Dia datang lagi. Gadis cantik yang katanya teman ayah. Hari ini dia membawakan banyak mainan untukku. Semuanya terlihat mengkilap. "Terima kasih, Myoui-San," ucapku padanya. Kemudian dia akan tersenyum sembari menepuk kepalaku.
"Sama-sama, dimana Tuan Itadori?" Aku menunjuk ke arah kamar. Gadis itu memandang ke sana selama beberapa saat. Kemudian ia berjalan ke depan pintu kamar kakek. Mendengar suara kakek yang sedang batuk-batuk, raut wajahnya langsung terlihat cemas. Ia perlahan mengetuk pintu, dan tak lama kemudian kakek membukakan pintunya.
"Ah [Name], kau datang lagi? Bukankah akhir-akhir ini kau sibuk?"
"Aku selalu punya waktu untuk kalian. Aku rasa kondisi Paman sedang tidak baik."
"Aku baik-baik saja, orang tua sepertiku pasti akan sering sakit."
Wajah gadis itu terlihat makin tertekuk setelah mendengarnya. "Paman jangan berkata seperti itu, ayo, aku akan mengantar Paman ke rumah sakit."
"Eh tidak perlu, [Name]. Sudah kubilang aku baik-baik saja."
Kakek menolak ajakan gadis itu, tetapi akhirnya ia kalah berdebat dan gadis itu pun membawa kami ke rumah sakit. Bukan rumah sakit desa yang biasa kulihat, tetapi rumah sakit besar di ibukota.
Aku memandangi gadis itu yang tengah berbincang dengan seorang pria baya. Tak lama kemudian mereka menghampiri aku dan kakek yang sedang duduk di kursi tunggu. "Paman, ini ayahku, direktur rumah sakit ini, mulai sekarang dia akan bertanggung jawab atas kesehatan paman."
Kakek terlihat sangat terkejut saat mendengarnya. Aku sendiri merasa bingung. "Direktur itu apa?" Gadis itu dan ayahnya menoleh padaku.
"Direktur berarti dia bos di rumah sakit." Aku memandang tak percaya. Ternyata di rumah sakit juga memiliki bos. Itu kedengaran sangat keren.
"Yuuji, apa kau ingin jadi direktur rumah sakit juga?" Gadis itu bertanya kepadaku. Aku langsung menggeleng dengan cepat.
"Tidak, Myoui-San. Aku ingin jadi anak baik saja dan tidak menyusahkan kakek." Gadis itu tersenyum lagi dan menepuk pelan kepalaku.
"Kalau begitu jadilah anak baik dan biarkan kakek diperiksa oleh bos."
"Lalu bagaimana denganku?"
Gadis itu terdiam sejenak, lalu berkata," Bagaimana kalau kita membeli es krim?"
* * *
Aku tidak tahu berapa hari berlalu sejak kakek dibawa ke rumah sakit. Yang jelas sekarang sudah memasuki musim panas dan aku akan pergi ke sekolah dasar.
Sebelum itu, kakek menyuruhku untuk belajar beberapa mata pelajaran wajib di sekolah. Itu membosankan, terutama ilmu pengetahuan alam. Tetapi aku harus melakukannya jika ingin menjadi anak baik.
Itu adalah siang yang terik. Kakek menghukumku karena tidak bisa menghitung beberapa penjumlahan. Aku berdiri di depan pintu rumah dengan satu kaki dan kedua tangan memegang telinga. Saat itu kudengar pintu pagar dibuka. Wajah Myoui-San muncul dari sana. Sudah lama aku tak melihatnya.
Aku tersenyum lebar dan berniat menyambutnya. Kemudian aku sadar bahwa aku masih dihukum oleh kakek. Tanpa sadar aku pun menangis.
Myoui-San terkejut melihatku dan langsung berlari menghampiriku. Tangannya mengusap pipiku dan dia langsung menanyakan mengapa aku menangis. Aku menggeleng dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja.
"Paman menghukummu lagi ya?" Ia menebak dengan benar. Hebat sekali. Aku menatapnya dengan mata berlinang. "Ya ampun, apa lagi yang kau lakukan?"
"Aku... aku tidak nakal hari ini, hanya saja aku ...," Aku berhenti sejenak untuk menghirup sesuatu yang sejak tadi keluar dari hidungku. Kudengar Myoui-San tertawa. Ia kemudian menyeka hidungku dengan sapu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...