Yuuji berlutut di depan Gojo dan berusaha menenangkannya.
"Sensei! Tenanglah, kami tidak lupa. Kami mengingat [Name]-Sensei."
Ucapan Yuuji seperti oasis di tengah gurun. Gojo langsung bangkit kembali dan tersenyum. "Benarkah? Kau mengingatnya?" Yuuji mengangguk pada pertanyaan itu.
"Sungguh? Tanggal berapa dia lahir?"
"Uh tanggal XX bulan X"
"Siapa nama adiknya?"
"Mina-chan."
"Berapa skor ujian nasionalnya?"
"Aku tidak ingat dengan jelas, tapi rata-ratanya di atas 97."
Senyum Gojo makin lebar. Ada sedikit kelegaan yang ia rasakan mengetahui bahwa Yuuji masih mengingat [Name]. Ia lalu menoleh pada yang lainnya dan secara bersamaan mereka semua mengangguk.
Gojo menghela napas panjang. "Syukurlah. Kupikir dia benar-benar menghilang." Mendengar ucapan itu, Yuuji langsung mengerutkan dahi.
"Ada apa, Sensei? Memangnya apa yang terjadi?" Gojo terdiam mendengar pertanyaan itu. Rasanya ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia alami. Pria itu sekali lagi menghela napas panjang lalu mulai menceritakan semuanya pada Yuuji.
"Apa?! Bagaimana bisa itu terjadi?" Reaksi itu muncul dari Nobara. Ia dan semua orang yang ada di sana terkejut bukan main saat mendengar penjelasan Gojo. Awalnya mereka pikir pria itu hanya sedang tantrum karena [Name] yang menghilang sebentar. Tetapi rupanya itu adalah masalah yang sangat serius.
"Pasti terjadi sesuatu padanya," ucap Megumi yang disetujui oleh semua orang. Gojo kembali murung saat mendengarnya. Ia benar-benar tidak tahu dengan apa yang terjadi saat ini. Tapi yang pasti mereka harus segera temukan [Name] yang menghilang.
"Haruskah kita beritahu keluarga Myoui?"
"Tidak!" Gojo spontan menjawab. "Aku tidak percaya dengan mereka. Kalian ingat kan kalau klan pendeta sebenarnya adalah utusan yang dikirim untuk mengawasi kebangkitan [Name]? Saat ini ada kemungkinan bahwa mereka yang menyembunyikannya." Semua mengangguk setuju. Ucapan Gojo memang masuk akal.
Shoko yang mendengar semua itu hanya diam. Sejak tadi ia berusaha menahan gejolak di dadanya yang ingin membeberkan rencana [Name]. Walau situasinya memang sedikit gawat, namun ia percaya bahwa [Name] akan segera kembali.
Saat mereka semua tengah berdiskusi tentang [Name], tiba-tiba saja ada sosok familiar yang menginterupsi. Gojo yang melihatnya seperti mendapat pencerahan lain. Niatnya ia ingin langsung bertanya, namun terhenti saat melihat sosok itu yang berjalan tertatih sembari dibopong oleh seseorang berpakaian samurai.
"Dewi Inari, apa yang terjadi padamu?" Pertanyaan itu datang dari Utahime. Ia menghampiri si Dewi dan ikut membantunya berjalan.
"Mereka ... mereka menyerangku."
Semua orang memberikan tatapan ingin tahu.
"Langit, mereka mengirim utusan untuk menyerangku kemarin. Mereka tahu aku menyembunyikan kebangkitan Yang Mulia Amaterasu. Lalu Yang Mulia..."
Mendengar hal itu, Gojo buru-buru mendekat padanya. "Kenapa? Apa yang terjadi pada [Name]?" Nada suara Gojo terdengar begitu mengintimidasi. Inari bahkan sampai merinding karenanya.
"Yang Mulia sangat marah. Saat itu, ingatannya langsung tersinkronisasi sempurna. Ia memancarkan gelombang cahaya yang besar dan naik ke Takamagahara. Yang Mulia memutuskan untuk melawan mereka. Saat ini, dia pasti sedang bertarung di sana."
Gojo tak habis pikir saat mendengar hal itu. Bagaimana bisa [Name] memutuskan begitu saja untuk menyerang langit tanpa mendiskusikan pada dirinya dulu. "Sial! Lalu bagaimana cara agar bisa ke sana? Aku akan membantunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...