-26- I'm Sorry

745 76 8
                                    

Waktu menunjukkan dini hari. [Name] terbangun dalam keadaan berkeringat. Kepalanya terasa sakit dan telinganya berdengung. Sebisa mungkin ia berusaha untuk tetap tenang. Tidak ingin membangunkan pria yang tengah tertidur pulas di sampingnya. Perlahan ia melepas tangan pria itu yang melingkari pinggulnya.

[Name] membuka pintu taman belakang rumahnya. Kakinya melangkah pelan hingga tiba di pinggiran kolam renang. Perlahan ia duduk di sana dengan kaki yang dicelupkan ke dalam kolam. Itu adalah kebiasaannya saat sedang banyak pikiran.

Masalah yang ia hadapi begitu rumit. Seberapa keras usahanya mencari tahu, namun ia tak juga menemukan solusinya. [Name] sudah memasuki fase frustasi.

"Dari sekian banyak orang, kenapa harus Yuuji?" [Name] menghela napas berat. Entah mengapa kepalanya terasa semakin sakit saja. Karena tidak tahan dengan rasa nyerinya, [Name] buru-buru bangkit untuk mencari obat pereda nyeri.

Bukan main, [Name] langsung memasukkan empat tablet sekaligus ke dalam mulutnya. Ketika ingin mengambil air, tangannya tiba-tiba di cengkram oleh seseorang.

"Apa yang kau lakukan? Cepat muntahkan." Tangan kekar itu menangkup pipinya dan mengarahkan wajah [Name] ke wastafel. "Muntahkan, [Name]." Karena tidak tahan dengan rasa pahitnya, wanita itu langsung memuntahkan obat yang mulai melunak di dalam mulutnya.

Setelah itu, ia berbalik untuk mengambil air. Diteguknya cairan bening itu sampai tandas. Setelahnya satu tatapan kesal mengarah pada sosok yang tadi menginterupsi kegiatannya. "Kau ini apa-apaan? Bagaimana kalau aku tersedak?"

"Itu lebih baik daripada kau overdosis obat." Gojo membalas [Name] dengan tatapan sengitnya. [Name] yang melihatnya hanya tertegun.

"Maafkan aku, kepalaku sangat sakit tadi." Gojo menghela napas panjang. Telapak tangannya mengelus lembut pipi [Name]. Tak lupa satu kecupan ia hadiahkan pada dahi wanita itu.

"Jangan lakukan lagi. Kau tahu sendiri itu tidak akan membantu." [Name] mengangguk pelan. Ia menyimpan kembali botol obatnya dan mengajak Gojo kembali ke kamarnya. Tetapi pria itu menolak. Sebaliknya, ia mengajak kekasihnya itu untuk pergi dengannya.

[Name] yang tidak suka basa-basi langsung mengiyakan saja ajakan pria itu. Gojo kemudian meminta sang kekasih untuk memeluknya. [Name] menurut saja. Ia melingkarkan tangannya pada pundak Gojo, sementara satu tangan pria itu merangkul pinggang [Name].

"Kekuatanmu sedang tidak aktif, 'kan?"

[Name] menjawab dengan anggukan pelan. Tak lama kemudian ia dan pria itu tiba-tiba berpindah tempat. Namun bukan tempat yang wajar menjadi lokasi teleportasi. Rupanya Gojo membawanya melayang sekian meter di atas permukaan tanah.

[Name] tentu saja terkejut. Itu adalah pertama kalinya ia terbang di udara tanpa alat bermesin. Matanya melirik ke bawah. Pemandangan malam Kota Tokyo dari atas ternyata cukup indah. Lampu-lampu neon berkelap-kelip seperti bintang.

"Cantik sekali."

"Itu belum seberapa. Sekarang lihat ke sana." Gojo mengarahkan [Name] untuk menoleh ke belakang. Dan benar saja, apa yang kini ia lihat jauh lebih indah lagi.

Bulan purnama memancarkan cahaya perak, membuatnya nampak seperti permata yang menggantung di langit.

Melihat [Name] yang tersenyum kagum membuat Gojo pun ikut sumringah. "Kau menyukainya?" [Name] menoleh pada Gojo. Untuk beberapa saat ia hanya diam memandangi pria itu.

"[Name]?"

"Aku lebih menyukaimu."

Satu kalimat itu sukses membuat Gojo tersipu. Ia langsung menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah di bahu milik [Name]. "Kau ini, aku membawamu ke sini bukan untuk menggodaku," gumam Gojo sembari menetralkan detak jantungnya.

Reclaiming My Student || Gojo Satoru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang