-16- Something Special

1.3K 166 20
                                    

Sudah lewat dari tiga jam [Name] ditinggalkan di kamar itu. Dirinya hanya berdua dengan si pemilik kamar yang saat ini tengah berbaring di pangkuannya. Pria itu masih tertidur setelah merengek ingin berdua saja bersama [Name].

Nanami, Ijichi, Shoko dan Yuuji pun terpaksa pergi tanpa mendengar penjelasan apapun dari [Name]. Perempuan itu sendiri juga enggan bicara sebelum mendapatkan informasi yang pasti. Setelah keempat orang itu pergi, Gojo langsung bergelayut manja padanya.

Pria itu minta ditidurkan karena selama sakit dirinya tidak pernah bisa tidur. [Name] mengiyakan saja keinginannya mengingat dirinya lah penyebab Gojo sampai sakit.

Sekarang [Name] mulai merasa pegal menopang kepala pria itu. Ia menghentikan online game yang ia mainkan, kemudian menyimpan ponselnya di meja nakas.

Tangannya menepuk pelan pipi Gojo untuk membangunkannya. "Satoru, bangun sebentar." Gojo yang memang sudah bangun sejak tadi, membalas dengan lenguhan pelan. Tangannya meraih tangan [Name] yang menepuk pipinya.

"Ada apa, Sensei?" Suara pria itu terdengar serak khas bangun tidur.

"Pindahkan kepalamu ke bantal, aku harus pulang sekarang." Mendengarnya mampu membuat Gojo menegakkan tubuh. Matanya membulat dengan iris ocean yang berbinar.

"Kenapa?" Raut wajahnya dibuat memelas. [Name] terkekeh kecil karenanya.

"Ini sudah malam, aku harus melapor pada Pak Menteri." Dahi Gojo mengkerut. Ia mendekat pada [Name] dan memeluknya.

"Tidak mau, tolong jangan pergi." Pria itu merengek kecil. Membuat [Name] makin gemas padanya. Tangan wanita itu terangkat untuk menepuk pelan kepala Gojo.

"Aku harus pergi, Satoru. Sekarang kau sudah sembuh kan?" Gojo makin mengeratkan pelukannya. Padahal sudah empat hari sejak ia sakit dan [Name] tak pernah mengunjunginya. Sekarang wanita itu malah ingin pergi meninggalkannya. Ia merasa sedikit kecewa.

"Memang apa pentingnya Menteri Pendidikan?" Gojo menenggelamkan wajah di bahu [Name]. Terdengar racauan dan umpatan-umpatan kecil darinya. [Name] tertawa mendengar hal itu.

Ia perlahan mendorong tubuh pria itu agar mau melepaskannya. Raut wajah Gojo langsung berubah cemberut. "Kau ini kenapa?"

"Jangan pergi ... "

[Name] memandangi pria itu sebentar. Rambut Gojo terlihat acak-acakan karena memeluknya tadi. Beberapa untai rambut menutupi wajah pria itu. Tangan [Name] terangkat menyentuhnya. Perlahan ia kesampingkan dan menyelipkannya ke belakang telinga Gojo.

Detak jantung pria itu langsung berpacu dua kali lebih cepat. Rasa panas memenuhi tubuhnya dan dengan cepat menjalar ke wajahnya. Ia sekarang merasa was-was. Akankah dirinya akan kembali sakit mengingingat gejala yang ia rasakan sama seperti sebelumnya.

Untungnya hal itu tidak terjadi dan ia berhasil menetralkan detak jantungnya. [Name] termenung menatap pria itu. Jari telunjuknya masih setia menyentuh bagian belakang telinga Gojo. Berusaha merasakan suhu tubuh pria itu lantaran wajahnya tiba-tiba memerah lagi.

"Kurasa kau sudah benar-benar sehat sekarang, kalau begitu aku akan pulang." [Name] bangkit dan langsung melangkah menuju pintu. Gojo ikut berdiri untuk menyusulnya. Ia menarik ujung lengan baju milik wanita itu.

[Name] menghentikan langkah. Kepalanya menoleh ke belakang menatap pria itu. Sebelah alisnya terangkat seolah meminta Gojo menjelaskan alasan tindakannya.

"Sensei, dimana tanggung jawabmu?"

Kening [Name] mengkerut.

"Tanggung jawab apa?"

Reclaiming My Student || Gojo Satoru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang