[22. Girlfriend ] ❤️

5.9K 269 7
                                    

"Dunia butuh logika, bukan hanya sekedar menuruti kemauan dari emosional pribadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dunia butuh logika, bukan hanya sekedar menuruti kemauan dari emosional pribadi." -Qilla


Hallo bestieh-bestieh kesayangan acuuuu 😻 telimakaciiiiii sudah berkunjung ❤️💐🌷

HAPPY READING 💗

_

"Najis, seru juga ternyata pura-pura polos selama ini."

"Modal tampang lugu aja mah mudah."

"L**te kek dia emang suka malu-maluin."

"Bersaing sama Selly jalur tubuh? Aduhh, sehat-sehat deh cewek mahal."

"Dari awal keliatan sih tujuan dia masuk Ateez."

"Keliatan sih pinter, ternyata dapat bocoran soal."

Qilla menatap heran sekitar, wajah nya masih menyiratkan pertanyaan mengapa manusia-manusia itu melemparkan cemooh untuk dirinya.

"Qilla!" teriak Anastasya dari arah berlawanan.

Tampak menghampiri Qilla. Wajahnya terlihat sendu dan berempati, dengan tiba-tiba dia memeluk tubuh mungil Qilla dengan erat, sembari berbisik pelan. "Jangan sampai kejadian kemarin bocor, Lo yang gue teror pertama kali kalau sampai itu terjadi!" Setelah itu Anastasya terlihat menjauh dengan wajah terluka.

"Aku paham, pasti kamu ngelakuin itu bukan karena keinginan kamu kan?" Suara terdengar meninggi membuat sekitar mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.

Qilla hanya diam, menatap bingung. Bukan, bukan karena dia terhanyut bujuk rayu setan. Akan tetapi,

Ada apa dengan anak iblis ini?

Kesurupan kah?

Memang nya anak iblis bisa kesurupan?

Anastasya kembali memeluk tubuh Qilla, mereka tampak serasi saling menguatkan satu dengan yang lain. "Kalau Lo berbuat bodoh, gue pastiin Gillbert jadi milik gue!" bisik nya pelan.

Mendengar hal tersebut, sontak Qilla menatap panik. Dan dengan ceroboh nya, mendorong kuat tubuh Anastasya sehingga dia terjatuh menghantam permukaan lantai yang dingin.

"Lo apa-apaan sih!" bentak Leo sembari menolong Anastasya yang masih terduduk di lantai dengan wajah shock.

Qilla menatap dalam, aneh. "Dia bilang mau____"

"Diem deh, basi tau nggak. Gue kira Lo tuh anak baik-baik, eh ternyata suka maling lembar jawaban," ketus Leo dengan tatapan malasnya.

"Bukan, bukan Qilla yang____"

"GUE BILANG DIEM YA DIEM ANJING !!!" Terdengar suara Leo menggema di koridor sekolah.

Dari ujung koridor masuk terlihat Gillbert bersama Edward berjalan dengan santai sembari berbincang pelan. Namun, karena melihat bocil kematian nya dibentak alhasil Gillbert mempercepat langkah kakinya.

Manipulative Behavior [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang