Yuuji telah selesai merapikan baju-bajunya. Tempat yang akan ia kunjungi cukup jauh. Tepatnya di Hiroshima. Ia bersama Junpei dan juga Mai diberi tugas oleh [Name] untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di salah satu sekolah yang ada di sana.
Alasan lainnya adalah karena mereka harus melanjutkan sekolah. [Name] yang sangat disiplin itu pasti tidak tahan melihat anak-anak sekolah yang membolos. Sejak kecil, gurunya itu selalu berkoar padanya tentang betapa pentingnya pendidikan.
Yuuji mendengus kesal. Mengingat tentang [Name] membuat perasaannya sedih. Sejak wanita itu menjauhinya, Yuuji merasa begitu kehilangan figur seorang guru. Sebenarnya [Name] telah menjelaskan padanya dan semua orang mengenai alasan dirinya berlaku seperti itu.
Gurunya itu mengatakan bahwa ia bermimpi. Ia bermimpi tentang insiden yang terjadi di Shibuya. Setelah kekacauan hari itu, negara mereka menjadi sangat kacau. Orang-orang terjebak dalam suatu permainan yang aneh. Dari sana, mulai terjadi banyak hal.
Sukuna berpindah ke tubuh Megumi. Lalu Tsumiki-- kakak dari Megumi-- tubuhnya pun diambil alih. Mereka berdua bertarung dan Tsumiki terbunuh di tangan Sukuna. Setelahnya segel Gojo Satoru dibuka. Pertarungan antara dirinya dan Sukuna pun terjadi. Lalu akhir dari itu semua adalah kematian seorang Gojo Satoru.
Yuuji tidak pernah membayangkan hal itu terjadi. Dan seandainya benar-benar terjadi, mungkin dunia akan hancur oleh Sukuna. Yuuji paham betul bahwa hal itu harus dihindari. Karena itu [Name] memintanya untuk menjauhi Megumi sementara waktu.
"Tapi, memangnya dia harus melakukan itu padaku juga? Aku kan tidak salah. Sukuna yang salah!" Mendengar dirinya dimaki, mulut Sukuna seketika muncul dari garis di bawah mata Yuuji.
"Aku bahkan tidak melakukannya. Kenapa kau menyalahkanku?"
Alis Yuuji menukik. Ia menatap cermin untuk melihat sosok Sukuna. "Kau bukannya tidak melakukannya, tapi belum melakukannya. Aku sudah tahu kau punya niat buruk pada Fushiguro."
Sukuna sedikit menggeram. Tak lama kemudian ia menghilang. Yuuji yang melihat itu mendecih pelan. Lebih baik ia lanjut mengepak barang-barangnya.
Ketika membereskan mejanya, ia tak sengaja menyenggol sebuah bingkai foto. Benda itu jatuh ke lantai dan kacanya pecah. Suara bisingnya mengundang kehadiran Junpei di kamar Yuuji.
"Yuuji, kau baik-baik saja?"
Yuuji menoleh dan tersenyum. "Aku baik-baik saja kok. Tapi ...," Tatapan Yuuji menyendu saat matanya kembali terpaku pada bingkai foto itu. Junpei mendekat dan langsung membantunya untuk membersihkan pecahan kaca yang berserakan.
Mata Junpei melirik ke arah selembar foto yang dipegang oleh Yuuji. Di foto itu terlihat Yuuji kecil yang tengah tersenyum lebar sembari menggandeng seorang wanita yang mengenakan seragam militer.
"Apa itu kau dan Sensei?"
Yuuji mengangguk pelan. "Iya, ini adalah hari dimana aku memberikan pidato di acara tahunan sekolah."
.
.
.
.
.
.
.Saat itu usiaku sepuluh tahun, kelas empat SD. Aku diminta untuk membacakan pidato yang kubuat untuk acara tahunan sekolah. Selain aku, anak-anak lainnya pun akan diminta menampilkan sesuatu.
Aku menunggu giliranku di belakang panggung. Dapat kudengar suara pemandu acara yang sangat ramah memuji teman-temanku. Lalu setelahnya aku mendengar ucapan yang sedikit membuatku sedih.
Aku mengintip sedikit dibalik tirai. Memperhatikan kursi penonton. Ada satu kursi yang kosong. Kakek seharusnya ada di sana. Tetapi dua hari yang lalu kesehatannya memburuk dan harus masuk ke rumah sakit. Jadi, ia tidak bisa datang dan menonton pidatoku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfic[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...