[Name] memandangi chip di tangannya. Ia tidak tahu mengapa benda itu di berikan padanya. Orang yang memberikannya juga tidak menjelaskan apapun padanya. "Memangnya dia bisa disebut orang?" lirihnya sembari menyimpan benda itu di sakunya.
Ia keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam bangunan besar di hadapannya. Beberapa orang dengan pakaian khas kuil menyambut. Ia lalu dibawa ke suatu ruangan dimana para sepupunya sedang berkumpul.
[Name] memandangi mereka semua satu persatu. Mereka juga memandanginya dengan eskpresi tegang. Lama kelamaan sorot mata mereka mulai fokus pada udara kosong di belakang [Name].
"Aku tidak tahu apa yang sedang kalian lihat sekarang, jadi kuharap kalian bisa menjelaskannya padaku." Semuanya saling melirik. Terasa dengan jelas betapa gugupnya mereka semua.
[Name] mendekat dan ikut duduk di atas tatami, bergabung dengan yang lainnya. Ia menikmati sake yang disajikan di atas meja sembari menunggu salah satu dari mereka membuka suara.
"Ano ... apa kita hanya akan diam saja?" Suara itu datang dari seorang gadis di sudut ruangan. Dia memandangi [Name] dengan raut penasaran. Terutama pada sesuatu yang ada di belakang wanita itu.
"[Name] ... " Lirihan kecil itu membuat [Name] berpaling. Ia melipat tangan di dada, menunggu pria yang adalah kakak sepupunya itu untuk bicara. "Mungkin akan sulit dipercaya, tapi dengarkan baik-baik."
Pria itu mulai menjelaskan satu persatu mengenai apa yang [Name] pertanyakan selama ini. Yang pertama mengenai keluarga mereka.
Sebelum menjadi klan bangsawan, klan Myoui adalah salah satu dari empat pilar suci yang bertugas melindungi tanah Jepang. Tempat mereka adalah wilayah barat.
Di sana, mereka mendirikan kuil suci untuk menyembah langit. Bisa dibilang pusat keagamaan wilayah barat adalah tempat dimana klan Myoui berada. Keyakinan mereka terhadap dewa-dewa terlampau tinggi, sehingga suatu hari langit menurunkan amanah yang besar kepada mereka.
Kaisar pertama Jepang, keturunan sang matahari lahir di bumi. Klan Myoui dan juga ketiga pilar lainnya diminta melindunginya dan juga para keturunannya. Mereka semua lalu diangkat menjadi klan bangsawan yang akan menopang kekaisaran kelak.
Beberapa dekade berlalu. Klan Myoui pun berkembang. Selain melakukan penyembahan spiritual, mereka juga mulai mempelajari bidang militer. Tiga pilar lainnya juga mulai mempelajari hal lain yang dapat membantu jalannya kekaisaran.
"Kekaisaran menjadi unggul di setiap sektor, tetapi hal buruk terjadi setelahnya."
Keempat pilar suci mulai mendapat gangguan dari makhluk-makhluk jahat. Mereka lalu berdoa, meminta perlindungan. Karena mereka begitu setia pada langit, akhirnya diturunkan makhluk pelindung untuk menjaga mereka. Makhluk itu dikatakan sebagai jiwa leluhur mereka yang telah diberi mukjizat dewa.
"Dan keempat makhluk itu sekarang dikenal sebagai empat dewa mata angin."
[Name] menutup mulutnya lantaran menguap. Cerita itu tidak membuatnya tertarik sama sekali. Ia merasa itu seperti dongeng yang dibuat-buat. "Baiklah, karena kita adalah sektor militer kekaisaran, berarti kita dijaga oleh Genbu?" celetuknya.
Para sepupunya langsung menatapnya dengan tajam. "Bagaimana bisa jadi Genbu? Kita itu Byakko tahu! Byakko!" [Name] hanya mengangguk saja mendengarnya.
"Baiklah, tapi bukan itu yang ingin kudengar, sekarang katakan padaku, shinki itu apa?"
"Shinki adalah roh manusia yang menjadi pusaka suci dewa."
[Name] memiringkan kepalanya. "Pusaka suci dewa?" Semuanya mengangguk secara bersamaan. [Name] lalu meminta mereka untuk menjelaskannya lebih detail.
"Roh manusia yang tersesat di tepian jauh karena mati secara tidak wajar, dewa mengasihani mereka dan memberikan mereka hidup baru sebagai shinki."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...