"Kau siapa, Nona manis?"
[Name] seketika merinding mendengar panggilan pria itu untuknya. Gadis itu melirik sekitar. Sangat sepi. Ia menimbang-nimbang apa harus membuat pria itu pingsan atau harus memukulnya lalu menangkapnya. Di tengah kebingungan itu, pria di hadapannya kembali bersuara.
"Jangan takut, aku bukan orang jahat." Pria itu mengatakannya sambil melambaikan tangan di depan dada. [Name] yang melihat itu tiba-tiba merasa kesal.
Apa pria ini gila?
"Tidak, aku tidak gila. Aku sangat normal."
[Name] berjengit. Bagaimana pria itu bisa membaca isi pikirannya? Sepertinya ia harus lebih waspada. [Name] perlahan melangkah mundur sambil memasang posisi siaga.
Pria itu menyadari kecurigaan [Name]. Ia tersenyum kecil kemudian kembali bertanya, "Aku bosan menanyakan ini terus, tapi kau siapa, Nona? Apa yang kau lakukan di depan sekolah kami?"
[Name] sedikit tersentak mendengarnya. Sekolah kami? Apa pria itu adalah orang dari SMK Jujutsu? Apa mungkin guru?
Tapi penampilannya terlalu aneh untuk disebut guru, pikir [Name].
"Apa kau orang di sekolah ini?" Pria itu tersenyum sumringah saat [Name] akhirnya membuka suara.
"Wah wah akhirnya kau bicara. Kupikir akan terus berhadapan dengan patung." Perempatan urat muncul di dahi gadis itu. Perkataan si pria benar-benar meningkatkan produksi hormon kortisol di otak [Name].
"Tuan, aku serius bertanya. Apa kau orang dari sekolah ini?" Pria itu terdiam memegang dagu. Terlihat seperti berpikir, tapi tidak juga. Selama beberapa saat dia seperti sambil menggumamkan sesuatu.
"Apa aku orang sekolah atau bukan? Hmm, apa aku benar orang dari sekolah ini?"
[Name] yang mendengar itu menjadi semakin kesal. Tidak ada gunanya lagi ia bersikap waspada. Sepertinya pria itu hanya orang aneh yang lewat.
"Sudahlah, kau membuang-buang waktuku." Gadis itu berucap, kemudian kembali menghadap pintu gerbang sekolah. Baru saja akan mengetuknya, tiba-tiba tangan si pria tadi menahannya.
"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"
"Aku akan lepas jika kau beritahu identitas dan alasanmu datang ke sekolah ini."
[Name] berusaha menarik tangannya, tapi cengkraman pria itu ternyata cukup kuat. Gadis itu pun terpaksa menggunakan sedikit tenaganya. Ia melayangkan satu tendangan pada pria itu, membuatnya tanpa sadar melepas tangan [Name] untuk menghindar.
Gadis itu tertegun melihatnya. "Kau bisa melihat arah seranganku?" Pria itu menyeringai kecil. [Name] menatap tak percaya. Padahal si pria menggunakan penutup mata.
"Kau cukup kasar untuk pertemuan pertama, Nona manis."
[Name] memutar mata. Mendengar panggilan itu untuk kedua kalinya membuatnya ingin menghantam wajah pria itu.
"Dengar, aku tidak tahu kau siapa dan apa hubunganmu dengan sekolah ini. Yang jelas apapun urusanku itu tidak ada hubungannya denganmu, jadi enyahlah dan jangan campuri urusanku."
[Name] meraih gagang pintu gerbang dan berniat untuk membukanya. Namun, sekali lagi si pria dengan penutup mata menahannya. Pada akhirnya emosi gadis itu meluap. Ia dan si pria pun terlibat pertengkaran kecil.
Gerakannya cepat sekali, siapa pria ini sebenarnya? Batin [Name].
Dia sangat cepat, padahal tidak terasa energi kutukan sedikit pun di tubuhnya, batin si pria.
Mereka berdua bertarung cukup sengit. [Name] terus melancarkan serangan sementara si pria terus menangkis dan menghindarinya. Karena tidak ingin berlama-lama di situasi ini, akhirnya [Name] memutuskan untuk berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...