Sudah dua hari [Name] berusaha mendatangi kediaman Junpei. Tetapi pemuda itu tak pernah ada di sana. Si guru mulai merasa khawatir karena Junpei juga tidak datang ke sekolah.
Ini sudah hari ketiga. [Name] memutuskan akan mendatangi Junpei lagi setelah pulang sekolah. Sekarang gadis itu sedang bersiap untuk mengajar di kelasnya.
[Name] mengambil sebatang kapur dan mulai menulis di papan tulis. Para murid di belakangnya pun ikut menyalin tulisan si guru. Hampir dua jam [Name] menghabiskan waktu di ruangan itu. Bunyi bel membuatnya menghentikan segala aktivitas dan beranjak keluar dari ruang kelas.
Karena jam mengajarnya sudah habis, gadis itu pun memutuskan untuk beristirahat sebentar di kantin sekolah. Ia membeli sekaleng soda dari vending machine dan meminumnya sembari duduk santai. Atau itulah yang terlihat oleh beberapa orang yang ada di sana.
Nyatanya [Name] sedang memikirkan banyak hal sekarang. Ada begitu banyak kejadian aneh semenjak ia pulang dari dinasnya terakhir kali.
Mulai dari Yuuji yang tiba-tiba pindah sekolah, pengakuan Sasaki dan Iguchi tentang monster kutukan, dan kematian yang janggal dari tiga murid SMA Satozakura. Belum lagi masalah yang ia temui saat berkunjung ke SMK Jujutsu tempo lalu.
"Dasar pria aneh." Entah mengapa sosok pria dengan penutup kepala itu selalu terngiang-ngiang di kepala [Name]. Ia merasa pria itu sangat mencurigakan. Jika dia memang berasal dari SMK Jujutsu, apa mungkin Yuuji mengenalnya?
"Sial! Apa aku harus bertemu dengannya lagi? Argh menyebalkan!" gerutunya. Ia meremas kaleng soda kosong di tangannya kemudian melemparnya ke tong sampah. [Name] kemudian bangkit dan bergegas menuju tempat tujuannya.
Rumah Yoshino Junpei.
* * *
Sekali lagi [Name] berdiri di depan rumah itu. Sejak tadi ia sudah berkali-kali memencet bel, namun tak seorang pun keluar menyambutnya. Itu adalah hal yang aneh, pikir [Name].
"Apa anak itu pindah rumah?" gumamnya pelan. Gadis itu mengeluarkan ponsel dan berusaha untuk menghubungi Junpei. Hasilnya sama saja. Tidak ada yang mengangkatnya.
[Name] mendesah frustasi. Apa lagi yang bisa ia lakukan sekarang? Gadis itu memutar tubuh, berniat pergi. Saat itulah ia berpapasan dengan salah satu guru SMA Satozakura.
"Sotomura-Sensei?" Sotomura tersentak melihat [Name] yang berdiri di hadapannya.
"Myoui-Sensei? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau di sini?" [Name] menatap pria paruh baya itu dengan tatapan tak suka.
"Itu, aku ingin mencari tahu tentang Yoshino. Sudah berhari-hari anak itu membolos. Aku dapat perintah dari Kepala Sekolah untuk memeriksanya." [Name] memandangi pria itu sebentar. Sepertinya guru itu tidak berbohong. [Name] pun mengangguk kemudian segera pamit dari sana.
Gadis itu merasa tidak ada lagi yang bisa ia lakukan di sana. Ia berjalan menyusuri gang dan keluar di persimpangan jalan. Langkahnya terhenti lantaran ponselnya yang berdering. [Name] meraih benda persegi panjang di sakunya untuk melihat identitas si penelpon. Gadis itu berjengit saat melihat nama atasannya tertera di layar. Ia pun buru-buru mengangkatnya.
"Ada apa, Pak?" tanya [Name]. Sedetik kemudian terdengar suara bariton yang mulai menyerangnya dengan berbagai macam pertanyaan. Gadis itu sampai pusing harus menjawab yang mana dulu.
"Tenanglah, Pak. Aku sudah kumpulkan semuanya, sudah kukirim pagi tadi dengan jasa pos. Mungkin sebentar lagi akan tiba."
[Name] melanjutkan langkahnya sembari berbicara kepada penelpon di seberang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reclaiming My Student || Gojo Satoru
Fanfiction[COMPLETE] Aku bersumpah akan mengutuk Kepala Sekolah itu. Setelah mengirimku dinas ke tempat antah berantah, berani sekali ia menyetujui kepindahan muridku ke sekolah lain. Apalagi di catatan tidak tertera bahwa dia telah melakukan pelanggaran. "M...