[37. Yes, It's me.]

4.8K 205 2
                                    

"Seorang manipulator tidak akan begitu mudah meminta maaf apalagi memberikan maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seorang manipulator tidak akan begitu mudah meminta maaf apalagi memberikan maaf."

HALLO KESAYANGAN AKU💗
Bagaimana kabarnya?

Jangan lupa berbuat kebaikan dengan vote, commen and share😻

Thankyou 🌷

HAPPY READING 💗

~⁠♪。⁠*⁠♡
_____

Bunyi langkah nya terdengar menggema di lorong kosong Rutan tersebut. Anastasya terdiam sejenak mendengar hal tersebut.

Bukan, bukan karena dia takut. Tapi, bagian lorong ini hanya dia yang masih menjadi tersangka. Karena beberapa tersangka lain nya sudah dipidana dan di pindahkan ke Lapas.

RUTAN (Rumah Tahanan Negara ) merupakan tempat menahan tersangka atau terdakwa untuk sementara waktu sebelum keluarnya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Jantung Anastasya juga berdetak kencang mendengar seretan tongkat baseball besi yang menyatu dengan lantai dingin Rutan tersebut.

"MENGAPA KAU DISINI?" teriak Anastasya dengan mata berkobar marah.

Sebenarnya dia takut, terlebih yang sedang berdiri dengan tegap dihadapannya adalah cucu sah perempuan tuan Lexham.

"Ayolah, kau pikir aku seorang pemaaf?" Suara itu mengalun indah di telinga nya dengan kalimat yang cukup sarkas.

"PERGIIII!!! PERGIIII!!!!" Kali ini Anastasya cukup histeris.

Ya sepertinya memang sudah trauma.

Jika kalian berpikir bahwa dia hidup aman dalam sel tahanan, maka itu sangat salah. Kemarin malam, Xetras menghampiri nya dengan penuh wajah munafik.

Mereka ikut andil dalam penyiksaan dirinya, bahkan Xetras lebih brutal ketika berada ditempat yang gelap. Berbanding terbalik ketika mereka berada di hadapan umum.

Dia tersiksa, sedari dulu ia yang selalu menyiksa orang-orang yang membuat kesal. Sekarang, malah menjadi objek penyiksaan.

"Aku belum melakukan apapun!" celetuk Azqilla Santai sembari melempar tatapan tajam pada orang dibalik jeruji besi itu.

Wajahnya datar. Tidak ada kepolosan ataupun keluguan anak kecil yang terpampang.

Aura dominan terpancar, menguar begitu saja untuk mengintimidasi korban nya.

"Munafik!"

"MANUSIA MANIPULATIF!!!"

"CXRISTY PASTI NGGAK NYANGKA SAMA KEDOK ASLI LO!!!" Anastasya terus berusaha berteriak.

Berharap para penjaga atau sipir yang sedang bertugas malam untuk menolong nya.

Namun nihil, setelah lorong itu kosong dan hanya tersisa dirinya. Mereka para petugas seolah tuli dengan raungan kesakitan yang dia terima.

Bahkan seolah tak berpenghuni.

"Percuma." Kembali, suara dingin dan angkuh gadis itu kembali terdengar.

Manipulative Behavior [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang