Yuuji menatap datar Nobara yang sedang memamerkan barang-barang barunya. Megumi melakukan hal yang sama ketika melihat murid-murid lain bertingkah seperti Nobara. Mereka semua sepertinya senang dengan barang-barang yang dibelikan oleh [Name].
Yuuji mendengus sebal. Padahal dulu hanya dirinya yang dimanja seperti itu oleh sang guru. Sejak akrab dengan murid lainnya, [Name] jadi jarang memberi perhatian padanya.
Megumi menyadari kegundahan kawannya itu. Ia mendekat pada Yuuji lalu menepuk pelan bahunya.
"Ada apa denganmu?" Yuuji meliriknya sekilas kemudian kembali memandangi yang lainnya.
"Bukan apa-apa."
"Kau tahu sekarang wajahmu seperti ikan mola-mola."
Wajah Yuuji sedikit tertekuk mendengarnya. "Masa ikan mola-mola? Seperti tidak ada perbandingan yang lain saja." Yuuji menggerutu kecil membuat Megumi sedikit merasa bersalah.
"Maaf," lirihnya. "Jadi, apa masalahnya?" Pemuda itu menatap Yuuji dengan raut penasaran. Si rambut merah muda terdiam sejenak. Perlahan ia menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan kasar.
"Bukan hal yang penting, aku hanya merasa [Name]-Sensei lebih perhatian pada Kugisaki dibanding aku." Megumi sedikit terkejut mendengar hal itu. Selama ini ia pikir Yuuji adalah anak ceria yang selalu memikirkan orang di sekitarnya. Tak ia sangka pemuda itu bisa cemburu karena gurunya tiba-tiba akrab dengan murid lain.
Megumi jadi menyadari sesuatu. Ternyata [Name] adalah orang yang penting bagi kawannya itu.
Percakapan keduanya ternyata terdengar oleh sepasang telinga milik Maki. Gadis itu menyeringai tipis sembari menodongkan senjatanya pada Yuuji. "Hoi, jangan pelit begitu, semua orang berhak dapat kasih sayang tahu."
Yuuji berjengit melihat ujung senjata itu yang hampir mengenai kejantanannya. Ia meneguk saliva sembari menatap horor pada Maki. "A-aku tahu, tolong singkirkan ini dulu."
"Eh? Memangnya dia bilang apa?" Maki menoleh pada Nobara. Selain gadis itu, ternyata murid-murid yang lain juga jadi memusatkan perhatian pada mereka.
"Dia bilang tidak suka kita dekat dengan [Name]-Sensei."
"Apa?" Murid-murid itu terlihat sedikit membara setelah mendengarnya. Tubuh Yuuji sampai merinding. Bisa gawat kalau dia tiba-tiba dikeroyok di sini.
"Bu-bukan begitu tahu! Aku hanya ... hanya sedang curhat dengan Fushiguro, kalian harusnya tidak boleh dengar, itu melanggar privasi." Yuuji berusaha menjelaskan walau ucapannya tidak mirip penjelasan sama sekali. "La-lalu, [Name]-Sensei itu seharusnya guruku, dia datang ke sekolah ini karena aku tahu!" Pada akhirnya ia malah mengungkapkan sendiri isi pikirannya.
Sekarang mata murid-murid lain menatap tak suka padanya. Suasana hati mereka semua menjadi buruk. Padahal beberapa saat yang lalu mereka senang-senang saja.
"Kau terlalu kekanak-kanakan, apa salahnya jika Myoui-Sensei dekat dengan kami? Bukankah kalian hanya sebatas guru dan murid saja?" Ucapan itu datang dari Mai yang kini sudah duduk melipat kaki di atas meja. "Lagipula Myoui-Sensei sendiri yang ingin kami menganggapnya guru, memangnya salah jika kami ingin diperhatikan olehnya juga? Hidup Sensei kan bukan hanya seputar kau saja," lanjutnya.
Semua perkataan itu membuat Yuuji tertohok. Terutama pada kalimat terakhir. Meski begitu ia masih merasa tidak adil. Pemuda itu menegakkan tubuh dan menatap sengit pada sosok Mai.
"Dengar ya, aku dan [Name]-Sensei itu bukan hanya murid dan guru saja, dia itu waliku." Semuanya terdiam setelah mendengar ucapan Yuuji.
"Lalu? Apa masalahnya? Memangnya kami minta diadopsi?" Nobara tiba-tiba memecah keheningan. "Dengarkan ini ikan mola-mola, kami semua tidak seberuntung kau dan Fushiguro." Mendengar namanya tiba-tiba disebut, membuat satu alis Megumi terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...