Tangan [Name] terus menggenggam tangan gadis itu. Berusaha menyalurkan energi kehidupan miliknya. Tak lama kemudian mata gadis itu mengerjap pelan. "Dia bangun," pekik [Name].
Maki yang mendengar hal itu langsung menghampiri [Name]. "Wah, ternyata sensei benar-benar keturunan Dewa," puji Maki. Setetes air mengalir keluar dari mata gadis itu. Tubuhnya gemetar berusaha menahan gejolak emosi dalam dirinya.
[Name] menyadari hal itu. Ia kemudian mempersilahkan Maki untuk memeluk gadis yang ada di pangkuannya. Gadis itu terlihat kebingungan dengan situasi di sekitarnya. Matanya melotot melihat kediamannya yang sudah hancur lebur.
"Apa yang terjadi? Bukankah aku tadi sudah-"
"Diamlah! Jangan banyak bicara. Myoui-sensei sudah menyelamatkan nyawamu tahu."
Gadis itu terdiam, menatap kosong pada sosok [Name]. Wanita itu kemudian menepuk pelan kepalanya. "Selamat datang kembali, Mai."
* * *
Mai melongo setelah mendengar penjelasan [Name]. Gadis itu tidak percaya bahwa ada kekuatan yang mampu membatalkan kutukan. "Tapi, aku sudah mengorbankan semuanya untuk Maki."
"Itu benar, tapi [Name]-sensei membuatmu terlahir kembali sebagai manusia biasa. Seperti Junpei." Yuuji tiba-tiba bersuara sembari menunjuk Junpei yang tengah mencuci piring di dapur.
Sekarang Mai memahaminya. Ia bukan lagi shaman seperti dulu. Semua kekuatannya telah dikorbankan agar kekuatan Maki bisa bangkit. Dirinya dan saudari kembarnya itu bukan lagi satu tubuh seperti yang seharusnya.
Air mata membasahi pipi gadis itu. "Ini bercanda, 'kan? Hal yang sangat kuinginkan benar-benar terjadi. Ini semua..." Gadis itu menangis semakin keras. [Name] mendekat padanya dan memeluknya. Ia mengusap pelan punggung gadis itu untuk menenangkannya.
"Sensei, terima kasih. Terima kasih sudah datang ke hidupku." [Name] terkekeh pelan mendengarnya. Padahal dirinya selalu berucap membenci anak-anak. Namun tak disangka bahwa dirinya akan sebegitu menyayangi murid-muridnya itu.
"Aku akan melakukan apapun untuk melindungi kalian." [Name] berucap sembari memandangi muridnya satu persatu. Bukan hanya dirinya, Gojo pun begitu ingin melindungi anak-anak ini. Pria itu memiliki harapan yang besar untuk mereka. Dan [Name] memutuskan untuk menjaganya.
Sekarang dia tinggal melakukan satu hal lagi, yaitu membebaskan Gojo dari segelnya. "Sensei, waktunya kita pergi." Yuuji berucap. [Name] tersenyum kemudian mengangguk.
"Baiklah, waktunya menemui makhluk-makhluk bebal itu."
* * *
Yuuji, Megumi, Yuki dan seorang pria yang [Name] kenal sebagai Choso sedang pergi untuk menemui makhluk bernama Tengen-sama. Wanita itu sendiri berada di ruang rapat SMK Jujutsu bersama beberapa petinggi.
"Bukankah pengawasan sudah dihentikan?" Pria tua itu berucap dengan nada yang tidak bersahabat. [Name] memiringkan kepalanya.
"Pengawasan terhadap sekolah sudah dihentikan oleh kementrian pendidikan. Tetapi ada perintah pengawasan dari militer untuk menyelidiki sekolah." [Name] berucap malas. Sangat aneh mengunjungi sekolah itu lagi sementara Gojo tidak ada di sana. Untungnya ia masih bisa bertemu dengan Shoko walau hanya sebentar.
Dirinya sekarang sedang berusaha menahan pergerakan para petinggi Jujutsu yang berusaha mencari keberadaan Yuuji. Terima kasih kepada nama keluarganya, berkat mereka yang memutuskan melindungi Yuuji, pemuda itu jadi sulit dideteksi oleh para shaman yang lain.
Aku tidak menyangka kakek akan menyukai anak itu.
[Name] mendengus pelan. Pembelaan-pembelaan dari para orang tua di depannya terdengar membosankan. "Pak Gakuganji, aku pun tidak mau jika disuruh menyelidiki orang sepertimu. Tetapi ini adalah perintah atasanku," ucapnya dengan nada sarkas.
Suasana di ruangan itu menjadi hening seketika. Mereka semua pasti berpikir bagaimana cara untuk menyingkirkan [Name] secepatnya. Terbesit di dalam pikiran mereka untuk membunuh gadis itu. Toh tidak akan ada yang tahu apa yang terjadi.
"Aku sebenarnya malas ke sini karena tidak ada Satoru. Tetapi kalian malah membuatku berlama-lama. Apapun alasan yang kalian berikan, surat perintahnya sudah dikeluarkan dan ini tidak akan dihentikan meski aku tidak ada." Setelah mengucapkan itu, [Name] langsung beranjak pergi. Ia sengaja menekankan kalimat terakhirnya untuk mengancam orang-orang itu.
Apapun yang terjadi, [Name] pasti akan membongkar kejahatan orang-orang dibalik SMK Jujutsu. Mereka tidak tahu identitas gadis itu, tetapi mereka pasti sudah curiga dengannya karena berhasil membereskan insiden yang terjadi di Shibuya.
[Name] tidak terlalu memusingkan hal itu. Toh mereka juga tidak bisa melakukan apapun karena kutukan tidak mempan padanya. Prioritasnya sekarang adalah Gojo Satoru. Ia berharap semoga Yuuji membawa berita baik.
"Aku akan membawa Satoru kembali."
* * *
Malam natal 2017. Hari itu, Gojo tak menyangka bahwa dirinya akan kehilangan sosok yang paling berharga di hidupnya. Memandangi tubuh yang penuh luka itu, ia rasanya ingin memeluknya.
"Dia akan ikut denganku."
Hening.
Seketika semuanya berubah menjadi hitam putih. Gojo menoleh ke samping. Ada seorang wanita di sana. Memakai yukata berwarna merah darah sembari tersenyum padanya.
"Izana-san?"
Wanita itu mendekat padanya kemudian menyentuh pipinya. "Tak kusangka dia akan meminta hal seperti ini untukmu." Wanita itu berucap sembari memandang tubuh tak bernyawa itu. Gojo pun ikut memandanginya.
"Apa maksudnya?"
"Untuk shaman terkuat, pasti butuh yang terkuat juga kan?" Wanita tersenyum lebar.
Mata Gojo membulat. Sekarang ia mulai mengingatnya. Wanita itu adalah, "Izana-san?"
.
.
.
.
.Hayoloh siapa tuh? Yang baca book sebelah pasti kenal nih👀
Akhirnya sedikit lagi mendekati klimaks guys
Semoga aku bisa namatin cerita ini dengan baik ya
Semoga para pembaca betah juga bacanya
Terima kasih udah baca ><
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfic[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...