[Name] berdecak sebal. Sejak tadi perasaannya sudah tidak enak dan benar saja, ia sedang berhadapan dengan orang yang paling tidak ingin ia temui untuk kedua kalinya. Dia adalah si pria dengan penutup mata yang ia temui tempo lalu saat berkunjung ke SMK Jujutsu.
Pria itu memasang senyum lebar tepat di hadapan [Name]. Wanita muda itu rasanya ingin memberikan satu bogeman keras pada wajah mulusnya.
"Kita bertemu lagi, Nona manis." [Name] berjengit. Panggilan itu lagi. Gadis itu benar-benar merasa mual mendengarnya. Ia memutar tubuh ke samping dan berjalan menjauh sedikit dari pria dengan tutup mata itu. Ia lebih memilih mendekat pada pria blonde yang pernah ia tolong dulu.
"Anda mengenalnya, Nanami-San?" tanya [Name] pada si pria blonde. Nanami menoleh lalu mengangguk pelan.
"Dia adalah guru Itadori-Kun."
[Name] terperangah mendengarnya. Ia melotot pada Nanami dengan eskpresi tak percaya. Tetapi pria itu membalasnya dengan anggukan pasti. [Name] bagaikan tersengat listrik melihatnya. Ia tidak bisa percaya kalau pria dengan penutup mata itu benar-benar seorang guru.
"Yang benar saja. Orang aneh sepertinya?" Sekali lagi Nanami mengangguk. [Name] langsung memasang ekspresi kecewa. Nanami dapat memahami isi hati gadis itu saat melihatnya.
Sebaliknya, orang yang menjadi topik pembicaraan hanya tersenyum bodoh. [Name] mendelik padanya. Ia lalu teringat ucapan seorang siswa di sekolah lama Yuuji.
"Ada orang aneh yang membujuk Kepala Sekolah. Jangan-jangan kau orangnya?" [Name] menunjuk pria itu dengan terang-terangan. Si pria awalnya hanya diam, kemudian tersenyum cerah lagi seperti sebelumnya.
"Oh maksudnya yang membawa Yuuji? Benar, itu aku. Ada masalah?"
Tangan [Name] mengepal kuat. "Masalah? Tentu saja itu masalah! Beraninya kau membawa pergi muridku tanpa seizinku! Dasar pria penculik anak!!" [Name] menarik kerah baju pria itu. Memberikan tatapan sengit walau tahu mata si pria ditutup kain.
Yuuji yang muncul setelah mendapat perawatan langsung panik saat melihat kedua gurunya yang sedang bersitegang. Ia pun buru-buru melerai keduanya. Membuat [Name] harus melepaskan cengkraman tangannya.
"[Name]-Sensei, jangan marah dulu. Biar aku jelaskan semuanya." [Name] menatap Yuuji dan si pria bergantian, setelah itu ia menoleh pada Nanami. Selama beberapa saat ia hanya diam. Kemudian gadis itu melangkah ke salah satu bangku yang ada di koridor dan duduk melipat kaki.
"Katakan!" ucapnya dengan penuh penekanan. Yuuji yang tadinya sudah menyusun kalimat kebohongan langsung merinding. Ia menelan ludah menatap raut serius sang guru.
"Be-begini ... ."
* * *
Yuuji mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Menunggu sang guru memberikan reaksi setelah mendengar ceritanya. Awalnya pemuda itu ingin berbohong pada [Name] dan membuat gurunya itu melupakan semua yang ia lihat. Tetapi, sedikit saja ia coba menyentuh [Name] dengan kekuatannya, tubuhnya langsung merasakan sengatan listrik.
Hal itu membuat Yuuji serta dua pria lain yang ada di sana bertanya-tanya. Apakah [Name] adalah seorang shaman?
Nanami tadinya menguji [Name] dengan mengantarnya ke ruangan yang terdapat banyak roh kutukan, tetapi wanita muda itu tidak dapat melihat apapun. Jangankan melihat roh kutukan, bahkan [Name] tidak bisa melihat garis kecil di bawah mata Yuuji.
Nanami dan Yuuji memutuskan untuk menganggap [Name] sebagai manusia biasa. Walau kejadian dimana energi kutukan tak dapat menyentuhnya adalah hal yang aneh.
[Name] menghela napas panjang. Raut wajahnya terlihat jelas kalau sedang berpikir keras. "Jadi, kalian ini semacam dukun?" Pertanyaan [Name] membuat pria dengan penutup mata tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Hayran Kurgu[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...