[8. Tawaran Villa] 😻

9.5K 442 13
                                    

"Memberi kebebasan pada anak, bukan berarti tidak menyayangi nya namun makna 'Mencintai' itu adalah mempercayai, memahami, dan memberi dukungan."
-Lexham

IG: Zee_antagonist


-o0o-

"Kamu beneran suka sama dia?" tanya Lexham menatap cucunya heran, "Jangan dibuat main-main, kakek jadi segan sama keluarga nya!"

Sedari tadi, Qilla tidak berhenti memasang wajah murungnya. Alhasil dengan penasaran yang tinggi, Lexham bertanya pada Kendra.

Ada apa dengan wajah murung bocah itu. Kendra menjelaskan dengan rinci, terbongkar sudah rahasia Qilla bersama ayang nya. Rasa ingin menceburkan Kendra, tapi setelah dipikir-pikir kakeknya tetap akan tahu di kemudian hari.

Kan kakek tua itu punya tingkat penasaran yang tinggi. Mana mungkin mau ketinggalan berita.

"Cerewet deh pak tua, bawel banget jadi kakek!" Kesal Qilla menatap malas.

Lexham melayangkan tatapan tajam nya, tidak terima dengan tutur kata Qilla yang tidak sopan.

Melihat tatapan tersebut, "Iya, ini serius hubungan nya. Emang kakek kira pria obses kek dia mau di ajak main-main," pasrah Qilla menjelaskan.

Lexham hanya mengangguk, terserah cucunya selagi masih dalam batasan. Untuk apa melarang? Toh mereka para anak muda juga butuh kebebasan.

Karena anak muda semakin di larang, semakin keras kepala untuk melanggar. Alhasil mereka jadi tidak tahu batasan.

Lexham tidak ingin cucunya seperti itu. Salah satu ungkapan cinta keluarga adalah dengan memberi kepercayaan penuh sebagai bentuk tanggung jawab diri.

"Kakek, tadi siang Qilla liat poster lomba volly. Seru keknya kalo kakek yang main," binar Qilla menatap sang kakek.

Lexham tersenyum tipis, "Jangan gila, kau pikir aku kakek apaan!" Sinis Lexham.

Ayolah, dia adalah pemilik perusahaan desain interior terbaik. Harga dirinya akan jatuh jika hanya ikut lomba volly tingkat sekolah. Dia tidak bisa bermain vollyy karena faktor usia, yang ada bolanya dijadikan Canvas menggambarkan interior bangunan.

Menepuk pundak sang kakek pelan, "Duh om, keluarkan skill mu jangan dipendam. Mau jadi apa nanti kamu," tegur Qilla tertawa geli.

Brichia ikut tertawa dengan kerandoman sahabat nya itu, ayolah orang tolol mana yang mau membuat pemilik the company design interior itu marah? Ya hanya Qilla yang mampu.

Karena Qilla memilih menjadi orang tolol. Sekian.

Padahal kakek nya itu sudah menjadi orang sukses, kenapa masih di tanya ingin jadi apa? Pilihan terakhir ya jadi mayat nantinya.

Manipulative Behavior [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang