Warning Spoiler!!
Yang gak baca manga skip dulu ya
.
.
.
.
.
.
.Seluruh tempat itu hancur. Puing-puing bangunan berserakan dimana-mana. Angin berhembus kencang dan langit di atas sana mendung. Seolah membawa kabar pilu kepada seluruh dunia.
[Name] tak bisa memercayai apa yang ia lihat. Pikirannya mendadak kosong. Sekujur tubuhnya menjadi kaku. Matanya membulat menatap tubuh yang terbaring bersimbah darah itu.
Bohong.
Semuanya pasti bohong. [Name] menolak menerimanya. Padahal ia sudah berjuang sejauh ini. Tetapi pemandangan yang menyambut dirinya tak sesuai harapan. Tak mungkin semua ini terjadi.
[Name] menampar dirinya sendiri. Berulang kali. Berusaha menyadarkan dirinya sendiri. Berharap semua yang ia lihat hanya mimpi belaka. Tetapi rasa sakit yang ia rasakan begitu nyata. Dadanya terasa sesak. Setitik bulir bening mengalir dari sudut matanya.
"Tidak..."
[Name] masih menolak. Kini tangannya mulai memukuli kepalanya sendiri. "Ini tidak mungkin." Air matanya mengalir. Tubuhnya gemetar, kakinya terasa lemas. Sebisa mungkin ia mempertahankan tubuhnya agar tetap berdiri.
Perlahan ia melangkah mendekati tubuh yang tersisa setengah itu. Beberapa kali ia terjatuh, namun terus bangkit. Ujung celananya sobek dan kakinya tergores kerikil. Namun semua itu seolah tak berasa.
Begitu ia menyentuh tubuh itu, barulah ia merasakan sakit yang luar biasa. [Name] menangis dan meraung. Meluapkan segala emosi yang terperangkap di dalam hatinya. Sungguh, kematian Gojo Satoru begitu membuatnya terpukul. Tubuh yang terbaring itu membuanya tak mampu berpikir jernih lagi.
Di dalam hatinya ia terus berdoa, berharap akan adanya keajaiban. Tangannya terus menggenggam tangan Gojo, berusaha mengalirkan energi kehidupannya. Namun itu mustahil. Energi kehidupan hanya bisa menyembuhkan orang yang sekarat, bukan mengembalikan orang yang sudah tiada. Dirinya hanya keturunan Dewa, bukan Dewa sungguhan.
"Tidak, tidak, tidak! Satoru bangunlah, kumohon." Berulang kali [Name] memanggil nama itu. Namun tak ada jawaban. Hanya suara tangisannya yang terdengar di tengah keheningan.
[Name] menatap nanar pada sosok yang menyebabkan semua ini terjadi. Sosok yang seharusnya sudah disegel itu tersenyum memandanginya. Seolah mengejeknya betapa tidak bergunanya dirinya.
Memang apa yang bisa dilakukannya? Kekuatan klan Myoui? Kekuatan matahari? Semuanya omong kosong belaka. Untuk apa semua orang membualkan kehebatannya jika melindungi kekasihnya saja ia tidak sanggup. Ia tidak berguna.
Wanita yang tidak berguna!
Suara-suara aneh mulai memenuhi kepala [Name]. Dalam sekejab kesedihannya mulai berubah menjadi kemarahan. Ia mendongak, menatap sosok itu. Matanya merah dengan air mata yang masih menetes.
"Aku akan membunuhmu." [Name] bangkit dan tanpa basa-basi menyerang sosok itu. Di sekujur tubuhnya muncul cahaya berapi-api. Setiap langkahnya meninggalkan bekas terbakar. Tangannya mengepal, berniat melayangkan satu pukulan pada sosok yang masih tertawa remeh itu. Sedikit lagi tangannya akan mengenainya. Namun, tiba-tiba sekitarnya berubah menjadi hitam putih.
[Name] tersentak karenanya. Ia perlahan melangkah mundur. Dahinya mengkerut melihat sosok di hadapannya yang berhenti bergerak. Begitu ia melihat sekitarnya, ia akhirnya sadar bahwa waktu tiba-tiba terhenti.
"Apa yang-"
Mata [Name] membulat. Di hadapannya kini muncul seorang wanita yang memakai yukata merah. Rambutnya sangat panjang dengan wajah yang tertutupi oleh topeng berwarna putih polos. Tangannya perlahan mengangkat topeng itu hingga menampakkan bibir ranumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfic[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...