Suasana kelas cukup suram hari ini. [Name] duduk di kursinya, merapikan lembar jawaban yang dikumpulkan oleh para murid. "Hasilnya akan diumumkan besok, terima kasih atas kerja sama kalian selama ini." Ucapan perpisahan itu membuat seisi kelas murung.
"Kenapa cepat sekali? Sensei tidak mau mengajar kami lebih lama lagi?" Keluhan itu datang dari Mai. [Name] tersenyum kemudian bangkit dari kursinya.
"Bukannya tidak mau, aku hanya mengikuti prosedur yang berlaku, lagipula aku bukan guru sungguhan." Ucapan [Name] tidak membuat perasaan mereka membaik.
"Padahal aku menyukainya, belajar di kelas seperti orang lain." [Name] melirik gadis berambut pirang di sudut ruangan. Pandangannya menyendu. Walau mereka semua diam, tapi ia dapat merasakan betapa inginnya mereka semua hidup normal.
Mai mendekat pada [Name] dan memeluk lengannya. "Sensei, jangan pergi." Tak mau kalah, Nobara ikut maju memeluk tangannya yang lain.
"Iya, Sensei tetap bersama kami saja, sekolah ini masih buka lowongan kok." Kedua gadis itu memeluknya semakin erat. [Name] mendengus pelan kemudian tersenyum.
"Bukankah sudah kubilang aku ini bukan guru?" Keduanya langsung memasang ekspresi kecewa. Untuk menghibur mereka, [Name] memutuskan untuk tinggal sebentar di kelas. Ia duduk di tengah-tengah kelas dan mendengarkan keluh kesah semuanya.
"Aku selalu terlambat menonton idol favoritku karena diberi misi yang sulit." [Name] terkekeh mendengarnya. Yang satu ini memang anak yang unik. Ia selalu terobsesi dengan idola wanita. Karena itu [Name] sudah menyiapkan hadiah untuknya.
[Name] mengeluarkan ponselnya, kemudian mengirimkan sebuah file pada ponsel pemuda itu. Ia lalu meminta Todou membukanya. Wajah pemuda itu terlihat sangat syok ketika menonton video yang berisi sapaan untuknya dari suatu grup idola.
[Name] masih memegang ponselnya, ia menghubungi sebuah nomor yang membuat Todou lagi-lagi terkejut. "Mina, tolong ucapkan salam, muridku ada di sini."
"Murid yang itu ya? Baiklah, selamat siang Todou-kun, aku Mina dari Twice." Roh pemuda itu hampir meninggalkan tubuhnya dalam keadaan bahagia. [Name] sendiri merasa terhibur karenanya. Sementara itu murid lain nampak tertekan melihat pemuda itu.
"Mulai sekarang, idola kesayanganku adalah adik dari Myoui-Sensei."
[Name] menggeleng pelan. Sekarang dirinya beralih pada Nobara yang sejak tadi memasang wajah cemberut. Wanita itu tersenyum padanya dan menanyakan hal yang ingin ia sampaikan. "Apa sensei tahu? Itadori punya banyak jaket mahal, tapi dia tidak ingin berikan satu pun padaku, dia pelit sekali 'kan? Tolong marahi dia."
Yuuji yang namanya disebut merasa tidak terima. Ia dan Nobara langsung terlibat adu mulut. "Sudah kubilang itu hanya jaket biasa."
"Hei kau tidak baca brand barangmu itu ya? Itu ****** tahu! Dan kau bahkan punya selemari, apa salahnya aku minta satu?"
[Name] menghela napas panjang. Aneh sekali melihat mereka bertengkar hanya karena jaket. Tetapi mengingat kepribadian keduanya, itu mungkin tidak terlalu aneh. [Name] pun berusaha melerai keduanya yang sepertinya akan adu tonjok.
"Itu hanya barang biasa, tapi tidak akan kuberikan karena [Name]-Sensei yang membelikannya." Yuuji menegaskan penolakannya sekali lagi. Nobara berdecih pelan. Lalu matanya tiba-tiba membulat menyadari kalimat terakhir yang Yuuji ucapkan. Ia lalu menoleh pada [Name] dengan raut sedih.
Untuk beberapa saat [Name] hanya memandanginya. "Ah, apa kau suka brand itu? Mau kubelikan satu?" Mata Nobara langsung berbinar. [Name] gemas sendiri melihatnya. "Mau pergi sekarang?"
"Iya! Ayo kita pergi!" Nobara begitu bersemangat menarik lengan [Name]. Tetapi saat tiba di pintu depan, Yuuji tiba-tiba menghalangi.
"[Name]-Sensei harus menjenguk Gojo-Sensei bersamaku!" Ucapan Yuuji membuat [Name] tertegun. Ia hampir lupa kalau beberapa hari yang lalu Gojo sempat sakit. Ia bahkan belum mengunjinginya sejak saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...