Suasana pagi yang tenang. [Name] melangkahkan kaki menaiki tangga itu hingga tiba di depan sebuah makam. Perempuan itu memandanginya cukup lama. Sorot matanya terlihat sendu. Ia meletakkan seikat bunga di atas makam itu kemudian berlutut di depannya.
"Hai, Paman. Lama tidak bertemu. Sepertinya aku pergi terlalu lama ya? Maaf, aku jadi tidak sempat mengucapkan selamat tinggal padamu. Kau pasti sudah bertemu Jin-Senpai di sana. Sampaikan salamku padanya ya." [Name] mengucapkannya sambil mengusap air matanya.
"Yuuji benar-benar kejam. Dia tidak mengabariku sama sekali. Dia bahkan pindah sekolah tanpa bilang-bilang. Apa aku terlalu keras padanya ya?" [Name] menghela napas panjang. Ia lalu menyatukan tangannya untuk berdoa.
"Aku akan sering mengunjungimu. Sampai jumpa lagi, Paman." Perempuan itu membungkuk sedikit sebelum berjalan pergi. Sesampainya di parkiran ia langsung masuk ke dalam mobilnya.
[Name] menyetir dengan kecepatan sedang. Lalu tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ia melirik layar kecil di sampingnya. Nama atasannya tertera di sana. Ia langsung menekan tombol untuk menjawabnya.
"Halo, Pak," sapa [Name] sembari membetulkan earphone-nya. Beberapa saat kemudian terdengar suara berat yang membalas sapaannya.
"Mengapa Anda menghubungiku?" tanya [Name] spontan.
"Kau dimana sekarang?"
"Aku di mobil, dalam perjalanan menuju sekolah. Kenapa Anda bertanya?"
Hening sejenak di seberang sana. [Name] pun hanya diam dan fokus menyetir.
"Aku ingin kau menyelidiki sesuatu."
Ekspresi [Name] berubah serius saat mendengarnya. Kakinya menekan pedal gas untuk menambah kecepatan mobilnya.
"Aku akan ke sana nanti malam."
* * *
Dering bel pertama terdengar ke seluruh penjuru sekolah. [Name] menggeser pintu kayu itu dan melangkah masuk ke dalam ruang kelas. Semua murid yang ada di dalam langsung memperbaiki posisi duduk mereka.
[Name] menatap mereka sebentar lalu mengangguk pelan. Mereka semua pun serentak berdiri untuk memberi salam.
Selama kurang lebih satu jam gadis itu mengajar. Bel pergantian pelajaran berbunyi nyaring. [Name] langsung mengakhiri kelasnya. Ia merapikan buku-bukunya lalu melangkah keluar.
Saat berjalan menuju kelas yang akan ia ajari berikutnya, gadis itu tidak sengaja berpapasan dengan guru lain. Guru yang paling ia hindari di sekolah ini.
"Oh, Myoui-Sensei! Lama tidak bertemu," sapanya riang. [Name] pun terpaksa tersenyum membalasnya.
"Takagi-Sensei, bagaimana kabarmu belakangan ini?" Ia bertanya hanya untuk basa-basi.
"Seperti yang kau lihat, aku sangat sehat dan kuat!" Takagi berucap sembari memamerkan lekukan otot di tubuhnya. [Name] jadi merasa mual melihatnya.
"Syukurlah ..., kalau begitu aku pergi dulu." Gadis itu dengan cepat berjalanan melewati Takagi.
"Eh, Myoui-Sensei tunggu sebentar. Aku ingin tanyakan sesuatu padamu." Ucapan guru itu tidak digubris oleh [Name]. Ia tetap lanjut berjalan menuju kelasnya berikutnya.
"Myoui-Sensei, bagaimana kabar Itadori?" Langkah [Name] terhenti seketika. Ia memutar tubuhnya kembali untuk menghampiri Takagi. Si guru kekar itu merinding saat [Name] menatap serius padanya.
"Apa yang kau katakan barusan?"
"Oh, aku bertanya tentang kabar Itadori. Sudah dua bulan ia pindah sejak insiden itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...