"Segalanya memang butuh uang, namun ini bukan hanya perihal uang akan tetapi kualitas suatu SDM." -Loif
•
Kadang kekuasaan membuat manusia buta bagaimana cara memanusiakan manusia lain. Dia hanya tahu, bagaimana mengendalikan manusia lain dengan kekuasaan nya.
•
Terimakasih atas kunjungan 😻
•
HAPPY READING 💗
•
_Terdengar dentuman karena tabrakan antara punggung mungil Qilla dengan lemari ruang rapat saat ini.
Entahlah, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Jelasnya, situasi memanas karena dua kakak beradik itu sedang melempar tatapan tajam satu dengan yang lain tanpa ingin mengalah.
"Kau mendorong ku?" Qilla berdesis kesal. Dia tidak menyangka Abang sepupunya itu berbuat kasar terhadap dirinya.
Sedangkan Louis menatap tajam gadis itu, mendengus dingin. "Munafik, kau menjijikkan!"
Melihat situasi yang semakin tidak terkendali, akhirnya Arvan meminta beberapa ketua organisasi untuk mengundurkan diri dalam membahas kasus mereka. Padahal ini adalah pertemuan penting, namun tidak tahu mengapa.
Louis datang dari luar ruangan langsung mendorong Qilla yang tengah berdiri di meja pemimpin rapat karena tengah meletakkan bahan yang sekiranya diperlukan sebagai bukti.
Gadis itu tidak tahu apapun. Walaupun begitu, ia tetap merasa jengkel karena diperlakukan tak pantas di hadapan para ketua lain nya. Oleh sebab itu, Qilla memandang dingin.
"Tidak ada yang mengetahui selain keluarga kita, dan kau salah satu kandidat yang menginginkan pilar pewaris!" Rahang yang mengetat serta mata yang memerah membuktikan betapa marahnya Louis kali ini.
Gadis itu tetap teguh pendirian, dia tidak goyah sedikitpun. Karena dia merasa tidak melakukan sesuatu yang salah sehingga untuk apa mengemis-ngemis ampunan pada manusia batu dihadapan nya?
"Lalu, kau kira?" Qilla sejenak memandang dalam tatapan yang diberikan sang abang, "Aku memandang rendah persaudaraan kita? Oh ayolah, apakah otak bodoh mu sedang berfungsi sekarang?"
Gadis itu secara tidak langsung menjelaskan bahwa harta tidak dapat dibandingkan dengan ikatan persaudaraan. Itu terlalu rendahan.
Louis tersulut emosi hanya karena perkataan bocah 17 tahun yang lebih dibawahnya. Melayangkan pukulan kuat pada lemari, tepat disamping Qilla berada.
Untuk beberapa waktu mereka sama-sama terdiam akan hal yang sedang terjadi. "Udah anjing, belum tentu yang nyebar berita itu Qilla bego!" ujar Kendra memisahkan kakak beradik itu.
Arvan membantu Qilla untuk menjauh dari sang abang yang sedang dilanda emosi.
Gadis itu tentu saja tidak diam, dengan brutal ia ikut mendorong punggung Louis yang sedang membelakangi nya. Sabar? Jangan mengharapkan hal mustahil tersebut. "BAJINGAN." Sembari menunjukkan jari tengah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manipulative Behavior [ END ]
RandomPerjalanan Azqilla, manusia manipulatif yang dapat mengelabui lawan bicara. Berhati-hatilah pada mereka yang memiliki tutur kata lembut, karena terkadang manipulator sering kali memakai topeng lemah. • "Qi-qilla?" Suara Diana bergetar ketika melihat...