Awal musim semi selalu membawa keceriaan. Udaranya yang segar membawa aroma bunga yang baru bermekaran. Bersantai di bawah pohon sakura adalah hal yang menyenangkan untuk dicoba.
Mata itu terpejam merasakan angin sepoi-sepoi menerpa kulitnya. Rasanya begitu damai. Jauh dari suara bising anak-anak sekolah yang bertengkar di ujung sana.
Rasa kantuk perlahan menghampiri. Tubuh itu pun sedikitnya mulai rileks. Seolah sudah siap untuk masuk ke ruang mimpi. Kesadarannya mulai menurun, namun langsung terusik lantaran seseorang tiba-tiba saja menarik kacamata yang ia gunakan.
Mata itu langsung terbuka. Memandang kesal pada sosok yang tengah tersenyum jahil di hadapannya.
"Kau menyebalkan! Mati saja sana." Umpatannya itu dibalas dengan kekehan pelan. Ia bangkit dan langsung merebut kacamata miliknya.
"Bukankah aku sudah bilang padamu untuk bicara yang sopan, Satoru?"
Pemuda yang dipanggil Satoru itu berdecih pelan. Ia mengusap bagian belakang rambutnya untuk menghilangkan kotoran yang mungkin masih menempel. Setelah itu ia memandang pada pemuda yang ada di sebelahnya.
"Sekarang jam berapa, Suguru?" Pemuda bernama Suguru itu memperlihatkan arloji miliknya pada Satoru. Ia melihatnya sebentar lalu mengangguk pelan.
"Sudah waktunya, ya. Dimana yang lain?"
"Mereka sudah di depan. Ayo kita susul mereka." Satoru sekali lagi mengangguk. Ia berdiri kemudian mengulurkan tangannya pada Suguru. Pemuda itu meraihnya dan ikut bangkit. Keduanya lalu berjalan bersama menuju tempat teman-teman mereka berada.
* * *
Suasana di tempat itu begitu ramai. Orang-orang berlalu lalang sembari membawa buket bunga di tangan mereka. Hadiah yang khas di hari kelulusan. Satoru bersama teman-temannya juga memilikinya. Mereka semua menunggu dengan sabar di depan gedung sekolah itu.
Tak lama kemudian orang yang mereka tunggu-tunggu muncul. Seorang wanita yang berpakaian seperti maid dan satunya lagi seorang anak perempuan yang tengah memeluk boneka teddy bear yang memakai toga.
Satoru dan teman-temannya melambai pada mereka. "Kuroi! Amanai! Di sini!" Pemuda itu berseru. Keduanya menoleh pada mereka dan tersenyum. Anak perempuan yang dipanggil Amanai tadi langsung berlari menghampirinya.
"Kalian tidak perlu repot-repot kemari," ucap gadis itu.
"Riko-chan, kami kan sudah berjanji. Tentu saja harus ditepati." Suguru membalas dengan suara lembut. Riko tersenyum mendengarnya.
"Ini untuk Riko-chan." Seorang gadis dengan rambut coklat menyerahkan buket bunga yang sejak tadi ia pegang. Riko dengan senang hati mengambilnya. Pipi gadis itu bersemu merah.
"Terima kasih, Shoko-san."
Shoko mengacungkan jempolnya pada gadis itu. Dua pemuda lain di belakang Shoko, maju ke depan untuk menyapa Riko. Satu berpenampilan emo dengan rambut blondenya dan satu lagi nampak seperti siswa SMA pada umumnya.
"Selamat atas kelulusanmu, Riko-chan."
"Selamat, Riko-chan."
Keduanya berucap hampir bersamaan. Riko tersenyum dan mengangguk pada mereka.
"Terima kasih, Haibara-kun, Nanami-san." Riko terlihat sangat senang. Ia berbincang dan saling bercanda dengan mereka semua, sampai satu orang menginterupsi mereka.
"Kita harus cepat. Nanti tempatnya penuh." Satoru berucap sembari menunjuk jam di layar ponselnya.
"Benar juga," timpal Suguru sembari menepuk tangannya. "Ayo cepat, kita tidak ingin kehabisan puding itu, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...