah lah, terlanjur.

Revanya tertawa kecil, ia merasa lucu dengan adik dari atasannya ini. Malu-malu untuk bertanya tapi tetap dilanjutkan juga. "Ibu saya meninggal," Dia termenung sejenak kemudian tersenyum lebar. "Ayah saya pergi entah kemana bersama perempuan lain."

Speechless, itu yang Qilla rasakan.

Dia berpikir perempuan ceria itu memiliki keluarga harmonis seperti senyuman manis di bibirnya. Nyatanya, tidak sama sekali.

"Duh, Qilla nggak pandai ngehibur. Kakak mau es cream?" Serius dia tidak tahu cara menghibur seseorang yang sedang bersedih.

"Tidak apa-apa, saya baik-baik saja. Terimakasih atas perhatian nya Qilla!" Revanya mengacak gemas rambut anak itu.

Membuat Qilla mengerucut sebal, kenapa orang-orang disini tidak ada yang menatapnya takut. Padahal beberapa bulan yang lalu, mereka sangat takut untuk menatap cucu terakhir dari tuan Lexham.

Apakah karena tampilan nya yang sekarang lebih terlihat segar? Ia juga tidak tahu.

Mungkin setelah mempunyai kekasih, gadis itu menjadi suka hal-hal yang berbau feminim.

Tapi yang jelas, dia tak suka es cream strawberry.

Rasanya memang enak, tapi setelah di diamkan. Terasa lengket di tenggorokan, dan berakhir aneh.

Aneh bukan asing, kalau asing mah korban hts-an.

"Ah kalau begitu saya izin pamit undur diri terlebih dahulu, karena masih ada beberapa hal yang mesti saya chek. Terimakasih atas waktunya nona Qilla," setelah mengatakan itu dia langsung berlalu pergi dengan tawa ringan nya.

Gadis itu sebal, sudah pasti. Revanya terlalu keras kepala, padahal Qilla sudah mengatakan untuk memanggil nama saja jika diluar pekerjaan. Tapi lihat, dia malah menjahilinya.

Manipulative Behavior [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang